Sunday, September 21, 2025
More
    Home Blog Page 45

    Paus Damasus dan Kasihnya pada Alkitab: Vulgata dan Iman Kristen

    Saint Damasus I, Pope – Saint of the Day from My Catholic Life! (Sumber: mycatholic.life)

    MAJALAHDUTA.COM, SPRITUALITAS- Semua pencinta Kitab Suci memiliki alasan untuk merayakan hari ini. Damasus adalah paus yang memerintahkan Santo Hieronimus untuk menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin, versi Vulgata dari Alkitab.

    Damasus menjadi seorang diaken berusia enam puluh tahun ketika ia terpilih menjadi uskup Roma pada tahun 366. Pemerintahannya ditandai oleh kekerasan sejak awal ketika kelompok lain memutuskan untuk memilih seorang paus yang berbeda.

    Kedua belah pihak mencoba menegakkan pilihannya melalui kekerasan.

    Meskipun pertempuran fisik berhenti, Damasus harus berjuang melawan lawan-lawannya sepanjang masa pemerintahannya.

    Damasus mungkin tidak memenangkan pertempuran ini secara langsung, tetapi ia memenangkan perang dengan memulai karya-karya yang bertahan lebih lama dari semua lawannya.

    Tidak hanya ia yang memerintahkan terjemahan Vulgata, tetapi juga mengubah bahasa liturgi Gereja dari bahasa Yunani ke bahasa Latin.

    Ia bekerja keras untuk melestarikan dan memulihkan kubah bawah tanah, kuburan para martir, dan relikui-relikui.

    Damasus adalah seorang penulis, meskipun ia tidak mengarang karya-karya teologis yang berjumlah banyak seperti penulis Kristen lainnya.

    Damasus lebih suka menulis epigram dalam bentuk puisi: ucapan singkat yang menangkap inti dari apa yang perlu dikatakan. Ia menulis banyak epigram tentang para martir dan orang kudus.

    Dan ia juga menulis satu tentang dirinya sendiri yang menunjukkan kerendahan hatinya dan rasa hormatnya terhadap para martir. Di sebuah kuburan Romawi terdapat kuburan paus yang ia bangun. Namun, satu-satunya yang tersisa dari dirinya di sana adalah ini: “Aku, Damasus, ingin dimakamkan di sini, tetapi aku takut mengganggu abu para orang suci ini.”

    Sebagai gantinya, ketika ia meninggal pada tahun 384, ia dimakamkan bersama ibu dan saudara perempuannya.

    Dari Dekrit Damasus (diatributkan kepada Damasus):

    Pengaturan nama-nama Kristus, bagaimanapun, sangat beragam: Tuhan, karena Ia adalah Roh; Firman, karena Ia adalah Allah; Anak, karena Ia adalah putra tunggal Bapa; Manusia, karena Ia lahir dari Perawan; Imam, karena Ia mempersembahkan diri-Nya sebagai korban; Gembala, karena Ia adalah pelindung; Cacing, karena Ia bangkit kembali; Gunung, karena Ia kuat; Jalan, karena ada jalan yang lurus melalui-Nya menuju hidup; Anak Domba, karena Ia menderita; Batu Penjuru, karena pengajaran adalah milik-Nya; Guru, karena Ia menunjukkan cara hidup; Matahari, karena Ia adalah Penerang; Kebenaran, karena Ia berasal dari Bapa; Hidup, karena Ia adalah Pencipta; Roti karena Ia adalah daging; Samarit, karena Ia adalah pelindung yang penuh belas kasihan; Kristus, karena Ia adalah yang diurapi; Yesus, karena Ia adalah juru damai; Anggur, karena kita ditebus oleh darah-Nya; Singa, karena Ia adalah raja; Batu Karang, karena Ia kokoh; Bunga, karena Ia adalah yang terpilih; Nabi, karena Ia telah mewahyukan apa yang akan datang.

    Dari Buku “Iman Para Bapa Awal” oleh William A. Jurgens, Hak Cipta 1970, Ordo Santo Benediktus, Collegeville, Minnesota

    Di Jejak-Nya:

    Kecintaan dan rasa hormat Damasus terhadap Kitab Suci terlihat dalam otorisasinya terhadap terjemahan Vulgata.

    Luangkan 30 menit hari ini untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci. Cobalah membuatnya sebagai kebiasaan harian.

    Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menjaga sebuah Alkitab terbuka di sisi tempat tidur Anda dan membacanya saat pertama kali bangun di pagi hari dan sebelum tidur di malam hari.

    Editor: Redaksi
    Sumber: Berbagai Olahan

    Kunjungan Pangalima Pajaji ke kediaman Uskup Agustinus, Apa yang Terjadi?

    Kunjungan Pangalima Pajaji ke kediaman Bapa Uskup Agustinus di Gedung Keuskupan - Kamis, 7 Desember 2023

    MajalahDUTA.com – Kedatangan Pangalima Pajaji alias Agustinus Luki ke kediaman Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus pada pukul 17.00 WIB kemarin (07/12), tidak hanya sekadar perbincangan pribadi, namun juga dilanjutkan dengan ‘ngopi bareng’ di Keuskupan setempat.

    Pangalima Pajaji, yang sebelumnya menjadi viral karena pernyataan kontroversialnya di media, tiba di Pontianak untuk pertemuan pribadi dengan Uskup Agustinus, sebagaimana yang selalu Bapa Uskup tekankan bahwa bagaimana pun, mereka yang Katolik dengan latar belakang apapun, tetap lah anak-anaknya.

    Pertemuan ini terwujud setelah Pangalima Pajaji menghubungi Uskup Agustinus saat beliau masih berada di Labuan Bajo, atas permintaan pribadi lewat perantara salah satu pengurus umat di Paroki Jeruju Pontianak.

    Dalam pertemuan yang berlangsung di Keuskupan, Pangalima Pajaji, yang mengenakan kemeja merah panjang dan membawa dua tas hitam, memberikan sapaan pertama dengan kata-kata penuh makna.

    “Nian tama’ ka Rumah Jubata, (ini masuk ke Rumah Kediaman Tuhan),” sambil menghormati Uskup Agustinus seperti layaknya seorang anak yang mencium tangan ayahnya.

    Sapaan Hangat Bapa Uskup Agustinus

    Tampak Pangalima Pajaji bersalaman dengan Bapa Uskup Agustinus di Gedung Keuskupan – Kamis, 7 Desember 2023

    Obrolan pribadi antara keduanya berlangsung selama sekitar satu jam di taman Keuskupan, di mana Uskup Agustinus memberikan ruang untuk bicara lepas dan bebas. Usai pertemuan, dalam diskusi makan malam bersama KOMSOSKAP, Uskup Agustinus menyampaikan apresiasi atas kehidupan yang dijalani oleh Pangalima Pajaji.

    “Oleh sebab itu, selama perjuangan kemanusiaan, keadilan dan perdamaian tidak akan salah,” kata Uskup Agustinus (07/12).

    Uskup Agustinus menyoroti pentingnya memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, perdamaian, kasih, dan pengorbanan, sejalan dengan surat pastoral Paus yang menekankan hal serupa.

    “Hidup, berbicara, dan bertindak tanpa kekerasan bukanlah menyerah, kehilangan, atau melepaskan apapun, tetapi bercita-cita untuk segala sesuatu,” kata paus dalam pesan video yang dirilis 30 Maret.

    Meski memberikan apresiasi, Uskup Agustinus juga memberikan peringatan kepada Pangalima Pajaji agar berhati-hati terhadap potensi penyalahgunaan ketokohannya untuk kepentingan kelompok tertentu.

    Pada akhir perbincangan, Uskup Agustinus menekankan bahwa semua talenta yang diberikan oleh Tuhan harus diungkapkan dengan kebaikan dan cinta kasih. Sebagai tambahan, dia merujuk pada panggilan Paus Fransiskus untuk doa bersama bagi budaya tanpa kekerasan dan perdamaian, serta pengurangan penggunaan senjata dalam dunia ini.

    “Kalau semua dari Tuhan, tentulah harus diungkapkan dengan kebaikan dan cinta kasih, ” tambah Uskup Agustinus (07/12).

    Oleh: Samuel, Julio – KOMSOS Keuskupan Agung Pontianak

    Imakulata dan Katekismus Gereja Katolik: Pemahaman akan Kesucian Maria

    Bunda Maria, Model Evangelisasi (Sumber: parokiriti)

    MAJALAHDUTA.COM, SPRITUALITAS– Santa Perawan Maria yang paling diberkati, sejak saat pertama konsepsinya, oleh anugerah dan hak istimewa dari Allah Yang Maha Kuasa dan berkat jasa Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia, dilepaskan dari segala noda dosa asal.”

