Sunday, September 21, 2025
More
    Home Blog Page 46

    Pertemuan Tahunan Legio Maria Komisium Pontianak Santa Perawan yang Setia Keuskupan Agung Pontianak

    Pertemuan Rapat Tahunan Legio Maria – Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak

    MajalahDUTA.com, Kubu Raya – Pertemuan rapat tahunan diadakan pada tanggal 11 dan 12 November di aula Tirtaria Pontianak. Rapat diadakan selama 2 hari yang dihadiri oleh ketua Presidium Antonius Pranata, ketua Senatus Erwin Rinaldi, PR Senatus Pastor Antonius Didit Soepartono PR, PR komisium Pastor Yosef Astono Aji OFM.Cap, dan Pastor Wiliam Chang, OFM.Cap serta dihadiri oleh dewan Kuria, Presidium, Perwira dan para peserta Legio Maria Komisium Pontianak Santa Perawan yang Setia Keuskupan Agung Pontianak. Kegiatan hari pertama dimulai dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 21.45 WIB dan di hari kedua kegiatan dilaksanakan dari pagi pukul 07.00 WIB sampai pukul 14.30 WIB.

    Sambutan hangat diberikan oleh ketua Presidium, Antonius mengatakan bahwa reuni tahunan yang diadakan tahun ini merupakan yang terbesar karena dihadiri sekitar 400 orang peserta yang mana sebelumnya pasca covid-19 kegiatan reuni tahunan diadakan secara terbatas. Ia juga menyampaikan harapannya semoga dengan diadakan acara reuni tahunan ini menjadi titik awal sebagai legioner, titik awal sebagai komisium Pontianak untuk terus mengembangkan semangat dari Legio Maria.

    Baca Juga: Audiensi Mgr Agustinus Agus dalam Safari Kanvas dalam rangka hut 100 th Legio Maria

    Masing-masing Kuria memang masih ada yang secara garis besar perkembangannya sedikit pelan, pelan tapi pasti dan ada yang baik sehingga patut disyukuri serta ada yang sangat baik itu menjadi anugerah berkat bagi kita semua. Legioner diajak untuk bisa menggaungkan doa bukan hanya untuk para legioner saja tetapi juga untuk semua, memupuk kebersamaan dan kesetian, serta mengembangkan legio Maria di daerah masing-masing.

    Kata sambutan diberikan pada ketua senatus dari Jakarta, Erwin Rinaldi mengingatkan tugas utama para legioner yaitu sebagai bala tentara Maria yang harus memerangi kuasa jahat dan semua godaan duniawi serta tetap setia menjadi legioner dimana pun berada. Dilanjutkan oleh PR Senatus Pastor Didit sambutannya mengenai anggota legio tidak hanya diisi oleh opa oma saja tetapi juga diisi oleh orang-orang muda dengan didampingi, dicari jangan disakiti dan membawa kebersamaan semangat pelayanan kasih dimanapun kita berada.

    Kata Sambutan

    PR Komisium oleh Pastor Yosef Astono Aji OFM.Cap juga memberikan sambutan pada acara reuni tahunan tersebut menyampaikan 2 hal yang menjadi acuannya, yang pertama yaitu umat katolik diwilayah Kal-Bar umunya mempunyai semangat kerohanian yang tinggi. Mereka sangat terlibat dalam kehidupan meng-gereja, maka organisasi-organisasi Katolik yang ada di Kal-Bar termasuk kerasulan awam Legio Maria berkembang terus. Kedua, koordinasi Legio Maria di Wilayah Komisium Santa Maria Perawan yang Setia saat ini sangat baik.

    Baca Juga: Harapan Pastor, Ketua Komisium dan Anggota dalam Momen Perayaan Acies Legio Maria Komisium Santa Maria Perawan yang Setia

    Relasi antar dewan yang lebih tinggi dengan dewan yang di bawahnya menjawab dengan sangat baik. Dewan komisium aktif terlibat dengan kuria-kuria daerah, dari berbagai presidium dalam kota maupun luar kota Pontianak. Terbinanya relasi yang baik dengan alat-alat komunikasi yang ada mulai dari telepon maupun internet dan lain-lain serta kunjungan kerja langsung yang dilakukan baik pemimpin rohani maupun perwira, dewan yang lebih tinggi dan dewan yang ada di bawahnya.

    Maka dengan cara tersebut Legio Maria dengan wilayah kerja komisium menjadi begitu solid dan aktif berjalan bersama dengan sangat baik membawa misi Legio Maria. Semoga pada tahun berikutnya Legio Maria semakin maju dan berkembang baik dari jumlah maupun kualitas sebagai rasul-rasul awam yang memang dibutuhkan oleh gereja katolik untuk merasul diantara umat. Harapan PR Komisium pada pertemuan reuni tahunan ini semoga para legioner dapat memberikan semangat baru sebagai tentara Maria untuk menghadirkan kasih Yesus kepada sesama umat manusia, makin erat dan bersatu menjadi garam dan terang dunia serta saling berbagi pengalaman iman.

    Perkenalan Legio Maria

    Legio Maria merupakan organisasi kerasulan awam Katolik dengan restu Gereja serta bimbingan yang kuat Maria Tak Bernoda, Pengantar segala Rahmat atau yang disebut indah bagai bulan, terang bagai matahari dan dahsyat bagi setan dan kaki tangannya bagaikan bala tantara siap tempur, telah menggabungkan diri yaitu ke dalam suatu laskar untuk bertempur dalam peperangan abadi antara Gereja melawan dunia dan kekuatan jahatnya. Frank Duff ialah tokoh yang mendirikannya, pada tanggal 7 September 1921 di Dublin, Irlandia Utara dan telah disetujui oleh 6 Paus terakhir, mulai dari Paus XI hingga dengan saat ini dan disahkan oleh konsili Vatikan II.

    Provinsi Gerejawi Pontianak dengan komisium Santa Maria Perawan yang Setia yang memiliki 5 kuria sebagai daerah dan juga ada 1 dari ketapang dengan beberapa presidium. Lima kuria yang dimiliki yaitu kuria Sintang, kuria Sanggau, kuria Sekadau, kuria Serawai, kuria Ketapang serta presidium yang tergabung di bawah komisium Pontianak diantaranya Kota Pontianak, Kubu Raya dan Ketapang.

