Wednesday, October 1, 2025
More
    Home Blog Page 91

    Catatan Fransiskan: Sejarah Katolik di Keuskupan Agung Pontianak

    Gambar: Gereja Katedral Pontianak Pertama

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- Menurut catatan-catatan lama Ordo Fransiskan, seorang misionaris Fransiskan dari Italia bernama Odorico de Pordone, dalam perjalanan dari Venesia ke China, pernah singgah di Sumatra, Kalimantan bagian Selatan, Brunei dan bahkan sempat singgah ke ibukota Majapahit pada tahun 1313.

    Wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, pada tahun 1851-1862 juga pernah dikunjungi oleh 2 missionaris, Pater Sanders, SJ dan Pater van Grinten, SJ.

    Kemudian pada 1865, Singkawang juga dikunjungi oleh Pater de Vries, SJ. Pada tahun 1872 Pater Timmermans, SJ mengunjungi Kalimantan-Barat ditemani oleh Petrus Chang, seorang katekis asal Tiongkok.

    Antara 7 Mei sampai 12 Juli 1874, wilayah Pontianak, Sintang, Bengkayang, Sambas, Singkawang dan Monterado dikunjungi oleh Pater de Vries, SJ.

    Mulai berdatangan secara teratur

    Tahun 1885 berdiri stasi Singkawang yang meliputi Kalimantan Barat dengan 150 umat, Pulau Belitung 100 umat, dan sekitar 200 orang Belanda sipil dan militer. Stasi Sejiram berdiri pada 29 Juli 1890.

    Prefektur Apostolik Borneo Belanda berdiri pada 11 Februari 1905, dipimpin oleh Mgr. Giovanni Pacificio Bos, OFM Cap. Sejak saat inilah para misionaris mulai berdatangan secara teratur ke berbagai tempat di Kalimantan.

    Pada tanggal 30 November 1905 enam misionaris Kapusin (OFM Cap.) tiba di Singkawang. Berturut-turut, pada tahun 1908 dibuka sebuah stasi baru di Laham, di pinggiran sungai Mahakam di Kalimantan Timur. Status Prefektur kemudian ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Borneo Belanda pada 13 Maret 1918.

    Perubahan nama dari Vikariat Apostolik Borneo Belanda menjadi Vikariat Apostolik Pontianak terjadi pada 21 Mei 1938 di masa kepemimpinan Mgr. Tarcisius Henricus Josephus van Valenberg, OFM Cap. Kemudian, peningkatan status menjadi Keuskupan Agung Pontianak terjadi pada 3 Januari 1961 pada masa kepemimpinan Mgr. Herculanus Joannes Maria van der Burgt, OFM Cap.

    Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, OFM. Cap ditunjuk oleh Tahta Suci menjadi Uskup Agung Pontianak menggantikan Mgr. Herculanus sejak 26 Februari 1977 sampai dengan 3 Juni 2014 dan dilanjutkan oleh Mgr. Agustinus Agus sampai dengan sekarang.

    Nyanyian Kebijaksanaan yang Melampaui Keterbatasan Dunia

    Lampaui Keterbatasan Dunia Bersama Teladan Santo Fransiskus Asissi

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- Belajar dari memusatkan perhatian pada relasi dengan segala makhluk, Fransiskus hendak memanggil kita keluar dari diri kita sendiri dan melepaskan rintangan dan ketakutan untuk menjadi anggota keluarga dengan ciptaan.

    Diambil dari Leonardo Boff dalam Ratapan Bumi, Jeritan Orang Miskin dituliskan demikian: “Kefransiskanan semesta tidak pernah akan mati… segala sesuatu membangun simfoni yang merdu. Allah adalah sang konduktor agung.”

    Dalam tulisan ini sangat jelas  bahwa ada langkah-langkah yang fundamental menuju persatuan dengan jalan Santo Fransiskus baik catat tentang dirinya yang bernyanyi bersama alam bahkan maut pun menjadi saudaranya.

    Semua yang menyangkut tema kefransiskanan seperti pertobatan, kelimpahan, keindahan dan kebaikan cinta Allah seolah mau menjelaskan betapa besarnya peranan kerendahan hati, sikap kemiskinan dan kesederhanaan.

    Sikap-kita itu merujuk pada keserupaan dalam kemanusiaan yang nyata dan sungguh ada ditengah kehidupan bahkan yang lebih besar yakni menganggap semua ciptaan adalah keluarga.