    Pada tahun 1854, deklarasi resmi oleh Paus Pius IX dalam “Ineffabilis Deus,” dengan tegas mengklarifikasi keyakinan yang telah lama dipegang oleh Gereja bahwa Maria dikandung tanpa dosa asal.

    Maria dianugerahi hak istimewa ini karena peran uniknya dalam sejarah sebagai Ibu Allah. Artinya, dia menerima karunia keselamatan dalam Kristus sejak saat konsepsinya.

    Meskipun Maria unik dalam seluruh umat manusia karena lahir tanpa dosa, Gereja mengangkatnya sebagai teladan bagi seluruh umat manusia dalam kesuciannya dan kemurniannya serta kesiapannya menerima Rencana Allah untuknya.

    Setiap orang dipanggil untuk mengenali dan merespons panggilan Allah terhadap panggilan hidup mereka sendiri guna menjalankan Rencana Allah untuk hidup mereka dan memenuhi misi yang telah dipersiapkan bagi mereka sejak sebelum awal waktu.

    “Jadilah kehendak-Mu,” kata Maria, sebagai respons terhadap sapaan Malaikat Gabriel, adalah respons yang diperlukan bagi semua orang Kristen terhadap Rencana Allah.

    Solemnitas Konsepsi Tanpa Noda adalah waktu untuk merayakan sukacita besar anugerah Allah kepada umat manusia dalam Maria dan mengakui dengan lebih jelas kebenaran bahwa setiap manusia telah diciptakan oleh Allah untuk memenuhi misi tertentu yang hanya bisa dia penuhi.

    “firman Tuhan datang kepadaku dengan kata-kata berikut: ‘Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau dilahirkan, Aku telah menguduskan engkau; Aku telah menetapkan engkau menjadi seorang nabi bagi bangsa-bangsa.'” (Yeremia 1:5-6)”,

    Maria Immaculata. (Sumber: abebooks)

    Katekismus Gereja Katolik menjelaskan hal ini sebagai berikut:

    490 Untuk menjadi ibu Juruselamat, Maria “diperkaya oleh Allah dengan karunia yang sesuai dengan peran seperti itu.” Malaikat Gabriel pada saat pengumuman menyapa Maria sebagai “penuh kasih karunia”.

    Bahkan, agar Maria dapat memberikan persetujuan imannya yang bebas terhadap pengumuman panggilannya, diperlukan agar dia sepenuhnya dihembuskan oleh kasih karunia Allah.

    491 Seiring berjalannya waktu, Gereja semakin menyadari bahwa Maria, “penuh kasih karunia” melalui Allah, telah ditebus sejak saat konsepsinya. Itulah yang diakui oleh dogma Konsepsi Imakulata, seperti yang dinyatakan oleh Paus Pius IX pada tahun 1854:

    Perawan Maria yang paling Diberkati adalah, sejak saat pertama konsepnya, oleh sebuah anugerah dan hak istimewa yang luar biasa dari Allah Yang Maha Kuasa dan karena jasa Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia, dilestarikan dari segala noda dosa asal.

    Apakah ini berarti Maria tidak pernah berdosa?

    Ya. Karena cara penebusan diterapkan pada Maria pada saat konsepnya, dia tidak hanya dilindungi dari dosa asal tetapi juga dosa pribadi. Katekismus menjelaskan:

    493 Para Bapa Gereja dalam tradisi Timur menyebut Ibu Allah sebagai “Yang Maha Kudus” (Panagia), dan merayakannya sebagai “bebas dari setiap noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dibentuk sebagai makhluk baru”. Dengan anugerah Allah, Maria tetap bebas dari setiap dosa pribadi sepanjang hidupnya. “Jadilah padaku menurut firman-Mu…”

    Paus Yohanes Paulus II mencatat:

    Dalam merenungkan misteri ini dengan perspektif Maria, kita dapat mengatakan bahwa “Maria, di samping Anaknya, adalah gambaran sempurna kebebasan dan pembebasan manusia dan alam semesta.