    Baca Juga: Seminar Mariologi: Peserta Diajak Mengerti Peranan Bunda Maria

    Total yang ada di presidium yang sudah dissensus pertahun 2023 yaitu 49 presidium dengan jumlah 830-an anggota legioner, namun ada penambahan 6 presidium dan pasti juga bertambah pula anggotanya. Total paroki ada 122 namun karya pelayanan belum sesuai dengan jumlah paroki yang ada. Terdapat 3 kabupaten yang belum memiliki legio Maria yaitu kabupaten Landak, Bengkayang dan Mempawah.

    Sesi perkenalan Legio Maria tersebut mengambil 3 tantangan ialah masih ada daerah yang belum memiliki Legio Maria, kedua masih ada pastor yang belum mengetahui Legio Maria, dan yang ketiga kurangnya keterlibatan aktif kalangan anak muda di dalam Legio Maria. Anggota legio yang hadir hanya sedikit saja yang memiliki anggota muda di dalam tiap presidium, terlihat ada 2 anak kecil yang paling muda diantara para legioner hadir pada pertemuan reuni tahunan tersebut. Sebagian besar diisi atau dihadiri oleh anggota yang sudah lanjut usia. Namun, semangat mereka membara layaknya pasukan tantara, legioner ini disebut sebagai bala tentara Maria.

    Penulis: Yantika/Tim Komsos KAP

    Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar: Zaman Sekarang Tidak Cukup Menjadi Guru Yang Biasa-Biasa Saja

    Unit SD Plus Gembala Baik Bersama Pastor Yanto – Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak

    MajalahDUTA.com, Pontianak – Memeriahkan Hari Guru Nasional Yayasan Pendidikan Gembala Baik Pontianak mengadakan seminar dan perayaan bersama seluruh unit yang bernaung di Yayasan Pendidikan Gembala Baik. Mulai dari unit Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.

    Seminar diisi oleh seorang Psikolog, Maria Nolaola, S.Psi.,M.Psi.,Psikologi dengan tema “Problematika Siswa dan Penanganan Stress Guru”. Maria menjelaskan dan memaparkan materi di depan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan Yayasan Pendidikan Gembala Baik yang bertempat di Aula Gedung SMP Reguler.

    Baca Juga: Yayasan Pendidikan Gembala Baik Pontianak: Selamat Berpesta Para Fransiskan dan Fransiskanes

    Pastor Nobertus Desiderius, OFM Cap selaku sekretaris Yayasan mewakili pihak Yayasan membuka seminar sekaligus menyampaikan kata sambutan. Dalam sambutannya pastor Desi menyampaikan motivasi dan apresiasi kepada tenaga pendidik dan kependidikan Yayasan Pendidikan Gembala Baik Pontianak.

    “Saya berterima kasih atas dedikasi dan pelayanan kita semua untuk Yayasan Pendidikan Gembala Baik yang kita cintai. Bapak/ibu tenaga pendidik dan kependidikan, kita adalah bagian penting untuk mewujudkan tujuan mulia bangsa kita, mencerdaskan bangsa. Karena peran guru adalah pengharapan paling penting untuk mencerdaskan anak bangsa. Maka, sangat penting bagi kita untuk merefleksikan dan terus menggali kompetensi yang ada di dalam diri kita” ujar pastor Desi.

    Hari Guru Nasional

    Materi diawali dengan sharing bapak/ibu guru dari masing-masing unit, tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam mendidik siswa/i dari setiap jenjang. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dan terakhir ditutup dengan sesi tanya jawab.

    Acara dilanjutkan dengan misa syukur memperingati Hari Guru Nasional ke-78. Misa dipimpin oleh Pastor Fransiskus Yosnianto, OFM Cap. Diiringi tarian pembukaan dan tarian persembahan dari siswa.

    Dalam homilinya pastor Yanto selaku pastor paroki St. Sesilia dan dewan Pembina Yayasan Pendidikan Gembala Baik menyampaikan mengenai tugas dan peran guru dalam dunia Pendidikan saat ini.

    Baca Juga: Perayaan HUT PGRI Ke-77 Yayasan Pendidikan Gembala Baik Pontianak: Tulang Punggung Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Adalah Guru

    “Di zaman sekarang ini tidak cukup hanya menjadi guru yang biasa-biasa saja dan asal ada melainkan harus memiliki kompetensi dan dedikasi. Menjalani profesi sebagai seorang pendidik masa kini senantiasa diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman. Bapak/ibu guru harus mampu mengupgrade diri supaya dapat memberikan pendidikan yang inovatif dan kreatif kepada anak didik kita” papar pastor Yanto.

    Setelah misa kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan pemotongan kue Ulang Tahun PGRI. Kata sambutan diawali oleh ketua panitia, Perwakilan Guru, dan Pastor Yanto yang mempersembahkan misa.

    Acara diakhiri dengan pembagian bingkisan untuk semua tenaga pendidik dan kependidikan, foto bersama per unit dengan pastor Yanto, makan siang dan sayonara.

    Penulis: Winda/Tim Komsos KAP

    Dayak Ganteng kata Pangalima Jilah dalam Vlognya dengan Uskup Agustinus

    Foto: Vlog Pangalangok Jilah bersama Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus (24/11/2023) di Rumah Betang Anjongan/ Sumber: TikTok Pangalangok Jilah

    MAJALAHDUTA.COM, MEMPAWAH– MAMASII merupakan upacara adat Suku Dayak Taman, yang dilakukan sebagai penghormatan dan penghargaan kepada Tokoh yang diberjasa dan dihormati serta sukses dalam hidupnya.

    Kebetulan kegiatan Mamasii ini dilaksanakan setelah pembangunan Rumah Betang di Kompleks Rumah Retret Santo Johanes Paulus II Anjongan yang merupakan niat Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus sedari awal menginginkan agar Rumah Betang dibuat dengan acara adat Suku Dayak Taman.

    Lebih spesial lagi, meskipun Uskup Agustinus berlatar belakang Dayak Pompangk, namun dia sangat berjasa dengan Suku Dayak Taman.

    Sesepuh Dayak Taman, Kaphat mengatakan dalam sambutannya bahwa Uskup Agustinus juga ada membangun dan memiliki Bilik di rumah Betang (Soo Langke) Baligundi di Sibau Hulu makanya Uskup tidak segan mengaku sebagai tokoh Dayak Taman atau suku Taman.