    Lampaui dunia dengan teladan 

    Santo Fransiskus lewat teladannya mau mengajak saudaranya bersama semua fransiskan-fransiskanes untuk menyanyikan lagu pujian bagi Sang Pencipta dalam kesatuan komunitas termasuklah didalamnya orang-orang miskin, tersisih, dan makhluk lain.

    Dengan demikian nyanyian suka cita dan berkat itu dapat dirasakan bukan hanya sekedar ‘suara’ yang dikumandangkan tetapi suara yang saya maksudkan disini adalah nyanyian suara untuk Sang Pencipta yang diaplikasikan dalam tindakan. Dengan indra yang manusia miliki, melihat, merasa, mengecap, mendengar dan menopang mereka dengan perspektif (kaca mata) keindahan dan kebaikan.

    Sehingga cara serupa ini menjadi jejak-jejak damai yang sungguh-sungguh nyata bergandengan dengan kehadiran fransiskan. Oleh karenanya, nyanyian itu mengajarkan hidup secara bijaksana dalam bagian rumah di bumi kita tercinta. Nyanyian kebijaksanaan itupula yang mampu melampaui realitas (pengalaman) pahit di dunia.

    Diutus Berdua-dua

    Diutus- Berdua- dua

    MajalahDUTA.Com, Renungan- Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini (Luk 10:5).

    Tugas para murid yang diutus Yesus pergi berdua-dua adalah selalu hidup dalam bersama menjadi sahabat perjalanan, menjadi orang berdoa memohon kepada Tuhan dan memasuki rumah dengan membawa damai bagi rumah itu dan hidup dalam damai.

    Tuhan memberkati….

    Paus memberi tips bagaimana untuk tidak ‘berkecil hati’ dalam doa

    FILIPPO MONTEFORTE | AFP -Kathleen N. Hattrup - diterbitkan pada 16/10/22

    MajalahDUTA.Com, DOA: Strateginya cepat dan konstan.

    Sebelum memimpin Angelus tengah hari pada 16 Oktober 2022, Paus mempertimbangkan nasihat Kitab Suci yang tampaknya mustahil: berdoalah selalu dan jangan putus asa.

    Paus mengakui bahwa mungkin sekarang seseorang keberatan: “Tetapi, bagaimana saya bisa melakukan itu? Saya tidak tinggal di biara. Saya tidak punya banyak waktu untuk berdoa!”

    “Sebuah solusi, sarannya adalah “latihan spiritual yang bijaksana untuk kesulitan nyata yang orang tua, terutama kakek-nenek kita, ketahui dengan baik dapat membantu kita, yang sedikit dilupakan hari ini,” katanya.

    Baca juga: Peristiwa Terang (Doa Rosario Hari Kamis)

    Paus Fransiskus mengacu pada doa singkat dan cepat yang dikenal sebagai “aspirasi.” Mereka juga disebut sebagai “doa panah.”

    Doa-doanya sangat singkat, mudah dihafal yang bisa sering diulang-ulang sepanjang hari, dalam berbagai kegiatan, untuk tetap “selaras” dengan Tuhan.

    Misalnya, segera setelah kita bangun, kita dapat mengatakan: “Tuhan, saya berterima kasih dan saya mempersembahkan hari ini kepada Anda.” Ini adalah doa singkat. Kemudian, sebelum suatu kegiatan, kita dapat mengulangi, “Datanglah, Roh Kudus.” Di antara satu hal dan hal lainnya, kita dapat berdoa demikian, “Yesus, aku percaya kepada-Mu. Yesus, aku mencintaimu.” Doa yang sangat singkat yang membantu kita tetap berhubungan dengan Tuhan.

    Seberapa sering kita mengirim pesan instan ke orang yang kita cintai! Mari kita lakukan ini juga dengan Tuhan agar hati kita tetap terhubung dengan-Nya. Dan jangan lupa untuk membaca tanggapannya. Tuhan selalu menjawab. Di mana kita menemukan mereka?

    Dalam Injil yang harus selalu disimpan dan harus dibuka beberapa kali setiap hari, untuk menerima Sabda kehidupan yang ditujukan kepada kita.

    Baca juga: Pemberkatan Taman Doa Maria Bunda Segala Suku Oleh Uskup Malang

    “Dan mari kembali ke nasihat yang telah saya berikan berkali-kali – bawalah Injil ukuran saku di saku Anda di dompet Anda. Dan ketika Anda punya waktu sebentar, buka dan bacalah sesuatu, dan Tuhan akan merespons,” ujarnya.

