Wednesday, October 1, 2025
More
    Home Blog Page 92

    Kisruh ORARI Belum Tuntas, Hingga Ada Vonis Inkracht dari Lembaga Peradilan Tertinggi

    Kisruh ORARI Belum Tuntas, Hingga Ada Vonis Inkracht Dari Lembaga Peradilan Tertinggi

    MajalahDUTA.Com, Jakarta- Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) yang didirikan sejak tahun 1968 merupakan organisasi hobi yang bersifat mandiri dan non-politik, dan memiliki semangat persahabatan dan persaudaraan yang tinggi, serta selalu siap sedia memberikan dukungan komunikasi sebagai cadangan nasional di bidang komunikasi radio.

    Namun sayangnya, karena ambisi dan masuknya kepentingan politik, pada MUNAS XI ORARI yang diselanggarakan tanggal 26-28 November 2021, dimana telah terjadi pemaksaan kehendak yang berakibat pada timbulnya kericuhan pada MUNAS, sehingga mengakibatkan kegagalan MUNAS XI ORARI karena pada tanggal 27 November 2021 MUNAS dihentikan aparat Kepolisian. Adapun kelompok yang hendak memaksakan kehendak tersebut kembali berulah dengan mengadakan MUNAS Lanjutan pada tanggal 11-12 Desember 2021 di Bengkulu, yang pelaksanaanya melanggar AD/ART ORARI, sehingga berakibat munculnya gugatan TUN melawan Kemenkominfo dan juga terhadap kemenkumham, serta gugatan perbuatan melawan hukum di Pengadilan Negeri Denpasar, mengenai legitimasi keabasahan keberlangsungan MUNAS Lanjutan di Bengkulu, yang saat ini baik gugatan TUN maupun gugatan Perbuatan Melawan Hukum tersebut sedang dalam proses banding. Selain gugatan tersebut, juga dilakukan Gugatan TUN melawan Dirjen SDPPI yang sedang menunggu agenda Putusan, demikian disampaikan Febry Arisandi, SH dari Sandiva Legal Network kepada awak media yang menghubunginya, Senin, 17/10/2022 di Jakarta.

    Baca juga: Di Muslok IV ORARI Lokal Kota Adm Jakarta Barat, Secara Aklamasi Johanes Susanto YB0FVV Terpilih Sebagai Ketua ORLOK Jakbar

    “Pada prinsipnya kami akan mendampingi Klien sesuai koridor hukum yang berlaku di Indonesia, untuk menyelesaikan permasalahan ini sampai dengan tercapainya inkracht, atau keputusan yang berkekuatan hukum tetap” ungkap Febry Arisandi, SH dari Sandiva Legal Network.

    Menurut Febry, selama proses persidangan baik pada gugatan TUN terhadap Perkara No. 22/G/2022/PTUN-JKT maupun Gugatan TUN atas Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor AHU-0000173.AH.01.08 Tahun 2022, serta gugatan Perbuatan Melawan Hukum ke Pengadilan Negeri Denpasar dengan register Perkara Nomor 47/Pdt.G/2022/PN.Dpn, pihaknya senantiasa bekerja keras untuk menyampaikan fakta hukum beserta bukti serta saksi yang mendasarkan pada ketentuan yang terdapat pada AD/ART ORARI dan juga UU Ormas, serta Permenkumham Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Permenkumham Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum Dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perkumpulan, sebagai dasar keluarnya penerbitan SK Menkumham tersebut, dengan harapan Majelis Hakim yang menangani perkara tersebut dapat mengabulkan gugatan kliennya. Namun ternyata, Majelis Hakim mengeluarkan keputusan yang di luar dugaan menolak gugatan tersebut, sehingga perjuangan untuk meraih keadilan guna mengembalikan marwah organisasi ORARI berlanjut dengan mengajukan memori banding terhadap keputusan Majelis Hakim tersebut.

    “Ya, masih panjang langkah perjuangan ini, yakni masih ada proses Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali sampai dengan keputusan inkracht dari Mahkamah Agung. Jika keputusan sudah Inkracht, maka tentunya perjuangan kami untuk menegakkan hukum dalam permasalahan sengketa di ORARI sudah selesai” tukas Febry Arisandi, SH dari Sandiva Legal Network.

    Baca juga: Komisi I DPR RI Di Desak JARUM NTT, Bentuk Segera Pansus Kebocoran Data

    Sementara itu, Febry juga mengingatkan bahwa sebelum adanya Putusan yang berkekuatan hukum tetap, demi melindungi hak-hak seluruh anggota ORARI seharusnya Menkominfo dan Dirjen SDPPI memberhentikan semua aktifitasnya dan tidak membuat kebijakan yang berat sebelah atau berpihak pada Pengurus ORARI hasil MUNAS Lanjutan, yang memperkeruh suasana dan menimbulkan persoalan baru yang menghambat penyelesaian sengketa, serta memperuncing kondisi yang bisa berdampak pada timbulnya konflik di tingkat akar rumput antara anggota ORARI, serta mengganggu aktivitas pelayanan keanggotaan maupun aktivitas pelayanan masyarakat yang membutuhkan dukungan komunikasi dari anggota ORARI, khususnya yang ada di daerah.