    Menurut Kaphat, Uskup Agustinus Agus sangat besar kepeduliannya terhadap kehidupan budayak Dayak Taman Kapus Hulu, baik sebagai tokoh katolik dan juga sebagai salah satu tokoh Dayak Taman yang peduli terhadap kelestarian adat dan budaya Taman yang ada.

    “Perlu saya sampaikan bahwa Uskup Agustinus ini sewaktu menjadi Uskup di Sintang oleh almarhum ayahanda Daili bin Dadap telah diangkat anak secara resmi atau diakui sebagai anak. Ayahanda Daili bin Dadap ini berasal dari desa Ariung Mendalam atau Semangkok Kecamatan Putussibau Utara,” katanya, (24/11).

    Kaphat juga menambahkan bahwa Uskup Agustinus juga sudah 2 atau 3 kali melaksanakan Gawai Mandung membunuh kerbau atau sapi sesuai dengan adat Dayak Taman Kabupaten Kapuas Hulu.

    Selain sosok Uskup Agung Pontianak, dia memiliki perhatian khusus untuk kebudayaan baik Tionghua, Dayak dan Melayu, hal itu tampak dalam pembangunan Rumah Retret Anjongan dengan corak sejarah dan kebhinekaan.

    Dimana-mana, Uskup Agustinus selalu mengatakan tanpa nenek moyang, kita tidak mungkin bisa ada sampai saat ini. Untuk itu hargailah orang tua.

    “Hargailah orang tua kita, jangan sampai kita kualat,” tutur Uskup Agustinus dalam perbincangan sore dengan wartawan Keuskupan (25/11).

    Foto: (Kiri: Pangalima Jilah Ketua Pasukan Merah Bangkule Rajangk) – (Kanan: Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus) – Sumber: Dokumentasi KOMSOS Keuskupan Agung Pontianak

    Mamasii dan Perayaan Ulang Tahun umur ke 74 Uskup Agustinus

    Kegiatan terlaksana pada 24 November 2023 pukul 14.30 WIB yang dimulai dengan perarakan dari Gereja Katolik di Stasi St. Yosep Anjungan kemudian diarak dengan Paruu Tambe atau Sampan Hias adalah sampan Besar yang di Hias dengan Kain Panggar atau kain yang diukir motif Suku Dayak Taman, Daun Kelapa Muda, Ginggilang, Gilingirik Dung Riribu, Papanji dan Bendera adat.

    Meskipun di hulu umumnya menggunakan perahu, untuk di Mempawah senidiri menggunakan mobil yang dihiasi seperti perahu. Perarakan dimulai dengan melewati pasar Anjongan hingga ke Gua Maria Ratu Pencinta Damai dan sampai pada muara Rumah Betang di Rumah Retret Santo Johanes Paulus II Anjongan.

    Sepanjang perjalanan dibunyikan Tabuhan untuk mengiring jalannya Paruu Tambe mulai dari berangkat hingga sampai tujuan.

    Sesampainya di lokasi semua orang yang akan di Mamasii, menurut tata cara Adat Taman Prosesi Mumpang yaitu melintangkan kayu yang masih baru dengan ukuran yang disesuaikan dan di letakkan pada tempat yang sudah tersedia dan posisi yang pantas menurut Adat Taman dengan beberapa orang yang memegang kayu Umpang.

    Umpang tersebut di Potong oleh Tamu disertai suhuhan minuman Air Maram atau minuman sejenisnya yang sudah diakui dalam prosesi Mumpang Adat Taman.

    Dalam undangan tertera mereka yang memotong Umpang diantaranya ada Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, sesepuh Masyarakat Dayak Taman dan Tokoh Adat Dayak Kalimantan Barat Drs. S. Massarady Kaphat.

    Ada Rektor Seminari Tinggi Keuskupan Agung Pontianak, Pastor Edmund Nantes OP, ketua real estate Indonesia, Totok Lucida selaku Donatur, Bupati Kabupaten Bengkayang Sebastianus Darwis, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dari Fraksi PDIP Perjuangan Paulus Mursalim, ada juga Ketua DPRD Kalbar Periode 2019-2024, M Kebing, hadir juga dari Kongregasi Passionis Pastor Sabinus Lohin CP, dari Ordo Kapusin ada Pastor Fredrick Samri OFMCap, Pastor Paroki Katedral Pontianak Pastor Alexius Alex, bagian  keuangan Keuskupan Agung Pontianak Pastor Andreas Kurniawan OP, ada juga Andre dan Asong selaku Donatur.

    Vlog Pangalima Jilah TBBR dan Uskup Agustinus

    Uskup Agustinus sempat diberikan ucapan ulang tahun oleh Pangalima Jilah lewat pesan WA secara personal. Dalam pesan tersebut Pangalima Jilah mengucapkan selamat ulang tahun untuk Uskup. Kemudian Uskup Agustinus menjawab dan menanyakan posisi Pangalangok Jilah dimana.

    Uskup Agustinus dalam pesannya jika Pak Jilah bisa hadir, tentu dia sangat senang. Begitulah kira-kira warna bahasa Uskup Agustinus.

    Memang sore hari persisnya saat Uskup Agustinus usai memotong Umpang, Pangalima Jilah secara personal hadir untuk mendampingi Uskap Agustinus mengadakan Mamasii, (24/11).

    Dalam vlog pribadi Pangalima Jilah (Akun Tiktok Pangalangok Jilah), dia sempat meminta saran Uskup Agustinus dan harapannya tentang kebudayaan yang bertepat dengan ulang tahun.

    “Saya senang bahwa dalam rangka ulang tahun saya, diadakan upacara Mamasi salah satu budaya pada Suku Dayak Taman. Saya sengaja mengadakan adat ini, terutama supaya kaum-kaum kita tahu acara nenek moyang dan menghargai nenek moyangnya,” kata Uskup Agustinus.

    Uskup Agustinus melanjutkan pesannya dengan menitikberatkan bahwa siapapun kita, tetaplah kita ada karena orang tua.

    “Kita itu lahir dari orang tua, dan kakek-nenek, maka melalui budaya ini saya pribadi selaku uskup, sangat menghormati Adat Budaya, yang sungguh-sungguh juga mendukung keagamaan. Banyak adat-adat yang lebih baik, lebih luhur tentu setiap budaya punya ciri khasnya,” tambah Uskup Agustinus.