    Bapa Paus juga berdoa semoga Perawan Maria yang adalah pendengar setia dapat mengajari umat Allah seni berdoa tanpa putus asa.

    Peristiwa Terang (Doa Rosario Hari Kamis)

    Doa Rosario Hari Kamis - Peristiwa Terang

    MajalahDUTA.Com, Pontianak– Peristiwa Terang (Doa Rosario Hari Kamis)

    1. Yesus dibaptis di Sungai Yordan “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan.. “Inilah Anak-Ku yang terkasih kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:16-17).

    Bapa, kami pun Engkau beri misi sebagai anak-Mu dan pengikut Yesus. Buatlah kami menerima tugas itu dengan hati terbuka dan penuh suka cita. (Ujud doa pribadi…..- Bapa Kami)

    2. Yesus menyatakan diri-Nya dalam perta pernikahan di Kana Atas permintaan maria, bunda-Nya, Yesus mengatasi kekurangan anggur. “Hal itu dilakukan Yesus … sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu, Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya” (Yohanes 2:11).

    Bapa, tolonglah kami mampu menghadapi setiap masalah hidup ini dengan tenang sambil mengandalkan kasih-Mu kepada kami. (Ujud doa pribadi…..- Bapa Kami)

    3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan Pertobatan Bertobatlah, sebab kerajaan surga sudah dekat! “Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan injil Kerajaan Surga serta menyembuhkan orang-orang diantara bangsa itu” (Matius 4:17, 23).

    Bapa, pertoobatkanlah kami. Ampunilah dosa kami. Jadikanlah kami mampu mengampuni orang yang telah menyakiti kami. (Ujud doa pribadi…..- Bapa Kami)

    4. Yesus menampakkan kemuliaan-Nya Yesus berubah rupa disebuah gunung tinggi. wajah-Nya bercahaya seperti matahari. Allah bersabda kepada tiga rasul Yesus, “Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Matius 17:2-5).

    Bapa, ajarlah kami mendengarkan Yesus dan sepenuhnya menerima ajaran-Nya. Izinkanlah kami semakin mengenal Dia, teerutama dalam sengsara-Nya. (Ujud doa pribadi…..- Bapa Kami)

    5. Yesus menetapkan Ekaristi Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, “Ambillah, inilah tubuh-Ku. Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka. Ia berkata, “Inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagi banyak orang” (Markus 14:22-24).

    Bapa, sucikan dan kuduskanlah kami pada saat kami menerima Tubuh dan Darah Putera-Mu yang terkasih; pakailah kami sekehendak-Mu. (Ujud doa pribadi…..- Bapa Kami)

    Peristiwa Sedih: (Hari Selasa & Jumat)

    VatikanKatolik.Id

    MajalahDUTA.Com, DOA- Peristiwa Sedih: (Hari Selasa & Jumat)

    1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku, tetapi janganlah menurut kehendak-Ku, melainkan kehendakMu yang terjadi” (Matius 26:39).

    Doa: Bapa, ajarilah kami selalu mengikuti kehendak-Mu, pada saat kami dicobai, Engkau pasti menyertai kami sebagai Bapa, karena Engkau sangat menyayangi kami. (ujud doa pribadi….- Bapa Kami)

    2. Yesus didera “Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan jubah ungu yang dipakai-Nya dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepadaNya” (Markus 15:19-20a).

    Bapa, berilah kami rahmat untuk selalu mengingat sengsara Putera-Mu, agar kami dapat berdiri teguh dan memikul salib dengan kasih. (ujud doa pribadi….- Bapa Kami)

    3. Yesus dimahkotai duri “Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya “Salam, hai raja orang Yahudi!” (Markus 15:17-18).

    Bapa, Putera-Mu dimahkotai duri, tetapi Ia tidak pernah membenci algojonya. Ajarilah kami mengampuni dan memberkati sesama kami. (ujud doa pribadi….- Bapa Kami)

    4. Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Kalvari “Sambil memikul salib-Nya, Ia pergi ke luar ketempat yang bernama Tempat Tengkorak yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota” (Yohanes 19:18b).

    Bapa, ajarilah kami memikul salib kehidupan ini tanpa mengeluh dan dengan penuh iman, supaya kami sungguh serupa dengan Yesus Putera-Mu sendiri. (ujud doa pribadi….- Bapa Kami)

    5. Yesus wafat di salib “Yesus berseru dengan suara nyaring “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Ku serahkan nyawa-Ku” Sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya” (Lukas 23:48).