    “Mari kita sama-sama menghormati proses upaya hukum yang sedang berlangsung dalam penyelesaian permasalahan sengketa hukum di tubuh keluarga besar ORARI; Jangan ada intervensi hukum, dan jangan ada pula intervensi kekuasaan yang mengotori proses peradilan di negara hukum yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Mari bersama-sama kita jaga marwah hukum sesuai khitahnya yang mengayomi kehidupan masyarakat” pungkas Febry Arisandi, SH dari Sandiva Legal Network.

    Doa Rosario: Peristiwa Gembira (Hari Senin & Sabtu)

    Doa Rosario- Senin dan Sabtu

    MajalahDUTA.Com, Doa- Doa Rosario: Peristiwa Gembira (Hari Senin & Sabtu)…

    1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel.

    Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau; jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus LUK 1 :28b,30b-31.”

    Bapa, jika Engkau bersabda maka semuanya terjadi. Bersabdalah, ya Bapa, aku ini hambamu,terjadilah padaku menurut kehendakMu.  Ujud Doa…………………

    1. Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya.

    Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Luk 1:42-43”.

    Bapa, hatiku memuliakan Dikau dan jiwaku bersorak-sorai karena Engkau Allah penuh kasih. Engkau menciptakan dan memelihara kami, anak-anak-Mu. Ujud doa…………………………

    1. Yesus dilahirkan di Betlehem.

    Maria”melahirkan seorang anak laki-laki….., lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” (Luk 2 : 7).

    Bapa, kami bersyukur karena Engkau telah merelakan PuteraMu menjadi manusia demi menebus dan mengampuni dosa-dosa kami jadikanlah kami layak menjadi anak-anakMu. Ujud doa…………………

    1. Yesus dipersembahkan di Bait Allah.

    Simeon berkata kepada Maria,” Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.Kelak suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.” (Luk2 : 34-35).

    Bapa, kami mempersembahkan segenap diri kami kepadaMu. Terimalah kami sebagai persembahan yang layak, demi jasa Putera-Mu,Juruselamat kami. Ujud doa……………….

    1. Yesus Ditemukan di Bait Allah.

    ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam Rumah Bapa-Ku? Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.”(Luk2 :49-50).

    Bapa,Putera-Mu sepenuhnya hidup demi kemuliaan-Mu dan keselamatan kami.Bentuklah kami menjadi serupa dengan PuteraMu. Ujud Doa……………..

    In Lumine Tou, Videmus Lumen

    (Dalam Terang-Mu, Kami melihat Cahaya)

    Bertindak dengan KASIH

    Foto Jamnas Sekami 2018- Dokumen KOMSOS

    MajalahDUTA.Com, KASIH- “Kasih itu membangun, “ ungkapan Santo Paulus ini sederhana, namun mendalam. Saking dalamnya, kata kasih itu cukup digambarkan dengan kata-kata lagi. Kasih teruji dalam sebuah yang dihasilkan dan selalu membawa kebaikan bagi semua. Kata kuncinya adalah kebaikan untuk semua makhluk ciptaan terlebih sesama manusia yang berbudi luhur.

    Sebagaimana Yesus datang membawa pembaharuan dan kesempurnaan hukum yang kasih. Ajaran kasih sungguh sangat menantang dan menggugah kemampuan penghayatan praktik kesalehan yang sudah dianggap lazim.

    Baca juga: DOA ROSARIO: Peristiwa Mulia (Hari Rabu dan Minggu)

    Orang bijak berkata, “Berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik pada kita (berbuat baik) sebelum orang lain berbuat baik kepada kita (baik hati) berbuat baik terhadap orang yang telah berbuat jahat kepada kita (murah hati).

    Bagi Yesus tidak cukup hidup dalam level balas budi dan baik hati tetapi kita diajak untuk sampai pada kesempurnaan kasih yang murah hati.

    Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati. Kasih senantiasa memberikan mata yang menembus batas apapun, seperti dikatakan oleh Paus Fransiskus “Mereka yang mengasihi menggunakan imajinasi untuk menemukan solusi manakala yang lain hanya melihat sebagai masalah.

    Baca juga: TUBUH DAN DARAH KRISTUS – St. Agustinus

    Mereka yang membantu orang lain sesuai dengan kebutuhan mereka dan dengan kreativitas bukan dengan ide yang sudah terbentuk sebelumnya atau konsepsi umum”.

    Begitu juga dalam setiap kesempatan homili Uskup Agustinus dimanapun dan apapun kotbahnya, kata kasih selalu menjadi kunci utama baginya untuk menyatukan semua saudara imam maupun umat. Kata Kasih bagi Uksup Agustinus adalah kunci untuk mengakses persaudaraan kepada semua makhluk ciptaan.

    ———————

    ℎ , ℎ ℎ ℎ ℎ . . ( I.H.S )

    TUBUH DAN DARAH KRISTUS – St. Agustinus

    Ilustrasi: Tubuh dan Darah Kristus

    MajalahDUTA.Com, Spritualitas- “Karena itu, jangan menganggap roti dan anggur hanya dari penampilan luarnya saja, sebab roti dan anggur itu, sesuai dengan yang dikatakan oleh Tuhan kita, adalah Tubuh dan Darah Kristus.

    Meskipun panca indera kita mengatakan hal yang berbeda; biarlah imanmu meneguhkan engkau. Jangan menilai hal ini dari perasaan, tetapi dengan keyakinan iman, jangan ragu bahwa engkau telah dianggap layak untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.”