    Sebagai Ibu dan Teladan, Gereja harus melihat kepada-Nya untuk memahami dengan sempurna arti misi-nya sendiri”

    Mari kita tetap fokus pada Maria, ikon Gereja peziarah dalam perjalanan sejarah yang suci tetapi dalam perjalanan menuju tujuan yang mulia di Yerusalem surgawi, di mana ia [Gereja] akan bersinar sebagai Pengantin Anak Domba, Kristus Tuhan.

    Bagaimana bersama Bunda Maria, kita ditemani untuk mencapai Kebahagiaan Surgawi? Mereka yang meninggal dalam pertemanan dengan Allah dan dengan demikian pergi ke surga akan dibebaskan dari segala dosa dan noda dosa.

    Kita semua akan menjadi “suci” (bahasa Latin, immaculatus = “tanpa noda”) jika kita tetap setia pada Allah.

    Bahkan dalam kehidupan ini, Allah membersihkan kita dan melatih kita dalam kekudusan, dan jika kita meninggal dalam pertemanannya tetapi belum sempurna disucikan, Dia akan menyucikan kita di tempat penyucian dan membuat kita suci.

    Editor: Redaksi
    Sumber: Berbagai olahan

    Kisah Keajaiban Santo Nikolas: Penyelamat Gadis Miskin dan Pelaut Terjebak Badai

    Oración A San Nicolas De Bari: Todo Lo Que Debes Aprender Sobre Ella (Sumber: hablemosdereligion)

    MAJALAHDUTA.COM, SPRITUALITAS– Dalam banyak gereja di seluruh dunia, Santo Nikolas sangat dihormati dan dianggap sebagai santo yang luar biasa suci.

    Dia lahir di abad ke-4 dan menjadi Uskup Myra di Asia Kecil.

    Cerita-cerita tentang kehidupan dan mukjizatnya menjadi legenda yang terkenal.

    Santo Nikolas lahir dalam keluarga Kristen yang saleh.

    Meskipun kehilangan orang tuanya dalam wabah penyakit saat masih muda, dia tumbuh menjadi pemuda yang saleh dan berbakat.

    Di bawah bimbingan pamannya yang merupakan Uskup Patara, dia menjadi imam dan kemudian diangkat sebagai uskup.

    Salah satu kisah terkenal Santo Nikolas adalah ketika dia menyelamatkan tiga gadis miskin dari nasib buruk.

    Seorang ayah yang miskin ingin menjual ketiga putrinya ke dalam pelacuran karena tidak mampu memberikan mahar pernikahan.

    Santo Nikolas melemparkan kantong emas ke dalam rumah mereka secara rahasia, menyelamatkan gadis-gadis itu dari nasib yang mengerikan.

    Santo Nikolas juga dikenal karena keberaniannya dalam membela iman Kristen. Dia bahkan menghadapi penganiayaan dan dipenjarakan bersama orang-orang Kristen lainnya.

    Namun, ketika Kaisar Konstantinus naik tahta dan memeluk agama Kristen, penganiayaan berakhir, dan Santo Nikolas dibebaskan.

    Legenda Santo Nikolas (Sumber: ntdindonesia)

    Selain itu, Santo Nikolas terlibat dalam perdebatan teologis penting dalam Gereja, terutama dalam menentang ajaran sesat yang disebut Arianisme.

    Kontribusinya dianggap sangat berharga dalam menjaga kesucian iman Kristen.

    Santo Nikolas juga menjadi pelindung pelaut dan anak-anak.

    Dikatakan bahwa dia muncul dalam mimpi para pelaut yang terjebak dalam badai dan menyelamatkan mereka.

    Ia juga dikenal karena memberikan hadiah kepada anak-anak miskin pada hari Natal.

    Ketika Santo Nikolas meninggal, jasadnya dikuburkan di Myra, dan kemudian diangkut ke Bari, Italia, di mana dia tetap menjadi objek penghormatan dan keajaiban.

    Legenda tentang Santo Nikolas menjalar ke seluruh dunia, dan banyak gereja dan gereja yang didedikasikan untuknya.

    Hingga saat ini, Santo Nikolas dihormati sebagai pelindung banyak kelompok, termasuk pelaut, anak-anak, dan tahanan.

    Ia adalah sosok yang dianggap luar biasa suci dan masih dikenang setiap tanggal 6 Desember dalam perayaan Santo Nikolas.

    Editor: Redaksi
    Sumber: Berbagai Olahan

    Apakah Semangat ‘Teman Seperjalanan’ Ini Bisa Terus Berkobar, Pasca PRYD 2023?