    Bapa, hadirlah dekat kami bersama Putera dan Roh-Mu pada saat kami menghadapi kematian, dan terimalah kami dalam Kerajaan kasih-Mu yang kekal. (ujud doa pribadi….- Bapa Kami)

    Rosario dapat merealisasikan niat suci

    Kekuatan Doa Rosario

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- Cita-cita dan perjuangan hidup kita di dunia ini beraneka ragam. Namun suatu hal yang perlu kita refleksikan yaitu bahwa tujuan akhir dari segalanya adalah hidup bahagia di saat ini dan dihadirat Tuhan kelak.

    Seorang tokoh panutan yang menjadi teladan dan sekaligus membuka jalan menuju terang sejati, yaitu Bunda Maria, perawan Nirmala.

    “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.” Ungkapan klasik perawan Maria ini pada saat itu sungguh mengandung makna eskatologis.

    Bunda Maria sungguh merasa solider dengan semua orang yang tengah meringkuk dalam suasana yang tak menentu, baik pada waktu itu maupun pada masa sekarang.

    Dengan penyerahan diri secara total kepada kehendak Allah, Bunda Maria telah mengukir suatu peristiwa iman yang penting, yaitu keselamatan semua umat manusia. Karena itu ia telah mendapat gelar: Segala bangsa akan menyebutnya yang berbahagia.

    Dengan kehadiran Putranya yang dikandung dari Roh Kudus, Bunda Maria telah membuktikan bahwa ia sungguh merasa solider dengan keselamatan seluruh umat manusia di dunia ini.

    Sebab Yesus Kristus yang dikandungnya itu datang ke dunia untuk memperjuangkan dan mengangkat nilai-nilai luhur dan martabat manusia yang diinjak-injak.

    Baca juga: Doa Rosario: Peristiwa Gembira (Hari Senin & Sabtu)

    Marilah kita meneladani Bunda Maria, teristimewa merenungkan peranannya yang amat besar itu dalam hidup kita setiap hari.

    Berdoa Rosario dengan mulut adalah ungkapan rasa hormat kita kepadanya, tetapi lebih dari itu doa Rosario dapat merealisasikan niat suci dalam tindakan dan perbuatan yang nyata.

    Pendek kata, mau meneladani apa yang dibuat oleh Bunda Maria, yaitu “Beribadat dalam hidupnya”. Atau sebagai penerjemah seluruh ajaran Kristus kepada seluruh umat beriman.

    St. Theresia Lisieux: rantai antara surga dan bumi

    St. Theresia Lisieux

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- The Rosary is a long chain that links heaven and earth. One end of it is in our hands and the other end is in the hands of the Holy Virgin…

    The Rosary prayer rises like incense to the feet of The Almighty. – St. Therese of Lisieux. 

    “Doa rosario adalah rantai panjang yang terentang antara surga dan bumi.

    Kita memegang satu ujung dan ujung yang lain dipegang Perawan Suci…

    Dengan rosario, doa-doa kita naik seperti dupa sampai ke kaki Yang Mahakuasa.”

    Perayaan Maria Secara Universal

    Gambar Bunda Maria

    MajalahDUTA.Com, Pontianak– Berbagai perayaan Maria dirayakan secara universal dan dicantumkan secara resmi dalam kalender Liturgi Gereja Katolik Roma.

    Perayaan-perayaan itu dibeda-bedakan sesuai tingkatnya, ada yang setingkat Hari Raya (Sollemnitas), Hari Pesta (Festum) dan Peringatan (Memoria). Hari-hari peringatan pun dibagi lagi dalam kategori peringatan wajib, fakultatif, dan peringatan khusus.

    PERAYAANPERAYAAN YANG SETINGKAT PERINGATAN (MEMORIA):

    1. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu

    Setelah diangkat ke surga dengan jiwa dan badannya, Bunda Maria dinobatkan sebagai Ratu. Peringatan ini dirayakan tujuh hari setelah Hari Raya Bunda Maria diangkat ke Surga, yaitu pada tanggal 22 Agustus. Apakah Bala Malaikat di surga memerlukan waktu tujuh hari untuk mempersiapkan upacara penobatan Maria sebagai Ratu?

    Ini juga merupakan ungkapan iman yang tidak bisa lagi dijelaskan secara logis dan kronologis. Gereja kehabisan kosa kata untuk mengungkapkan penghargaannya atas keistimewaan Bunda Maria.