    St. Agustinus…

    DOA ROSARIO: Peristiwa Mulia (Hari Rabu dan Minggu)

    Doa Rosario

    MajalahDUTA.Com, Doa– DOA ROSARIO: Peristiwa Mulia (Hari Rabu dan Minggu)

    1. Yesus bangkit dari kematian

    ”Malaikat itu berkata, janganlah kamu takut ; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada disini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakannya.” (Mat 28 : 5-6)

    Bapa, mampukanlah kami melanjutkan misi Putra-Mu yaitu memberitakan Injil kepada semua orang agar kerajaan-Mu menjadi nyata di bumi ini. Ujud Doa…………

    2. Yesus naik ke surga

    ”Sesudah Ia mengatakan demikian, Ia diangkat ke surga disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Hai orang Galilea, mengapa kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang diangkat ke surga meninggalkan kamu, akan kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke surga.” (Kis 1 : 9-11).

    Bapa, Engkau tumpuan hidup dan harapan kami. Tanamkanlah dalam diri kami keyakinan bahwa Engkau menyertai kami selalu hingga akhir zaman. Ujud Doa……………..

    3. Roh Kudus turun atas para Rasul

    ”Tiba-tiba terdengarlah bunyi dari langit seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk…..lalu mereka semua dipenuhi Roh Kudus, dan mulai berbicara dalam bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan.” (Kis 2 : 2,4)

    Bapa, semoga Roh Kudus-Mu membimbing hidup kami dalam kasih dan kebenaran-Mu, serta menjadikan kami layak dihadapan-Mu. Ujud Doa……………….

    4. Maria diangkat ke Surga

    ”Jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa dengan perantaraan Yesus, Allah akan mengumpulkan bersama-sama dengan Dia, mereka yang telah meninggal. Sesudah itu kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (1Tes 4 : 14,17)
    Bapa, berilah kami iman yang hidup, dan jadikanlah kami saksi-Mu di hadapan sesama kami. Ujud Doa………………

    5. Maria dimahkotai di surga

    ”Tampaklah suatu tanda besar di langit; seorang perempuan berselubungan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.” (Why 12 : 1)

    Bapa, satu-satunya sumber kasih sejati, kobarkanlah dalam diri kami semangat kasih-Mu kepada Bunda putera-Mu sebab kami memandangnya sebagai teladan pengikut Yesus. Ujud Doa………………..

    Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin…

    In Lumine Tou, Videmus Lumen (Dalam Terang-Mu, Kami melihat Cahaya)

    Misi rahasia Gereja: Diplomasi Vatikan

    Victor Gaetan | Rowman & Littlefield Publishers

    MajalahDUTA.Com, Pendidikan- Buku baru (Judul Asli: The Church’s secret mission: Vatican diplomacy) oleh Victor Gaetan memberikan gambaran tentang minat Tahta Suci dalam hubungan internasional, tantangan dan prospek saat ini. Tulisan ini diulas oleh John Burger – diterbitkan pada 07/15/21 di Aleteia.

    Inti dari diplomasi Kristen adalah rekonsiliasi antara orang-orang, terutama mereka yang memiliki tradisi atau sejarah yang berbeda,” kata Victor Gaetan, penulis buku baru tentang diplomasi Vatikan.

    Diplomat Tuhan: Paus Fransiskus, Diplomasi Vatikan, dan Armagedon Amerika, diterbitkan oleh Rowman & Littlefield, adalah gambaran umum tentang penekanan tak terduga Paus Fransiskus pada hubungan internasional. Menyediakan primer tentang sejarah panjang diplomasi Gereja, Gaetan menunjukkan bagaimana dan mengapa itu bekerja, dan menawarkan kontras dengan keputusan internasional AS baru-baru ini.

    Gaetan, penduduk asli Rumania, adalah koresponden lama untuk majalah dan jurnal seperti National Catholic Register, Foreign Affairs, dan majalah Amerika. Dia memiliki gelar PhD dari Universitas Tufts dalam ideologi dalam sastra.

    Baca juga: “Negara Dunia”: Diplomat Vatikan terlibat dalam isu-isu global dengan Paus

    Dia berbagi beberapa wawasan dengan Aleteia tentang pentingnya Gereja menempatkan pada diplomasi dan beberapa keberhasilan baru-baru ini dan prospek masa depan untuk misi di bawah Paus Fransiskus.

    Kebanyakan orang, saya bayangkan, ketika mereka mendengar Anda berbicara tentang Gereja Katolik, berpikir tentang paus, uskup, imam, ritual, dll. Saya tidak berpikir diplomasi adalah hal pertama yang muncul di benak kebanyakan orang.

    Kapan Gereja masuk ke “bisnis” ini?

    Ingat apa yang terjadi pada Pentakosta? Orang-orang yang berkumpul di Yerusalem dari negeri asing tiba-tiba dapat memahami para murid, meskipun ada kendala bahasa. Inti dari diplomasi Kristen adalah rekonsiliasi antara orang-orang, terutama mereka yang memiliki tradisi atau sejarah yang berbeda. Itu dimasukkan ke dalam Injil: Kristus mengutus para rasul untuk “menjadikan semua bangsa murid-Ku” (Mat. 28:18-20).