    Uskup Agustinus juga berterima kasih kepada Pangalima Jilah karena turut hadir dalam ulang tahunnya yang ke 74 bertepat dengan acara adat Mamasii. Dia juga mengajak kaum muda untuk melestarikan adat dan budaya untuk mendukung perdamaian.

    “Terima kasih, kita ini sama-sama nama Agustinus. Saya (Uskup) Agustinus Agus, dia Agustinus Jilah haha,” tutup Uskup Agustinus dalam vlog Pangalagok Jilah.

    Sambutan hangat juga dilontarkan Pangalima Jilah kepada Uskup Agustinus dengan mengungkapkan kalimat ‘luar biasa’.

    “Luar biasa Uskup. Dayak Ganteng Uskup,” kata Pangalima Jilah.

    Mamasii yang diadakan di Anjongan ini merupakan, kegiatan penghargaan kepada orang-orang pilihan yang pantas diberikan penghormatan secara adat diantaranya ada kepala atau panglima perang, para Hulu Balang, para Pejuang yang gagah berani.

    Pejabat tinggi Negara atau Pemerintahan yang banyak berjasa kepada Nusa dan bangsa tanpa cacat cela.

    Tokoh-tokoh masyarakat yang termasyhur serta banyak yang berjuang membela kepentingan rakyat dan tokoh pilihan karena jasa mereka.

    Kegiatan ditutup dengan tarian masal dan dilanjutkan dengan makan malam bersama.

    Oleh: Samuel – Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak
    Sumber: Liputan Mamasii dan Perayaan Ulang Tahun umur 74 Tahun Uskup Agustinus di Anjongan Kalimantan Barat 

    Teladan Kepemimpinan Cerdas Rohani dan Kemurahan Hati dari Santo Filemon

    Actualidade Religiosa: Filémon e o Novo Homem em Cristo (Sumber: actualidadereligiosa)

    MAJALAHDUTA.COM, SPRITUALITAS– Santo Filemon merupakan seorang santo Kristen yang dikenal karena kisahnya yang terkait dengan surat Paulus kepada Filemon dalam Perjanjian Baru di Alkitab.

    Peringatan Santo Filemon jatuh pada tanggal 22 November. Berikut adalah ringkasan kisahnya:

    Latar Belakang: Filemon adalah seorang Kristen yang tinggal di Kolose, sebuah kota di wilayah yang sekarang bagian dari Turki modern. Dia dikenal sebagai seorang tuan tanah yang baik dan seorang pemimpin dalam jemaat Kristen di Kolose.

    Onesimus, Budak yang Kabur: Salah satu aspek terpenting dalam kisah Santo Filemon adalah tentang seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dari Filemon dan menjadi budak yang kabur. Onesimus kemudian bertemu dengan Santo Paulus, yang saat itu sedang dalam tahanan di Roma.

    Pertobatan Onesimus: Selama waktu bersama Santo Paulus, Onesimus mendengarkan ajaran Kristen dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.

    Dia kemudian menjadi seorang Kristen yang beriman.

    Surat Paulus kepada Filemon: Santo Paulus menulis surat kepada Filemon untuk memohon agar menerima kembali Onesimus sebagai seorang saudara Kristen, bukan sebagai seorang budak.

    Surat ini, yang terdapat dalam Perjanjian Baru dengan nama “Surat kepada Filemon,” adalah salah satu surat pribadi Santo Paulus.

    Perdamaian dan Kesatuan: Surat kepada Filemon menggambarkan tekad Santo Paulus untuk memediasi perdamaian antara Filemon dan Onesimus, dan untuk menegaskan pentingnya persaudaraan Kristen yang melampaui status sosial.

    Dia bahkan menawarkan untuk mengganti segala kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh perbuatan Onesimus.

    Penerimaan dan Kesatuan Kembali: Tidak banyak yang diketahui secara pasti tentang nasib akhir Santo Filemon, tetapi dalam tradisi Kristen, diterima bahwa Filemon menerima kembali Onesimus sebagai saudara Kristen, bukan sebagai budak, dan keduanya hidup dalam kesatuan sebagai anggota jemaat di Kolose.

    Kisah Santo Filemon menekankan nilai-nilai persaudaraan Kristen, perdamaian, dan penerimaan kembali, serta kesediaan untuk mengubah hubungan sosial yang ada dalam konteks iman Kristiani.

    Meskipun kisah ini singkat, pesannya tentang kasih dan pemulihan hubungan tetap relevan dalam kehidupan Kristen.

    Keteladanan Santo Filemon dapat diambil dari kisah yang terkait dengan hubungannya dengan Onesimus, seorang budak yang kabur, dan surat yang ditulis oleh Santo Paulus kepada Filemon. Beberapa nilai dan pelajaran yang dapat diambil dari keteladanan Santo Filemon adalah:

    Kemurahan Hati: Santo Filemon menunjukkan kemurahan hati ketika dia menerima kembali Onesimus, budak yang melarikan diri. Dia tidak membalas dengan kebencian atau dendam, tetapi dengan kasih dan belas kasihan.

    Ini mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan kesempatan kedua dan berpikiran terbuka kepada mereka yang telah melakukan kesalahan.

    Persaudaraan Kristen: Melalui tindakannya menerima kembali Onesimus sebagai saudara Kristen, bukan sebagai budak, Santo Filemon menggarisbawahi pentingnya persaudaraan Kristen yang melampaui status sosial atau budak-tuan tanah.

    Ini mengajarkan kita tentang persatuan dan kesetaraan dalam Kristus.

    Kehidupan Berdasarkan Kasih: Keteladanan Santo Filemon mengilustrasikan prinsip Kristiani bahwa kita seharusnya hidup berdasarkan kasih.

    Kasih itu tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata, seperti yang ditunjukkan oleh Santo Filemon dalam menerima kembali Onesimus dengan tangan terbuka.

    Kepemimpinan dalam Iman: Sebagai seorang pemimpin dalam jemaat Kristen di Kolose, Santo Filemon memberikan contoh kepemimpinan yang baik dalam iman.

    Dia mempraktikkan iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari dan memimpin dengan kasih sayang dan teladan.

    Kepatuhan Terhadap Ajaran Kristus: Melalui tindakannya, Santo Filemon mematuhi ajaran Kristus tentang pengampunan, kasih sayang, dan persaudaraan. Dia menjalani ajaran-ajaran tersebut dalam situasi nyata dalam hidupnya.