    Betapa antusias dan semangat yang ditunjukkan salah satu perwakilan dari OMK yang ada di Dekanat Pontianak Raya - Pasca Misa Penutupan / Foto Bersama Panitia PRYD 2023

    MajalahDUTA.com – Dengan berakhirnya Pontianak Raya Youth Day 2023 yang berlangsung begitu cepat, kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 2 hingga 3 Desember 2023 di RRC Sungai Ambawang ditutup dengan perayaan misa. Misa penutupan ini, yang juga merayakan masa adven pertama tahun 2023, dilaksanakan pada hari Minggu (03/12/2023).

    Mgr. Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak, memimpin langsung perayaan misa penutupan bersama pastor pendamping OMK Dekanat Pontianak Raya dan beberapa pastor paroki. Semua peserta dan panitia hadir dalam misa kudus ini, didukung oleh petugas liturgi yang mewakili masing-masing paroki.

    Potret Mgr. Agus bersama para pastor pendamping dan peserta PRYD 2023 – Misa Penutupan PRYD 2023 di Aula Utama RRC Sungai Ambawang

    Dalam homilinya, Bapa Uskup memberikan semangat kepada seluruh panitia dan peserta sebagai generasi muda Katolik yang menjadi penerus. Misa penutupan Pontianak Raya Youth Day 2023, diadakan pada Minggu siang (03/12/2023) di Rumah Retret Costantini Sungai Ambawang.

    Bapa Uskup menekankan bahwa semangat anak muda di Dekanat Pontianak Raya begitu besar dan antusias. Di akhir khotbahnya, beliau juga mengucapkan terima kasih atas kerjasama semua pihak yang telah memungkinkan suksesnya kegiatan yang diikuti oleh 164 peserta dari berbagai paroki tersebut.

    Para peserta bersalaman dengan Mgr. Agus – Misa Penutupan PRYD 2023 di Aula Utama RRC Sungai Ambawang

    “Terima kasih anak muda! Saya katakan, generasi kalian saat ini lebih baik dari generasi saya, karena fasilitas yang tentu sudah jauh lebih baik, begitupula kalian semua harus menjadi generasi yang lebih baik,” demikian kata Uskup Agustinus.

    Beliau mendorong agar semangat tersebut tidak hanya berhenti pada kegiatan PRYD, melainkan dapat terus berkembang ke tahap yang lebih tinggi. Bapa Uskup juga menyatakan keyakinan bahwa generasi muda Katolik saat ini seharusnya menjadi generasi yang lebih baik.

    Meriahnya sayonara, kebersamaan antara panitia dan peserta yang tampak tidak berbatas – Misa Penutupan PRYD 2023 di Aula Utama RRC Sungai Ambawang

    “Semangat yang telah ditunjukkan sekarang ini harus menjadi pendorong kita untuk terus berkembang sebagai generasi Katolik yang lebih baik,” lanjutnya.

    Sebagai penutup acara, Pontianak Raya Youth Day 2023 resmi ditutup dengan pemukulan gong oleh Bapa Uskup dan para Pastor. Momen ini diikuti dengan sesi foto bersama dan salam perpisahan. Harapannya, kegiatan selama dua hari ini dapat menanamkan semangat ‘teman seperjalanan’ dalam kehidupan sehari-hari bagi semua peserta dan panitia yang terlibat, apalagi dengan dimulainya masa adven pertama.

    Editor: Julio Ronaldi, Andreas Jefri – Tim KOMSOS KAP
    Bersama Yunita Swan, Kristianti Monica Cherly – dari Paroki Stella Maris Pontianak

    Bagaimana Para Lulusan Dominikan Batch 1 Merayakan Kelulusan Mereka dengan Rasa Syukur yang Mendalam?

    Syukuran Kelulusan Wisuda Anak Dominika Batch 1 Berkumpul dalam Rasa Syukur dan Berkat Tuhan Landak, 29 November -2023 Lokasi: Biara Suster OP

    MAJALAHDUTA.COM, BERITA LANDAK- Komunitas Dominika Dominican Youth merayakan momen bersejarah dengan menggelar syukuran kelulusan wisuda anak Dominikan bacth 1.

    Acara ini dihadiri oleh suster-suster OP, anak-anak Dominikan Batch 2 dan 3, serta para anggota Dominika Batch 1 yang telah lulus wisuda.