    Belakangan, Gereja Katolik melembagakan diplomasi karena kebutuhan. Pada tahun 325, Paus Sylvester mengirim tiga utusan, termasuk seorang uskup, untuk mewakilinya di Konsili Nicea, yang diselenggarakan oleh Kaisar Konstantinus.

    Maju cepat ke Susunan Kristen abad pertengahan, ketika mediasi kepausan dipanggil untuk menyelesaikan sejumlah besar ketidaksepakatan politik dan pertanyaan teritorial di seluruh Eropa. Roma mengerahkan berbagai pemecah masalah ulama, semua berdiri untuk paus. Sistem perwakilan diplomatik itu menjadi dasar bagi diplomasi antar negara modern — hingga hari ini.

    Dengan cara apa diplomasi ini dilakukan?

    Terutama melalui nuncios — Vatikan untuk duta besar. Mereka adalah perwakilan pribadi paus untuk pemerintah asing atau kelompok multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Nunsius juga memainkan peran kunci dalam membantu Vatikan memilih uskup. Takhta Suci memiliki hubungan bilateral dengan 183 negara. Dua yang baru ditambahkan di bawah Francis adalah Mauritania dan Myanmar.

    Nunsius mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi di setiap negara — politik dan kehidupan Gereja — melaporkan kepada paus melalui Sekretariat Negara Vatikan. Seorang nuncio (dari kata Latin untuk “utusan”) dapat mengandalkan “kecerdasan” lateral dari uskup, imam, religius, dan kolaborator awam. Dalam diplomasinya, Gereja Katolik tidak seperti hierarki yang kaku, lebih seperti jaringan yang gesit.

    Baca juga: Uskup Agustinus: “Ikut Yesus” karena Yesus adalah Gembala Utama- Part 2

    Apa kelebihan dan kekurangan diplomasi kepausan dibandingkan dengan negara-negara sekuler?

    Kerahasiaan adalah keuntungan luar biasa dalam diplomasi. Para diplomat Tahta Suci bersumpah untuk tidak pernah mengungkapkan apa yang mereka ketahui. Dan karena Kota Vatikan bukanlah negara demokrasi, tidak ada warga yang berteriak-teriak untuk mengetahui apa yang terjadi di balik layar. Para diplomat sekuler memberi tahu saya bahwa para nunsius adalah salah satu rekan mereka yang paling bijaksana, membuat mereka sangat dapat dipercaya.

    Tetapi korps diplomatik Vatikan sangat kecil dibandingkan dengan kekuatan dunia lainnya. Sebuah kedutaan besar Vatikan (disebut nunsiatur) mungkin memiliki hingga lima imam, seperti di Washington, DC, tetapi kebanyakan hanya memiliki dua: seorang nunsius dan sekretarisnya. Bandingkan dengan kedutaan AS atau Inggris di ibu kota seperti Paris: Anda akan menemukan ratusan staf dan lusinan diplomat senior di sana.

    Apa yang dapat dicapai oleh diplomasi kepausan sehingga upaya-upaya diplomatik negara-bangsa tidak mungkin berhasil? Adakah contoh yang muncul di pikiran?

    Karena Takhta Suci memiliki sedikit kepentingan material — hanya wilayah kecil dan tidak ada ekonomi riil — maka Takhta Suci bebas untuk melihat kebenaran situasi temporal. Ketika seorang paus sangat dihormati, seperti Paus Fransiskus, diplomat sekuler terkadang tunduk pada otoritas moralnya, pada dasarnya, masalah politik.

    Ketika Kuba dan Amerika Serikat menemui jalan buntu dalam merundingkan cara baru untuk berhubungan satu sama lain, misalnya, Fransiskuslah yang membuat kedua negara sepakat. Negosiasi terakhir dilakukan di Istana Apostolik pada tahun 2014. Ketidakpercayaan yang mendalam mencegah para antagonis lama untuk mencapai ya, sehingga Vatikan masuk sebagai kekuatan yang lebih tinggi dengan wewenang untuk meminta pertanggungjawaban masing-masing pihak.

    Demikian pula, Paus Yohanes Paulus II dan tim diplomatiknya mencegah perang antara Argentina dan Chili di Selat Beagle pada tahun 1978. Butuh tujuh tahun untuk menuntaskan sebuah perjanjian, yang ditandatangani oleh kedua negara di Roma, tetapi pengaturan itu telah berlangsung hingga hari ini.

    Apakah diplomasi Tahta Suci mengambil kehidupan baru di bawah Paus Fransiskus?

    Antara tahun 1914 dan 1978, setiap paus keluar dari dinas diplomatik Vatikan, yang secara mendalam membentuk Gereja modern. Tetapi Francis datang tanpa pengalaman seperti itu, jadi tidak ada alasan untuk berharap dia akan unggul. Kardinal Jorge Bergoglio tidak suka bepergian sebagai uskup agung karena dia tidak suka jauh dari mi esposa (istri saya), begitu dia menyebut keuskupannya.