    1. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

    Kehidupan Bunda Maria tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Yesus. Setelah merayakan Pesta Salib Suci, Gereja memperingati kedukaan Maria yang antara lain karena penyaliban Putranya. Maka peringatan ini dirayakan pada tanggal 15 September.

    Peringatan ini mulai dirayakan tahun 1668 dan ditetapkan sebagai perayaan untuk seluruh Gereja oleh Paus Pius VII pada tahun 1814 untuk mengenang penderitaan yang dialaminya dalam masa pembuangan di Prancis.

    Peringatan Bunda Maria Berdukacita dikenal juga dengan nama “Tujuh Kedukaan Maria”.

    Ada begitu banyak kejadian dalam kehidupan Bunda Maria yang menggambarkan penderitaannya, namun Gereja menyebut tujuh yang lazim, yaitu: nubuat Simeon tentang suatu pedang yang akan menembus jiwanya, pengungsian ke Mesir, Yesus hilang di Bait Allah pada umur 12 tahun, Yesus ditangkap dan diadili, Yesus disalibkan dan wafat, Yesus diturunkan dari salib, dan Yesus dimakamkan.

    1.  Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario

    Pada abad-abad pertama, peringatan Maria selalu dikaitkan dengan kehidupan Bunda Maria, namun sejak abad abad ke-12 Gereja menambah perayaan Maria yang berkaitan dengan kejadian-kejadian tertentu dalam kehidupan menggereja.

    Misalnya Peringatan “Maria Ratu Rosario” yang jatuh pada tanggal 7 Oktober. Peringatan ini dirayakan untuk mengenang kemenangan pasukan Katolik dalam perang Lepanto pada abad ke-15.

    Baca juga: DOA ROSARIO: Peristiwa Mulia (Hari Rabu dan Minggu)

    Kemenangan ini diyakini karena umat berdoa memohon bantuan Bunda Maria dengan berdoa rosario. Tahun 1571 Paus Pius V menetapkan peringatan ini sebagai perayaan syukur dan pada tahun 1716 Paus Clement XI menetapkannya sebagai perayaan untuk seluruh Gereja.

    1.  Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah

    Persembahan Maria ke Kenisah juga tidak mempunyai informasi biblis, selain bersumber pada tradisi dan Injil Apokrief. Dalam hal ini Gereja boleh mengakui keunggulan Kitab Suci Al Quran yang memberikan informasi yang agak memadai tentang masa kecil Maria, termasuk persembahannya ke Kenisah.

    Peringatan Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah ini berawal dari tahun 543 untuk mengenang pemberkatan Gereja Bunda Maria di Yerusalem. Tahun 1585 perayaan ini dimasukkan dalam Kalender Liturgi Gereja Barat dan sekarang dirayakan sebagai pengakuan akan Bunda Maria yang merupakan kenisah di mana Allah (Putra) berdiam. Gereja merayakan peringatan ini pada tanggal 21 November.

    Jenazah Para Kudus yang Tidak Rusak

    * Beato Paus Yohanes XXIII sudah dinyatakan sebagai Santo lewat kanonisasi oleh Paus Fransiskus pada tanggal 27 April 2014. Sumber : yesaya.indocell.net

    MajalahDUTA.Com, Featured- Pada tanggal 16 Januari 2001, Kardinal Sodano, Sekretaris Negara Tahta Suci; Kardinal Noe, Imam Agung Basilika St Petrus; dan Leonardo Sandri, membuka makam Beato Paus Yohanes XXIII yang dibeatifikasi pada tanggal 3 September 2000 (Beliau wafat pada tanggal 3 Juni 1962) Identifikasi jenazah merupakan bagian dari prosedur normal kanonisasi.

    Jenazah Bapa Paus Yohanes XXIII hendak dipindahkan dari makam yang sekarang di ruang bawah tanah St.  Petrus ke suatu makam baru di atas, dalam basilika itu sendiri, di altar yang dipersembahkan demi menghormati St. Hieronimus.

    Paus Yohanes Paulus II menginstruksikan pemindahan tersebut guna menegaskan kekudusan paus pendahulunya itu dan guna memungkinkan umat beriman dapat lebih mudah menghormatinya.