    Keteladanan Santo Filemon mengajarkan kita tentang pentingnya kemurahan hati, persaudaraan Kristen, dan kasih dalam hidup kita sebagai orang-orang Kristen.

    Kisahnya mengingatkan kita untuk mengamalkan nilai-nilai Kristiani dalam semua aspek kehidupan kita dan menjadi teladan dalam hubungan kita dengan sesama.

    Surat kepada Filemon, beberapa pesan yang bisa dianggap sebagai “kata-kata mutiara” yang menginspirasi adalah:

    1. “Kasih dan belas kasihan itu adalah kunci untuk menyambut kembali yang pernah pergi.”
    2. “Persaudaraan sejati adalah ketika kita melihat satu sama lain sebagai saudara dalam Kristus, bukan sebagai budak atau tuan tanah.”
    3. “Kemurahan hati adalah kekuatan yang melampaui dendam.”
    4. “Dalam Kristus, kita semua adalah sama di mata Tuhan.”
    5. “Ketika kita hidup berdasarkan kasih, kita mencerminkan karakter Kristus dalam dunia ini.”

    Sementara Santo Filemon mungkin tidak memiliki banyak kata-kata terkenal, kisah hidup dan tindakannya yang melayani sebagai teladan cinta, pengampunan, dan persaudaraan dalam iman Kristen dapat menjadi sumber inspirasi yang kuat bagi umat Kristen.

    Editor: Samuel – KOMSOS KA Pontianak
    Sumber: Berbagai Olahan

    Paus Fransiskus Minta Dukungan Doa Global di Tengah Krisis Ukraina dan Tanah Suci

    Paus Fransiskus saat Audiensi Umum Mingguannya (Divisi Foto VATICAN MEDIA)

    MAJALAHDUTA.COM, VATIKAN – Paus Fransiskus kembali memohon doa untuk mereka yang menderita akibat perang di Ukraina dan Tanah Suci, menyatakan bahwa ini bukan perang, melainkan tindakan terorisme.

    Dalam Audiensi Umum Mingguannya di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus menyampaikan perhatiannya kepada mereka yang menderita di Palestina dan Israel.

    Dia berdoa untuk semua orang yang terkena dampak perang, terutama di Ukraina, Israel, dan Palestina.

    Paus Fransiskus mencatat pertemuannya pada 22 November dengan dua delegasi, satu dari keluarga Israel yang memiliki kerabat sebagai sandera di Gaza, dan yang lainnya dari keluarga Palestina yang menderita di Gaza.

    “Mereka menderita sangat banyak. Saya mendengar kesaksian mereka tentang penderitaan,” ujar Paus, menambahkan bahwa ini sudah melampaui perang, tetapi merupakan tindakan terorisme.

    Paus mengajak semua orang untuk berdoa demi perdamaian dan memohon Tuhan agar membantu menyelesaikan masalah tanpa terpengaruh oleh gairah yang bisa merugikan semua pihak.

    “Marilah kita bersama-sama berdoa untuk rakyat Palestina dan Israel, agar perdamaian dapat terwujud,” Paus Fransiskus menyimpulkan.

    Matteo Bruni, Direktur Kantor Pers Takhta Suci, mengumumkan bahwa pertemuan Paus dengan delegasi tersebut bersifat kemanusiaan, menunjukkan kedekatan spiritual Paus Fransiskus dengan penderitaan setiap individu.

    Editor: Samuel- KOMSOS KA Pontianak
    Sumber: Francesca Merlo – Vatikan News

    Singkawang: Kota yang Menyimpan Sejuta Cerita Budaya dan Sejarah Keagamaan

    Gambar Paroki Santo Frasiskus Assisi Singkawang Tampak dari depan. (Sumber: Paroki Singkawang)

    MAJALAHDUTA.COM, SEJARAH– Singkawang, sebuah kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, merayakan kekayaan budaya dan sejarah keagamaan yang tak ternilai.

    Dikelilingi oleh pegunungan, seperti Gunung Pasi, Gunung Poteng, dan Sakok, kota ini menyimpan makna mendalam dalam setiap lekukannya.

    Nama Singkawang sendiri berasal dari bahasa Cina Hakka atau Khek, “San kew jong,” yang berarti “sebuah di antara pegunungan dan kuala/muara dari beberapa sungai di tepi laut.” Sebuah nama yang mencerminkan keindahan geografisnya.

    Sebagai paroki yang terbagi dalam dua bagian, Paroki Singkawang memancarkan keberagaman wilayahnya.

    Bagian pertama terletak di wilayah Pemkot Singkawang, sementara bagian kedua mencakup wilayah Kabupaten Bengkayang, termasuk Kecamatan Capkala dan Sungai Raya.

    Sejarah Paroki Singkawang dimulai dari zaman kolonial. Pada tahun 1873, umat Katolik sudah hadir di sana, dipermandikan oleh Pastor J. de Vries, SJ. Stasi ini berkembang pesat, dan pada tahun 1885, Pater Staal SJ menjadi pastor Paroki pertama.

    Misi Katolik di Kalimantan terus tumbuh, diawasi oleh berbagai ordo.

    Singkawang, yang sekarang merupakan paroki yang cukup besar di wilayah Keuskupan Agung Pontianak, menjadi pusat aktivitas misi. Pada awalnya, Singkawang adalah stasi pertama di Kalimantan bagian Indonesia.

    Paroki ini berkembang dengan menggandeng berbagai ordo, dan pada tahun 1905, Kongregasi Penyebaran Iman mendirikan Prefektur Apostolik Kalimantan.

    Pimpinan Prefektur mempercayakan misi ini kepada Ordo Kapusin, yang kemudian mendirikan gereja dan sekolah.

    Pada tahun 1909, Singkawang menjadi pusat kegiatan misi, dan pada 1913, Bruder Wenceslaus mulai melibatkan orang-orang dalam pembangunan, memulai sekolah pertukangan di Pontianak pada 1928.

    Karya misi Katolik di Singkawang melibatkan pendirian gereja, sekolah, asrama, dan rumah sakit. Para misionaris, baik pastor, bruder, maupun suster, memberikan kontribusi besar dalam mendidik anak-anak, merawat orang sakit, dan membantu masyarakat setempat.

    Seiring berjalannya waktu, keterlibatan awam semakin meningkat melalui Dewan Paroki dan pembentukan Kring-kring umat awam.

    Stasi-stasi di luar kota semakin sering dikunjungi oleh para pastor, guru agama, dan petugas pastoral awam.