    Tapi Francis terbukti memiliki bakat untuk membina hubungan internasional. Pengalamannya mengelola ordo keagamaan di bawah kediktatoran yang brutal; kecenderungan mistisnya, prinsip-prinsip idealis yang tajam sambil bersikeras pada aktualisasi konkret; kemerdekaannya sebagai orang dari Selatan Global, bebas dari pola pikir Perang Dingin; dan orientasi misionaris yang ia bagikan dengan Yesuit lainnya digabungkan untuk mempersiapkannya dengan baik bagi keterlibatan luas Gereja Katolik di belakang layar dalam politik dunia kontemporer.

    Baca juga: Bangun Ketahanan Pangan Terintegrasi & Tangguh, Jalin Kolaborasi Antar Bangsa di Momentum Hari Pangan Dunia 2022

    Francis mengunjungi Irak tahun ini, dan bahkan ada pembicaraan tentang dia bepergian ke Korea Utara. Berdasarkan rekam jejak diplomatik kepausan saat ini sejauh ini, apakah Anda memperkirakan ada kejutan lebih lanjut, katakanlah, kunjungan kepausan ke Rusia atau China?

    Francis benar-benar bersikeras untuk pergi ke Irak — bertentangan dengan saran dari sebagian besar pakar diplomatik dan terutama keamanan di sekitarnya. Ini membuktikan bahwa bagi Bapa Suci, keselamatan pribadi kurang penting daripada misi. Dan apa raison d’etre diplomasi Gereja? Terutama perdamaian—perdamaian dan rekonsiliasi, yang memfasilitasi perdamaian.

    Jadi, saya pikir lebih mudah membayangkan Francis bepergian ke Korea Utara daripada ke China atau Rusia. Fransiskus dan Kardinal Pietro Parolin (alter ego Bapa Suci dalam strategi diplomatik) diam-diam terlibat dengan Korea secara intens sejak 2014, ketika Fransiskus mengunjungi semenanjung yang terbagi dalam perjalanan pertamanya ke Asia. Presiden Moon Jae-in dan istrinya adalah penganut Katolik yang taat. Dan Gereja di Korea adalah komunitas Katolik dengan pertumbuhan tercepat di Asia. Kunjungan kepausan ke Korea Utara – “pinggiran” utama, menggunakan mantra Fransiskus – dapat memulai kembali pembicaraan damai. Ditambah lagi, Gereja Katolik Korea sangat kuat, saya bisa dengan jujur ​​membayangkan mereka berdoa ini menjadi kenyataan.

    Ancaman apa yang ada untuk masa depan diplomasi kepausan, terutama karena dunia (setidaknya di Barat) tampaknya semakin sekuler?

    Paus Fransiskus telah mengkritik pemerintah Barat dan PBB karena memaksakan “ideologi gender” dan skema Kiri lainnya pada negara-negara tradisional. Gereja telah bersekutu dengan negara-negara mayoritas Muslim untuk memblokir upaya untuk menciptakan “hak” untuk aborsi di bawah bendera PBB, misalnya, pada Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan tahun 1994 di Kairo.

    Mengambil pendirian ini membuat Gereja Katolik menjadi target kekuatan politik yang terorganisir dengan baik, yang dapat menghidupkan status unik Gereja sebagai pengamat permanen yang terlibat penuh di PBB.

    Kedaulatan Gereja Katolik inilah yang memberi Bapa Suci tiket masuk ke sistem internasional. Kami adalah satu-satunya agama dunia yang diakui berdaulat di bawah hukum internasional. (Satu bab penuh dari God’s Diplomats dikhususkan untuk menjelaskan hal ini.)

    Saya khawatir bahkan umat Katolik pun tidak memahami status quo dengan cukup baik untuk mempertahankannya. Jadi, Roma bisa rentan terhadap serangan terhadap kedaulatan Gereja, yang membuat diplomasi kita sangat efektif.

    Paus Fransiskus: Sidang Sinode Para Uskup akan diadakan pada tahun 2023 dan 2024

    File photo of Pope Francis meeting with Cardinals in the Synod Hall (Vatican Media)

    MajalahDUTA.Com, Vatikan- Paus Fransiskus mengumumkan bahwa pertemuan Majelis Sinode Para Uskup tentang Sinodalitas akan berlangsung dalam dua sesi: pada Oktober 2023 dan Oktober 2024. Artikel ini diangkat oleh Devin Watkins pada 16 Oktober 2022, 12:10 waktu Vatikan.

    Dalam tulisan itu dikatakan bahwa Pertemuan Sinode Para Uskup di Vatikan—yang semula dijadwalkan akan diadakan pada Oktober 2023—sekarang juga akan berlangsung pada Oktober 2024, sebagai bagian dari Sinode yang sama tetapi diadakan dalam 2 sesi.

    Baca juga: Kami Berharap Natal Tahun 2022 bisa Menggunakan Gereja ini

    Paus Fransiskus mengumumkan perpanjangan Sinode tentang Sinode ketika berbicara kepada para peziarah di Lapangan Santo Petrus dalam pidato Angelus pada hari Minggu.

    Kebijaksanaan yang diperluas

    Paus Fransiskus mencatat fase pertama Sidang Umum Biasa ke-16 Sinode Para Uskup dibuka pada 10 Oktober 2021, yang difokuskan pada mendengarkan dan penegasan.

    Paus juga mengatakan sudah ada banyak buah sulung dari Sinode yang sedang berlangsung, tetapi menambahkan bahwa diperlukan lebih banyak waktu agar mereka menjadi dewasa sepenuhnya.