    Bernego menuliskan, dalam suasana yang penuh kebersamaan dan rasa syukur, acara ini diselenggarakan di Biara Suster OP.

    “Para lulusan dan tamu undangan berkumpul untuk merayakan hari raya peringatan syukur atas kelulusan teman-teman mereka. Semangat persaudaraan dan rasa syukur kepada Tuhan mengisi setiap sudut acara ini,” tulis Bernego.

    Acara dimulai dengan sambutan hangat dari perwakilan suster-suster OP yaitu Sr. Charito, yang menyampaikan ucapan selamat kepada para lulusan atas pencapaian mereka.

    Mereka juga mengajak semua yang hadir untuk bersama-sama mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah melindungi dan memberkati perjalanan pendidikan para lulusan.

    Selanjutnya, dalam suasana yang penuh rohani, dilakukan renungan Kristen yang menginspirasi dan memotivasi para lulusan.

    Renungan ini mengingatkan mereka akan pentingnya bersyukur atas segala berkat dan kesuksesan yang diberikan Tuhan selama perjalanan kuliah mereka.

    Acara syukuran kelulusan ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni dari anak-anak Dominikan Batch 2 dan 3.

    “Mereka menampilkan tarian, musik,  yang menggambarkan perjalanan mereka dalam mencapai kelulusan. Semua penampilan tersebut mencerminkan bakat dan dedikasi mereka dalam bidang seni dan hiburan,” tambah Bernego.

    Tidak hanya itu, dalam suasana yang penuh kebersamaan, para lulusan dan tamu undangan berdoa bersama sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.

    Doa-doa itu mengungkapkan rasa terima kasih atas berkat dan bimbingan-Nya selama perjalanan pendidikan mereka.

    Setelah acara, semua yang hadir berkumpul untuk makan malam bersama, saling berbagi cerita, dan mengenang kenangan indah selama masa kuliah.

    Semua orang tampak mensyukuri dan berterima kasih atas peran Tuhan yang telah melindungi dan memberkati mereka sepanjang perjalanan mereka.

    Syukuran kelulusan wisuda anak Dominikan Batch 1 menjadi momen yang sarat dengan rasa syukur dan berkat Tuhan.

    Para lulusan siap melangkah ke dunia nyata dengan penuh semangat dan keyakinan bahwa Tuhan akan terus melindungi dan membimbing mereka.

    Syukuran kelulusan wisuda anak Dominikan bacth 1 merupakan momen yang penuh dengan rasa syukur, berkat Tuhan, dan semangat persaudaraan.

    Menurut pantauan Bernego, acara itu tidak hanya menjadi perayaan atas kelulusan para lulusan, tetapi juga menjadi kesempatan untuk bersyukur atas segala berkat yang telah diberikan Tuhan selama perjalanan pendidikan mereka.

    Kebersamaan dan kekeluargaan

    Dalam suasana yang penuh kebersamaan, para lulusan dan tamu undangan merayakan hari raya peringatan syukur dengan penuh kegembiraan di Biara Suster OP.

    Renungan rohani, pertunjukan seni, dan doa bersama menjadi bagian tak terpisahkan dalam acara ini, mengingatkan semua yang hadir akan pentingnya bersyukur dan mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup.

    Selain itu, para lulusan juga merasa terinspirasi oleh kakak tingkat mereka, Dominika Batch 1, yang telah menyelesaikan perjalanan pendidikan mereka.

    Neraca syukur mereka terhadap kakak tingkat tersebut adalah sebagai teladan yang menginspirasi dan memotivasi mereka untuk mengikuti jejak mereka dalam mencapai kesuksesan.

    Potret Bersama dalam Perayaan Syukuran Wisuda (29/11)

    Dengan berkat Tuhan dan semangat persaudaraan yang kuat, para lulusan Dominika Made 1 siap melangkah ke dunia nyata dengan keyakinan dan semangat yang tinggi.

    “Mereka mengucapkan rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan yang telah melindungi dan membimbing mereka sepanjang perjalanan pendidikan,” tutup Bernego dalam laporannya kepada Redaksi KOMSOSKAP.

    Perayaan syukuran kelulusan wisuda anak Dominika Made 1 menjadi awal yang indah bagi para lulusan dalam menggapai impian dan mencapai kesuksesan di masa depan.

    Dengan rasa syukur dan kebersamaan yang terjaga, mereka tampak belajar untuk menjadi teladan bagi generasi berikutnya.