    Suasana Singakawang – Bangunan (Sumber: pinterest)

    Singkawang terus menjadi pusat kegiatan paroki yang hidup dan berwarna.

    Dengan keberagaman etnis, seperti Tionghoa, Dayak, dan Melayu, Singkawang mewakili harmoni antarbudaya.

    Kota ini, yang terletak di persimpangan jalan raya dari Pontianak ke Sambas dan jalan raya ke Bengkayang, terus menjadi pusat perdagangan sejak zaman dulu.

    Sejarah panjang Paroki Singkawang mencerminkan perjalanan iman dan pengabdian, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota ini. Dengan kisah-kisah yang terus berkembang, Singkawang memperlihatkan bahwa nilai-nilai keagamaan dan budaya dapat hidup berdampingan dalam keharmonisan yang indah.

    Editor: Samuel – KOMSOS KAP
    Sumber: Paroki Singkawang

    Paus Fransiskus Menggoda Kehangatan Natal Lewat Buku Baru ‘Natal di Gua’

    Buku Baru Paus Fransiskus "Natal di Gua" - Sumber: Vatikan News

    MAJALAHDUTA.COM, VATIKAN– Paus Fransiskus telah merilis buku terbarunya yang berjudul “Christmas at the Nativity” (Natal di Gua) dengan menghadirkan pengantar yang penuh makna.

    Buku ini telah tersedia dalam bahasa Inggris, Italia, Prancis, dan Portugis, membawa pembaca meresapi kebijaksanaan Paus mengenai adegan Natal.

    Versi Italia dari buku tersebut resmi dirilis pada Selasa, 21 November, dengan judul “Il mio presepe” (Natal di Gua).

    Penerbit Focolare/New City Press merilis versi bahasa Inggris pada 1 November, dan buku ini dapat diperoleh melalui tautan berikut: https://www.focolaremedia.com/bookstore.

    Buku ini tidak hanya menyajikan teks-teks Paus Fransiskus tentang adegan Natal, tetapi juga memuat refleksi, pidato, dan homili yang menggugah hati.

    Dalam pengantar yang belum pernah diterbitkan sebelumnya, Paus Fransiskus berbagi pengalaman pribadinya di Greccio, tempat Santo Fransiskus dari Assisi menciptakan adegan Natal yang ikonik.

    “Pada malam Natal, yang dijadikan kudus oleh kelahiran Juruselamat, kita menemukan tanda yang lain yang kuat: kekecilan Allah. Para malaikat menunjukkan kepada para gembala bayi yang lahir di palungan. Bukan tanda kekuatan, kemandirian, atau kebanggaan. Tidak. Allah yang kekal direduksi menjadi manusia yang tak berdaya, lembut, rendah hati,” ungkap Paus Fransiskus dalam pengantar bukunya, yang diberi tanggal 27 September 2023.

    Buku ini tidak hanya merayakan keindahan Natal, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari.

    Dengan pengalaman pribadi Paus Fransiskus di Greccio sebagai latar belakangnya, buku ini diharapkan dapat menghangatkan hati pembaca dan menginspirasi semangat Natal yang sejati.

    Kota Vatikan, 21 November 2023
    Editor: Samuel – Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak

    Malam Puncak Dies Natalis Widya Dharma: Transformasi Pendidikan Holistik Menuju UWDP Unggul

    Foto Bersama Bapak Rektor UWDP dengan Pemenang Pemilihan Putra Putri Kampus /Sumber Foto: Panitia Dies Natalis UWDP 2023 – Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak

    MajalahDUTA.com, Pontianak – Yayasan Widya Dharma dan Universitas Widya Dharma Pontianak menutup rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-40 Yayasan dan Dies Natalis ke-4 Universitas dengan merayakan misa syukur dan acara malam puncak yang meriah. Dilaksanakan di Rumah Radakng Pontianak pada 12 November 2023. Mengusung tema “Transformasi Pendidikan Holistik Menuju UWDP Unggul”.

    Misa diawali dengan tari-tarian dan dipimpin langsung oleh Minister Provinsial Kapusin Pontianak Pastor Faustus Bagara, OFMCap bersama 12 imam yang mendampingi.

    Misa dihadiri oleh pihak Yayasan, civitas akademik Universitas, tamu undangan, biarawan/biarawati, dan mahasiswa/i. Misa diiringi dengan nyanyian merdu anggota koor dari UKM Paduan Suara Widya Dharma, Solideo.

    Baca Juga: Malam Pembukaan Acara Dies Natalis Widya Dharma Pontianak 2023

    Pastor Bagara sebagai selebran utama dalam homilinya menyampaikan ucapan selamat kepada Yayasan di ulang tahun ke-40 dan ulang tahun ke-4 Universitas Widya Dharma serta menyampaikan harapannya.

    “Saya mengucapkan selamat kepada Yayasan Widya Dharma di ulang tahun ke-40 dan Universitas Widya Dharma di ulang tahun ke-4 tahun ini. Semoga senantiasa diberkati agar menjadi lembaga Pendidikan yang semakin maju dan berkembang dalam berbagai aspek. Dan sebagai lembaga Pendidikan yang berlandaskan iman katolik semoga senantiasa selalu mengutamakan dan menghadirkan cinta kasih dalam pelayanan” ujar pastor Bagara mengawali homilinya.

    Pastor Bagara melanjutkan homilinya, menyampaikan mengenai isi bacaan dan mengaitkan perayaan ulang tahun Widya Dharma dengan dasar filsafat tentang kebijaksanaan.

    “Saya berharap tenaga pendidik dan kependidikan di Yayasan Widya Dharma bukan hanya semata- mata menjadi pendidik di Universitas Widya Dharma, melainkan menjadi pendidik yang mencintai kebijaksanaan dan kebenaran dalam proses mendidik dan transfer ilmu pengetahuan” lanjut pastor Bagara.

    Baca Juga: Perjalanan Menuju Karakter Unggul: Mahasiswa Baru UWDP Siap Berubah

    Misa diakhiri dengan berkat penutup, kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan acara ramah tamah. Rasa syukur tampak dalam raut wajah ketua Yayasan dan Rektor Universitas Widya Dharma, dengan menunjukkan sikap yang santun dan ramah mengajak para tamu undangan, biarawa/biarawati, dosen dan mahasiswa/i untuk makan bersama.