    “Untuk memberikan lebih banyak waktu untuk penegasan yang diperpanjang, saya telah menetapkan bahwa Sidang Sinode ini akan berlangsung dalam dua sesi: yang pertama pada 4-29 Oktober 2023 dan yang kedua pada Oktober 2024.” (In order to provide more time for extended discernment, I have established that this Synodal Assembly will take place in two sessions: The first on 4-29 October 2023 and the second in October 2024.)

    Paus Fransiskus berharap keputusan ini akan mendukung pemahaman sinode sebagai elemen konstitutif Gereja, dan membantu semua orang untuk menjalaninya sebagai perjalanan saudara dan saudari yang menjadi saksi sukacita Injil.

    Keterangan lebih lanjut dari Sekretariat Sinode

    Menyusul pengumuman Paus Sekretariat Jenderal Sinode merilis komunike pers untuk menjelaskan keputusan tersebut, dengan mengatakan Konstitusi Apostolik Episcopalis Communio memungkinkan kemungkinan beberapa sesi Sinode yang sama.

    “Keputusan ini berangkat dari keinginan agar tema Gereja Sinode, karena luas dan pentingnya, dapat menjadi subyek penegasan yang berkepanjangan tidak hanya oleh para anggota Majelis Sinode, tetapi oleh seluruh Gereja.” (This decision stems from the desire that the theme of a Synodal Church, because of its breadth and importance, might be the subject of prolonged discernment not only by the members of the Synodal Assembly, but by the whole Church.)

    Baca juga: Uskup Agustinus: “Ikut Yesus” karena Yesus adalah Gembala Utama- Part 2

    Sekretariat Sinode mengatakan perpanjangan itu sangat cocok dengan perjalanan sinode yang sedang berlangsung, karena Sinode “bukanlah suatu peristiwa tetapi suatu proses di mana seluruh Umat Allah dipanggil untuk berjalan bersama menuju apa yang dibantu oleh Roh Kudus untuk dilihat sebagai kehendak Tuhan bagi Gereja-Nya.”

    Sepasang sesi yang tersebar selama setahun akan membentuk “perjalanan dalam perjalanan” dengan tujuan menumbuhkan refleksi yang lebih matang.

    Bangun Ketahanan Pangan Terintegrasi & Tangguh, Jalin Kolaborasi Antar Bangsa di Momentum Hari Pangan Dunia 2022

    Bangun Ketahanan Pangan Terintegrasi & Tangguh, Jalin Kolaborasi Antar Bangsa di Momentum Hari Pangan Dunia 2022

    MajalahDUTA.Com, Jakarta- Setiap Tanggal 16 Oktober, seluruh bangsa di dunia ini, memperingati Hari Pangan International, yang juga memperingati 77 tahun berdirinya FAO (Food and Agriculture Organization) merupakan salah satu organisasi PBB yang berbasis di bidang pangan dan pertanian yang memiliki peran dalam menjaga stabilitas pangan di seluruh dunia, sedangkan Pada peringatan Hari Pangan Sedunia 2022, tema yang diusung adalah “Leave NO ONE Behind” yang artinya jangan tinggalkan siapapun, dan juga dapat dimaknai sebagai momentum untuk menyoroti krisis pangan yang ada di berbagai belahan dunia.

    Tema ini lahir karena dunia menghadapi tantangan ketahanan pangan yang besar akibat dari konflik, krisis ekonomi, darurat iklim, degradasi lingkungan, dan dampak lanjutan dari COVID-19 hingga konflik geopolitik semakin memperburuk ketahanan pangan global, Selain itu, peringatan ini juga berfokus untuk memperbaiki harga pangan yang melonjak ke rekor tertinggi di tahun ini.

    Baca juga: Penutupan Lustrum IX: Jalan Sehat dan Bazar

    Di mana harga pupuk menjadi mahal bagi banyak petani, sehingga jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan pun terus meningkat, demikian disampaikan Suryo Susilo Ketua LSM Biru Voice kepada awak media, Minggu, 16 Oktober 2022 di Jakarta.

    “Tentu saja, tidak mungkin menghadapi berbagai krisis yang menimpa umat manusia jika kita tidak bekerja dan berjalan bersama, tanpa meninggalkan siapa pun. bahwa kita melihat orang lain sebagai saudara dan saudari kita, sebagai anggota yang membentuk keluarga manusia kita yang sama, ini mungkin makna dari Tema hari Pangan Sedunia 2022 yang mesti kita pahami bersama,” ungkap Suryo Susilo.

    Menurut Suryo, peringatan tahun ini terjadi ketika ketahanan pangan global menghadapi ancaman dari berbagai arah, dengan melonjaknya harga pangan, energi dan pupuk. Peringatan Hari Pangan Sedunia 2022 juga berlangsung di tengah meningkatnya jumlah orang yang berisiko mengalami tingkat kelaparan serius di Asia dan Afrika, karena itulah saat yang tepat untuk mengajak semua orang untuk memanfaatkan kekuatan solidaritas dan momentum kolektif guna membangun masa depan yang lebih baik, makna kebersamaan itu penting, dan tidak dianjurkan untuk maju sendirian. Semua bangsa harus maju bersama, menuju masa depan yang lebih baik.