    Baca juga: Doa Rosario: Peristiwa Gembira (Hari Senin & Sabtu)

    Ketika peti jenazah dibuka, Kardinal Noe mengatakan bahwa wajah Bapa Paus Yohanes XXIII tampak “utuh dan damai”. Laporan resmi menyatakan, “Begitu kain selubung dibuka, wajah beato tampak utuh, dengan kedua mata tertutup dan mulut sedikit terbuka, dengan roman muka yang segera mengingatkan orang pada penampilan familiar paus yang dihormati itu.” Kedua tangan Bapa Suci, yang masih menggenggam sebuah rosario, juga masih utuh.

    Pemeriksaan yang demikian merupakan langkah penting yang perlu dilakukan dalam proses kanonisasi. Kardinal Prospero Lambertini (yang dikemudian hari menjadi Paus Benediktus XIV, 1675-1758) menulis lima jilid buku berjudul De Beatificatione Servorum Dei et de Beatorum Canonizatione di mana ia menuliskan dua bab, De Cadaverum Incorruptione.

    Karya ini tetap merupakan referensi klasik dalam perkara demikian. Jenazah yang tak rusak merupakan sesuatu yang luar biasa dan karenanya jenazah yang tidak mengalami proses pengawetan, namun tetap mempertahankan rona, kesegaran dan kelenturan seolah hidup setelah bertahun-tahun kematian, merupakan suatu mukjizat. Secara spiritualitas, tanda demikian merupakan indikasi bahwa jenazah orang tersebut dipersiapkan untuk kebangkitan tubuh dengan mulia.

    Bersamaan dengan incorruptibilitas keadaan jenazah yang tak rusak) adalah tanda “harum surgawi”, suatu fenomena di mana jenazah atau makam seorang kudus memancarkan bau harum semerbak.

    Dalam Perjanjian Lama, bau wangi-wangian dipergunakan untuk menyatakan bahwa seseorang berkenan kepada Allah dan kudus dalam pandangan-Nya. Biasanya, bau harum ini khas dan tak dapat diperbandingkan dengan wangi-wangian apapun. Kardinal Lambertini mengatakan bahwa dalam kasus tubuh yang mati, nyaris tak mungkin ia tidak memancarkan bau busuk, lebih tak masuk akal lagi jika jenazah memancarkan bau harum.

    Sebab itu, bau harum yang terpancar tersebut pastilah berasal dari suatu kuasa adikodrati dan karenanya dianggap sebagai mukjizat. Walau demikian, perlu dicatat, bahwa iblis pun dapat membuat “bau harum mewangi”; jadi tanda ini harus dipertalikan dan didukung dengan kekudusan hidup orang yang meninggal tersebut secara keseluruhan.

    Dalam mempertimbangkan fenomena ini, faktor-faktor lain harus diperhitungkan juga. Sebagai contoh, jenazah Beato Paus Yohanes XXIII ditempatkan dalam suatu peti pualam yang terdiri dari tiga peti – satu dari kayu oak, satu dari timah dan satu dari cypress (semacam kayu cemara). Walau jenazahnya tidak diawetkan, namun jenazah telah disemprot dengan bahan-bahan kimia agar dapat dipertontonkan sebelum dimakamkan.

    Nazareno Gabrielli, seorang tenaga ahli dari Vatican Museums, mengatakan, “Ketika beliau wafat, diambil langkah-langkah agar jenazah dapat dipertontonkan untuk dihormati oleh umat beriman. Jangan dilupakan juga bahwa jenazah dimasukkan dalam tiga peti, di mana salah satunya disegel dengan timah.”

    Baca juga: Bertindak dengan KASIH

    Sebab itu, kemungkinan sedikit oksigen menembus ke dalam peti mati dan mempengaruhi jenazah. (Setelah jenazah diperiksa secara resmi, jenazah disemprot dengan bahan anti-bakteri, dan peti disegel kedap udara).

    Pada pokoknya, jenazah yang tak rusak merupakan tanda kekudusan hidup seseorang. Jenazah St Bernadette Soubirous (1844-1879) dan St Katarina Laboure (1806-1876) juga tetap tak rusak hingga kini, walau jenazah mereka tidak diawetkan dan tidak terlindung dari berbagai macam unsur selama bertahun-tahun sebelum makam mereka digali kembali. Karenanya, orang dapat melihat dengan pasti bagaimana tangan Tuhan bekerja dalam memelihara jenazah Beato Paus Yohanes XXIII; juga yang mengagumkan adalah bagaimana beliau melewatkan masa hidupnya dengan hidup kudus.

    TERBARU

    TERPOPULER