    Kesimpulan ini menambahkan bahwa perayaan syukuran kelulusan wisuda anak Dominika Made 1 adalah awal yang indah bagi para lulusan untuk mencapai impian mereka dengan rasa syukur dan semangat persaudaraan.

    Editor: Samuel – KOMSOS
    Sumber: Bernego – KOMSOS Family

     

    Bagaimana Keteguhan Iman Santa Bibiana Menginspirasi di Tengah Penganiayaan yang Kejam?

    ( Photo : Saint Bibiana - Shrine and wax figure of Saint Viviane in the Saint-Sulpice church of Fougeres )

    MAJALAHDUTA.COM, SPRITUALITAS – Dalam rentang masa penganiayaan Kristen pada abad keempat, kisah Santo Flavian, Santa Dafrosa, dan putri mereka, Santa Bibiana, menjadi contoh keberanian dan keteguhan iman di tengah keterpurukan.

    Martir-martir ini menorehkan jejak pengorbanan dan kesetiaan dalam perjuangan mereka menghadapi penganiayaan yang kejam.

    Santo Flavian, awalnya seorang pejabat di Roma, beralih menjadi Kristen yang taat. Saat Kaisar Yulianus menganiaya umat Kristen, Flavian ditangkap, disiksa, dan dijebloskan ke dalam penjara.

    Kaisar memerintahkan agar dahinya dicap dengan besi panas bertuliskan “BUDAK,” sebelum akhirnya dibuang ke Acquapendente, Tuscany, Italy, di mana ia wafat sebagai seorang martir.

    Santa Dafrosa, istri Santo Flavian, juga harus merasakan kepahitan penganiayaan.

    Dijadikan tahanan di rumahnya sendiri, ia menolak meninggalkan kehidupan Kristen yang saleh.

    Akhirnya, Dafrosa dihukum mati dengan cara dipenggal kepala. Saat dieksekusi, senyum kemenangan terukir di wajahnya, menunjukkan keberanian dan keteguhan iman yang mempesona.

    Tragis dan menyayat hati

    Kisah tragis juga menimpa Santa Demetria, saudari Santa Bibiana, yang tewas seketika ketakutan sebelum masuk tahanan.

    Namun, Bibiana dan Demetria, yang ditinggalkan bersama-sama, memasrahkan diri mereka kepada Tuhan dalam doa, meski segala milik mereka dirampas.

    Santa Bibiana dihadapkan pada ujian yang lebih berat ketika dia diserahkan kepada pelacur bernama Rufina.

    Tugas Rufina adalah memurtadkan dan membuat Bibiana jatuh dalam dosa.

    Namun, keteguhan Bibiana membuatnya tidak tergoyahkan, bahkan ketika dibawa ke rumah penampungan orang gila. Tidak ada upaya Rufina yang berhasil, dan Bibiana tetap mempertahankan kesuciannya.

    Akhirnya, Santa Bibiana dibawa kembali ke pengadilan dan didera hingga mati dengan cambuk timah.

    Jenazahnya dikebumikan secara diam-diam oleh seorang imam di samping makam ibu dan saudarinya pada malam hari.

    Sekitar tahun 467, pada masa Paus Simplisius, sebuah gereja dibangun di atas makam para martir wanita ini.

    Gereja kecil itu kemudian direnovasi pada tahun 1224 oleh Paus Honorius III dan masih berdiri hingga hari ini, dikenal sebagai Gereja Santa Bibiana, yang berlokasi di 154 Via Giovanni Giolitti, Roma, Italia.

    Gereja ini menjadi tempat suci yang mengenang perjuangan dan pengorbanan keluarga martir ini selama masa penganiayaan Kristen.

    Editor: Sam-KOMSOS
    Sumber: Berbagai Olahan

    Paus yang Teraniaya, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Tuduhan Terhadap Santo Paus Silverius?

    Santo Paus Silverius - Sumber: Katakombe

    MAJALAHDUTA.COM, 2 Desember 2023 – Cerita dramatis kehidupan Santo Paus Silverius, paus ke-58, menggugah perhatian dunia dengan intrik politik, perang kekuasaan, dan pengorbanan yang mengesankan.

    Terpilih pada masa yang kacau-balau, Silverius I menghadapi ujian besar dalam kepemimpinannya yang diwarnai oleh perseteruan politik, konflik agama, hingga penghianatan.