    Baca juga: Show Your Fire, Take Your Desire- Part 1

    “Tidak boleh ada yang tertinggal. Tidak boleh juga meninggalkan yang lainnya, dengan adanya momentum Hari Pangan International ini, kebersamaan itu digaungkan.” tukas Suryo Susilo.

    Lebih lanjut Suryo mengatakan Tema Hari Pangan Sedunia 2022, pada intinya tetap mengingatkan betapa pentingnya semua pemangku kepentingan untuk maju dan tumbuh bersama, betapa kelirunya jika suatu bangsa meninggalkan bangsa lain yang belum beruntung dalam melakoni pembangunannya.

    “Karenanya pembangunan pangan tetap harus mampu meningkatkan produksi pangan, gizi, lingkungan dan kehidupan yang lebih baik dan berkualitas, untuk itulah diperlukan upaya meningkatkan produksi padi pada khususnya dan pangan pada umumnya, agar dapat membentuk Ketahanan pangan dalam suatu sistem yang terintegrasi, mulai hulu hingga hilir, baik di lingkungan dalam negeri maupun antar Bangsa di dunia ini, sehingga dengan demikian di peringatan Hari Pangan Dunia ini adalah saat yang tepat untuk menjalin Kolaborasi antar Bangsa Membangun Ketahanan Pangan terintegrasi dan Tangguh, selamat memperingati Hari Pangan Dunia 2022, ” pungkasnya.

    Uskup Agustinus: “Ikut Yesus” karena Yesus adalah Gembala Utama- Part 2

    Dokumentasi: Sie. Dokumentasi Lustrum IX STIGS XXIII Malang

    MajalahDUTA.Com, Malang- Pada perayaan puncak Lustrum IX, misa dipimpin oleh Mgr. Agustinus Agus dan Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF yang mewakili para uskup partisipan di STISG XXIII Malang. Misa dibuka dengan tarian adat Batak Toba yang dibawakan oleh Fr. Gempar, Fr. Ridho, Fr. Edwind dan Fr. Oscar.

    Paduan suara berasal dari Kor inti para frater yang telah berlatih keras mempersiapkan lagu-lagu terbaik untuk mengiringi prosesi misa.

    Dalam homili, Mgr. Agustinus mengungkapkan inti bacaan yang berbicara tentang “Menjadi Gembala yang Baik”. Dalam bacaan, Bapa Uskup Agung Pontianak memberikan syarat untuk menjadi Gembala yang baik adalah “Ikut Yesus” karena Yesus adalah Gembala Utama yang memanggil semua orang.

    Baca juga: Show Your Fire, Take Your Desire- Part 1

    Selanjutnya, apabila dipanggil, setiap orang tahu ia dipanggil untuk tugas apa? Bapa Uskup membeberkan rumusan iman: “Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan,” Namun yang paling ditekankan adalah “kehidupan kekal”.

    “Jadi, kalau saya dipanggil sebagai pastor, ingat, tugas saya, supaya orang mati tidak mati konyol, masuk surga, benar?” tegas Bapa Uskup Agustinus.

    Kunci Utama

    Kerendahan hati dan rela berkorban juga menjadi kunci utama untuk menjalankan tugas panggilan. Realita yang terjadi, menurut Bapa Uskup, cukup banyak Pastor yang tidak rendah hati.

    Bapa Uskup juga menegaskan bahwa menjadi orang rendah hati itu nyaman hidup, tetapi kalau menjadi sombong akan memunculkan permusuhan di mana-mana.

    “Lihat orang cantik, cemburu, lihat orang pintar, cemburu, lihat orang banyak kenalannya cemburu,” tegasnya. Bapa Uskup menganjurkan orang untuk bersyukur atas segala hal tersebut. Realita yang agak miris, masih terjadi di mana seorang Imam menggunakan mimbar kotbah untuk mencaci maki, untuk memarahi umat.

    “Gak wajar deh,” tegasnya. Harusnya yang terjadi di atas mimbar; mengajak orang, meneguhkan orang, dan mengingatkan orang. Selain itu, Bapa Uskup juga mengajak umat untuk tidak menjadi hakim atas orang lain. Akibat dari kurang sikap rendah hati, banyak sekali masalah-masalah yang timbul di dalam Gereja.

    Gembala yang baik juga memiliki visi ke depan, selalu berpikir ke depan dan inovatif, harus punya terobosan agar tidak ketinggalan zaman. Tidak lupa, Bapa Uskup menghimbau para imam untuk mencintai kebudayaan lokal karena terkadang kearifan kurang diperhatikan. Semua wejangan-wejangan tersebut diharapkan menjadi pegangan yang kokoh bagi panggilan para frater.

    Baca juga: Kami Berharap Natal Tahun 2022 bisa Menggunakan Gereja ini

    Dalam kata sambutan, Fr. Edo, selaku ketua Lustrum IX mengungkapkan bahwa momen kegiatan sepanjang tahun tersebut sebagai sarana untuk belajar. Para frater banyak belajar bagaimana mengorganizir kepanitiaan, berelasi dengan banyak pihak, dan belajar bekerja sama.

    Dalam hal rohani, kegiatan Lustrum IX merupakan sarana untuk mencapai tujuan yaitu kepada Tuhan Yesus Kristus.