    Setelah perayaan misa syukur selesai kemudian dilanjutkan dengan acara malam puncak Dies Natalis Widya Dharma tepatnya di tribun Rumah Radakng Pontianak.

    UWDP Unggul

    Ditemani rintik hujan dan angin malam sepoi-sepoi, acara malam puncak tetap berlangsung sesuai rancangan dari panitia pelaksana. Semangat dan kerja sama panitia tetap berjalan baik berkat antusias dan partisipasi dari alumni dan mahasiswa/i aktif Universitas Widya Dharma yang memenuhi area Rumah Radakng.

    Pelaksanaan Dies Natalis Widya Dharma telah melalui beberapa rangkaian kegiatan. Ketua panitia Pastor Amandus Ambot, OFMCap menyampaikan mengenai rangkaian acara yang telah dilaksanakan untuk memeriahkan ulang tahun Yayasan dan Universitas Widya Dharma.

    “Kami mengadakan kegiatan dimulai dari tanggal 26 Agustus 2023 yang lalu bertepan dengan hari keluarnya SK Universitas Widya Dharma. Jadi, ulang tahunnya yang ke-4 26 Agustus yang lalu. Kemudian diikuti terus dengan berbagai kegiatan seminar ilmiah, perlombaan olahraga, seni budaya, mobile legend, coding, pemilihan putra putri kampus dan jalan sehat yang melibatkan mahasiswa, karyawan dan para dosen serta tibalah malam ini pelaksanaan puncak perayaan Dies Natalis Widya Dharma pada 12 November 2023” ujar pastor Ambot yang juga selaku Direktur Eksekutif Yayasan Widya Dhrama Pontianak.

    Baca Juga: Peresmian Gedung Baru UWDP: Tonggak Penting Sejarah Perguruan Tinggi Widya Dharma

    Acara malam puncak dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, pemotongan kue ulang tahun, penampilan dari beberapa pemenang lomba, pemberian penghargaan kepada dosen, dan pembagian hadiah.

    Rektor Universitas Widya Dharma, Hadi Santoso, S.E., M.M melalui wawancara mengatakan bahwa pelaksanaan Dies Natalis sebagai bentuk ungkapan rasa syukur karena sampai saat ini Yayasan dapat eksis bersama Universitas.

    “Saya sangat bersyukur atas penyertaan Tuhan kepada kami, sehingga Widya Dharma dapat melaksanakan Dies Natalis tahun ini dengan melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan. Pelaksanaan rangkaian kegiatan ini sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas berkat yang luar biasa sehingga sampai hari ini Yayasan dapat eksis, sudah 40 tahun dan Universitas Widya Dharma sudah 4 tahun. Ini adalah periode pertama Widya Dharma dan tahun terakhir saya”. Ungkap Hadi yang merupakan rektor pertama Universitas Widya Dharma.

    “Harapannya berangkat dari tema yang kita usung “Transformasi Pendidikan Holistik Menuju UWDP Unggul”. Kami menerapkan Pendidikan Holistik sesuai dengan misi awal kami ketika menggabungkan diri menjadi Universitas. Kami menerapkan suatu Pendidikan yang tidak melulu hanya akademik, belajar-belajar, kuliah dan selesai. Tapi dibalik itu kami membina mahasiswa dengan harapan dapat menjadi seorang lulusan yang tidak hanya berkualitas dari sisi akademik melainkan secara keseluruhan mempunyai keunggulan yang dapat dibanggakan” jelas Hadi melanjutkan.

    Baca Juga: Wisuda Program Sarjana dan Diploma Universitas Widya Dharma Pontianak Tahun Akademik 2022/2023

    Melalui wawancara bersama ketua Yayasan Widya Dharma, Polycarpus Widjaja Tandra, S.H., M.M menyampaikan bahwa harapannya sudah tercermin dalam tema yang diusung dari Dies Natalis Widya Dharma 2023.

    “Harapan kami sebetulnya sudah tercermin dari tema “Transformasi Pendidikan Holistik Menuju UWDP Unggul”. Mengapa kami memberikan tema ini? karena mencerminkan komitmen kami. Komitmen kami dalam proses transformasi dan pengejawantahan visi dan misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa terutama mendidik sumber daya manusia yang unggul, berkualitas dan juga memberikan pendidikan seluas-luasnya kepada penduduk Kalimantan Barat khususnya” papar Polycarpus satu-satunya founder volunteer yang aktif sejak 1983 bersama para pastor Ordo Kapusin.

    Penulis: Winda/Tim MajalahDUTA

    Malam Pembukaan Acara Dies Natalis Widya Dharma Pontianak 2023

    Penampilan Peserta Lomba Tari Tradisional/Sumber foto: Panitia DN WD 2023 – Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak

    MajalahDUTA.com, Pontianak – Dies Natalis Yayasan Widya Dharma Pontianak ke-40 dan Universitas Widya Dharma Pontianak ke-4, digelar dari tanggal 10 hingga 12 November 2023 di Rumah Radakng Pontianak dibuka pada Jumat malam dengan berbagai kegiatan lomba. Hari pertama kegiatan dibuka dengan lomba Putra dan Putri kampus Widya Dharma 2024 dan lomba Tari Tradisional. Kedua lomba tersebut diperlombakan dan diumumkan langsung pada malam itu juga.

    Suasana malam itu cukup meriah, banyak mahasiswa/i WD yang hadir meramaikan acara tersebut dan menonton para peserta yang sedang berlomba. Pada lomba Putra dan Putri Kampus Widya Dharma 2024 peserta diberikan beberapa pertanyaan oleh para juri dan berpidato sesuai dengan tema yang didapat untuk menyuarakan pendapat tentang teknologi, bullying, mental health, toxic relationship, pergaulan bebas, pendidikan toleransi beragama, dan pentingnya pemilu untuk generai Z pada tahun 2024.

    Baca Juga: Yudisium ke-IV Universitas Widya Dharma Pontianak: Kesulitan Yang Muncul Adalah Batu Asah

    Saat pengumuman juara Putra dan Putri Kampus WD 2024, Brigitta Romanda Kalista yang merupakan juri lomba mengatakan bahwa para peserta Putra dan Putri Kampus Widya Dharma sebelumnya sudah menjalani karantina singkat selama tiga hari mulai dari tanggal 7 November hingga 9 November. Walaupun karantina dilakukan secara singkat, namun para peserta mendapat pembekalan dan juga telah dipantau dengan berbagai macam, baik dari segi penampilan, kemampuan, attitude dan semua hal itu menjadi pemantauan oleh para juri.