    Fr. Edo mengutip perkataan Romo Bas, Prefek Rohani STISG XXIII, yang mengatakan bahwa tujuan para frater adalah memuji dan memuliakan Tuhan, jangan dibolak-balikkan. Dalam konteks pendidikan, Fr. Edo mengungkapkan, para frater dibina oleh para staff dengan cinta yang besar dengan memberikan kesempatan untuk berbicara dan beraksi sehingga kelak dapat menjadi pemimpin yang baik.

    Formatio Terdiri dari 10 Keuskupan

    Romo Tri Wardoyo, CM selaku Rektor STISG XXIII mengucapkan terima kasih atas segala pihak yang terlibat dalam kegiatan Lustrum IX. Diketahui bahwa Keuskupan yang berpartisipasi dalam formatio terdiri dari 10 Keuskupan (8 dari Kalimantan, 1 dari Malang dan 1 dari Denpasar.

    Romo Tri menginformasikan total para frater yang mengikuti pembinaan berjumlah 130 orang, dengan 7 staff dan dibantu oleh Romo Teguh, Suster CP dan Suster SCIM. Dalam penutup sambutan, Romo Tri mengajak semua pihak untuk meneruskan fire atau spirit dari San Giovanni XXIII.

    Romo Alfonsus Tjatur Raharso, Vikjen Keuskupan Malang, mengucapkan dirgahayu dan profisiat kepada seluruh anggota Komunitas STISG XXIII Malang, para formator, para karyawan-karyawati. Atas kerja sama yang telah dibangun kepada Uskup Partisipan terutama yang ada di Malang sebagai kordinator atau tuan rumah di mana Seminari ini berada.

    Baca juga: Getaran Hati Menyapa Cinta

    Pandemi telah memukul semua keuskupan partisipan, terutama dalam hal dana. Keuskupan Malang mulai menggerakkan umat di paroki-paroki dengan gerakan “1000 rupiah untuk pendidikan calon imam”.

    Sesungguhnya, jumlah sekian tidak banyak artinya. Tetapi sumbangan dan pemberian dalam jumlah berapapun sangat dihargai. Karena pada akhirnya yang menyempurnakan, yang melihatgandakan adalah Tuhan sendiri. Ajakan dari Vikjen Malang adalah untuk memanfaatkan gerakan tersebut semaksimal mungkin dengan penuh tanggung jawab setiap rupiah yang diberikan keuskupan-keuskupan pasrtisipan.

    “Kita sama-sama mengencangkan pinggan tanpa mengorbankan fire atau semangat serta desire atau mimpi-mimpi kita,” tegasnya.

    Sambutan juga diberikan oleh Mgr. Yustinus Harjosusanto, Uskup Agung Samarinda, sebagai salah satu uskup partisipan. Lustrum IX merupakan momen yang istimewa bahwa Tuhan berperan dalam perjalanan seminari tinggi secara nyata.

    Apresiasi dan doa

    Buah-buah sudah dihasilkan dari STISG XXIII baik itu imam-imam, maupun yang menjadi tokoh-tokoh awam yang berjasa bagi Gereja.

    Mgr. Yustinus mengucapkan apresiasi kepada Keuskupan Malang yang bersedia menjadi kordinator atau tuan rumah di STISG XXIII Malang ini. Apresiasi juga diungkapkan kepada rektor pendahulu dan juga Rektor saat ini  atas dedikasi dalam pembinaan formatio para frater.

    Banyak hal yang sudah dibuat, gedung-gedung sudah dicat, ada taman doa dan renovasi kapel. Selain itu, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada para pemerhati seminari, STFT dan Widya Sasana Malang yang berperan besar dalam pendidikan calon imam.

    “Kepada para Frater, kami sungguh senang dan bangga bahwa Anda menjadi orang yang dinamis, calon-calon imam yang kreatif, yang tadi kami dengar apa yang dibuat dalam rangka 45 tahun seminari ini, setiap bulan mengadakan kegiatan-kegiatan yang sekiranya sangat bermakna,” ungkapnya.

    Harapan Uskup Agung Samarinda adalah agar para keuskupan partisipan mensyukuri fasilitas-fasilitas yang disediakan agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi tercapainya visi-visi yang telah disampaikan baik itu dalam bidang akademik maupun juga kehidupan rohani, kepribadian dan sisi-sisi kehidupan untuk kepentingan pelayanan iman di masa depan.

    Baca juga: Pastor Luigi Maria Epicoco: Dua hal yang harus dilakukan setiap murid

    Kemudian, diadakan ramah tamah yang disusun sedemikian rupa oleh para panitia. Sebelum itu, Mgr. Agustinus Agus memberikan berkat dari Paus Fransiskus kepada Romo Tri Wardoyo, CM selaku rektor STISG XXIII Malang. Setelah itu, ada kegiatan pemotongan tumpeng dan kue tar oleh Bapa Uskup dan Rektor.

    Setelah acara kebersamaan, maka berakhirlah kegiatan Lustrum IX. Segala ucapan syukur dihaturkan kepada Tuhan Yesus atas terselenggaranya kegiatan ini dengan baik. Semoga dapat menjadi berkat bagi para frater dan tumbuh kembangnya panggilan calon imam diosesan di masa depan.

    Selesai…

    TERBARU

    TERPOPULER