    Dies Natalis

    Pemenang kategori meliputi Putra dan Putri berbakat, best catwalk, serta Putra dan Putri favorit. Juara Putra dan Putri berbakat jatuh pada nomor undian 10 atas nama Fransiskus Saverius dan nomor undian 22 atas nama Brigita Yoli Artika. Juara Putra dan Putri best catwalk jatuh pada nomor undian 8 atas nama Putra Borneo dan nomor undian 14 atas nama Agnes Noviana. Sedangkan Juara Putra dan Putri favorit jatuh pada nomor undian 6 atas nama Wendy Fernando dan nomor undian 18 atas nama Vlara Leo Clarissa. Kemudian untuk juara kategori Putra Putri Kampus 2024 Top 3 dari nomor undian 9 atas nama Melvin dan nomor undian 11 atas nama Natalia. Top 2 dari nomor undian 4 atas nama Wahyu Ilkoni dan nomor undian 15 atas nama Mely Amy Riya. Top 1 dari nomor undian 13 atas nama Vito Varian Holyhin dan nomor undian 12 atas nama Marsha Tiodore Pitaloka.

    Baca Juga: Wisuda Program Sarjana dan Diploma Universitas Widya Dharma Pontianak Tahun Akademik 2022/2023

    Selain dari pemenang Kategori Putra dan Putri Kampus WD 2024 juga diumumkan pemenang dari lomba Tari Tradisional. Untuk pemenang juara ketiga pada nomor undian 1 dengan jumlah 1,106, juara kedua dengan nomor undian 5 dengan skor 1,325 dan juara pertama jatuh pada nomor undian 4 dengan nilai 1,361 yang diumumkan langsung oleh juri diantaranya Ferinandus Lah sebagai juri 1, Paskalis juri 2 dan juri 3 oleh Albertus Beni.

    Setelah acara selesai para pemenang berfoto ria mengabadikan momen yang dipenuhi sorak sorai dari para penonton yang hadir pada malam tersebut. Sukacita tampak pada raut wajah para pemenang yang membawa hadiah pada malam itu. Selamat untuk para pemenang!.

    Penulis: Yantika/Tim KomsosKAP

    Temu Ibu Ibu Katolik Se-Paroki Darit: Mari Menyatukan Hati Dalam Kebersamaan Membangun Paroki

    Dokumentasi Kegiatan dalam Misa Pembukaan/Sumber foto: Panitia Penyelenggra – Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak

    MajalahDUTA.com, Bagak – Temu ibu-ibu Katolik yang ke-4 se Paroki Santo Agustinus & Matias Darit pada Jumat, 10 November – Minggu, 12 November 2023 di Stasi Santo Thomas Rasul Bagak. Pembukaan Temu Ibu-Ibu Katolik dilaksanakan dengan merayakan Perayaan Ekaristi oleh Pastor Paroki Darit yaitu P. Raimon Esebeus Fasak, MSC bersama dengan para Pastor rekan yang bertugas di Paroki Darit.

    Ketua Panitia R. Andreas, S.Ag menyampaikan jumlah stasi yang ikut berpartispasi dalam kegiatan ini. Sebanyak 33 stasi dan 566 perserta mengikuti kegiatan ini. Beberapa perlombaan yang dilaksanakan untuk memeriahkan kegiatan ini terdiri dari lomba Kuis Kitab Suci, Lomba Senam, Lomba Koor, Lomba Masak, dan Lomba Jonggan.

    Baca Juga: Satu Bahasa Satu Suara Bahas Sinode di Paroki St. Agustinus dan Matias Darit

    Peserta dari stasi yang mengikuti kegiatan ini menginap dirumah umat dan sekolahan supaya lebih membaur dengan umat yang ada di stasi Bagak. Untuk konsumsinya disiapkan oleh panitia langsung karena dari stasi yang hadir juga ikut berpartisipasi mengumpulkan beras dan sayur-sayuran.

    Adapun tamu undangan yang ikut dalam kegiatan ini diantaranya, Camat Menyuke, Camat Meranti, Para Dewan Perwakilan Rakyat yang ada di Kecamatan Menyuke, dan para Kepala Desa se Kecamatan Menyuke.

    Ketua panitia mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf kepada stasi yang telah berpartisipasi mengikuti kegiatan ini serta kepada seluruh panitia yang tergabung.

    Temu Ibu Katolik

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada stasi yang telah berpartisipasi dan panitia yang terlibat. Tanpa kerja sama yang baik tentu kegiatan ini tidak bisa berjalan dengan baik sesuai yang kita inginkan. Kami juga menyampaikan permohonan maaf apabila dalam kegiatan ini ada banyak hal yang kurang berkenan di hati ibu -ibu sekalian. Mohon kiranya untuk di maafkan” tutur ketua panitia dalam sambutannya.

    Kegiatan ibu-ibu katolik ini merupakan suatu kerinduan untuk berkumpul dan memupuk persaudaraan dalam Persekutuan. Pastor Benediktus Bento Lalang, MSC dalam homilinya menyampaikan bahwa kegiatan ini jangan sampai hanya terfokus pada acara seremonialnya saja melainkan diterapkan dalam kehidupan menggereja di stasi masing-masing. Sesuai dengan tema kegiatan “Perbedaan Adalah Anugerah: Mari Menyatukan Hati Dalam Kebersamaan Bembangun Paroki”.

    Baca Juga: Pelantikan Pengurus Umat Stasi Santo Petrus, Darit

    Pastor Bento mengingatkan “untuk para pengurus Gereja agar dalam mengelola keuangan gereja harus hati-hati dan perlu yang namanya transparansi dalam pelaporan keuangan gereja agar tidak terjadi kesalahpahaman antara umat dan para pengurus gereja, karena kalau tidak transparan dalam pelaporan keuangan gereja dampaknya sangat besar dan membuat umat tidak mau terlibat aktif dalam ibadat dan kegiatan Mengereja”.

    Pastor Bento berharap agar kedepanya umat yang ada di stasi-stasi semakin lebih aktif lagi dalam kegiatan mengereja serta jangan sampai kegiatan ini tidak berlanjut.

    Penulis: Rino Ritulin/Stasi St. Petrus Guna Paroki Darit

    TERBARU

    TERPOPULER