    Santo Paus Silverius lahir sekitar tahun 480 di Frosinone, Campania Italia, sebagai putra Paus Hormisdas.

    Sejak usia belia, ia telah memberikan pengabdian penuh bagi Gereja.

    Awalnya hanya seorang Subdiakon biasa, takdirnya berubah ketika paus sebelumnya, Agapitus I, wafat pada tanggal 22 April 536.

    Sede vacante (takhta kepausan yang kosong) memunculkan intrik politik antara Kerajaan Bizantium dan Kerajaan Ostrogoth, dengan Ratu Theodora dari Konstantinopel berusaha mengorbitkan Diakon Agung Vigilius sebagai paus.

    Namun, Raja bangsa Ostrogoth saat itu, Theodahad, menentang keras Vigilius dan berhasil memastikan terpilihnya Silverius sebagai paus baru.

    Tuduhan

    Terpilihnya seorang Subdiakon menjadi Paus menjadi kontroversial, dan ia dituduh menyuap Raja Theodahad.

    Namun, tuduhan ini terbukti palsu setelah kesaksian dari beberapa klerus saleh.

    Paus Silverius memimpin Gereja Katolik pada masa yang penuh tantangan.

    Ketika Kaisar Justinianus Agung memulai kampanye untuk merebut kembali Italia dari Ostrogoth, Silverius menentang keras bidaah Monofisitisme, memperkuat konflik antara Bizantium dan Ostrogoth.

    Situasi semakin rumit dengan pembunuhan Raja Theodahad oleh Vitiges, yang kemudian menghancurkan kota Roma.

    Dalam kekacauan tersebut, Jenderal Flavius Belisarius dari Bizantium berhasil merebut Roma pada tanggal 9 Desember 536.

    Ratu Theodora memerintahkan penahanan Paus Silverius dengan tuduhan bersekongkol dengan bangsa Goth.

    Pada Maret 537, Silverius ditangkap, diasingkan ke Patara, Lycia, dan Diakon Vigilius diangkat sebagai paus baru.

    Namun, di pengasingannya, Silverius bertemu Uskup Patara yang menyadari bahwa ia telah difitnah.

    Kasus ini dibawa kehadapan Kaisar, dan setelah penyelidikan, Silverius dinyatakan tak bersalah.

    Kaisar memutuskan untuk mengembalikan takhta kepausan kepadanya. Namun, sebelum Silverius dapat kembali ke Roma, ia diculik oleh pendukung Vigilius dan dibuang ke pulau Ponza.

    Penderitaan yang tak Manusiawi

    Di pulau terpencil ini, Santo Paus Silverius mengalami penderitaan yang tak manusiawi dan akhirnya wafat pada tanggal 20 Juni 537.

    Meskipun tradisi menyebutkan kematiannya akibat kelaparan, ada spekulasi bahwa ia dibunuh atas perintah Vigilius.

    Namun, keberadaan makamnya di pulau Ponza menjadi bukti keabadiannya.

    Setiap tahun, pada tanggal 20 Juni, warga pulau Ponza merayakan La Festa di San Silverio untuk mengenang Santo Paus Silverius sebagai pelindung mereka.

    Sebuah tradisi yang dimulai dengan misa dan diikuti oleh perarakan patung Santo Silverio di atas miniatur perahu, menjadi tanda penghormatan terhadap seorang pemimpin yang teraniaya namun tetap setia pada imannya.

    Editor: Sam – KOMSOS 
    Sumber: Berbagai Olahan

    Jejak Pontianak Raya Youth Day 2023 di Rumah Retret Constantini Ambawang, Apakah akan Menjadi Pemacu Semangat?

    OMK Santo Carolus Paroki Keluarga Kudus - Dalam Persiapan PRYD (01/12) Ambawang

    MAJALAHDUTA.COM, 1 Desember 2023 – Tepat sehari sebelum kegiatan berlangsung, para pemuda-pemudi Katolik yang tergabung dari berbagai Paroki di Keuskupan Agung Pontianak, menggelar persiapan dalam rangka Pontianak Raya Youth Day yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yaitu 2 dan 3 Desember 2023 dan berlokasi di Rumah Retret Constantini Ambawang.

    Gladi resik yang dilakukan pada H-1 jelang acara dan persiapan dilakukan di Aula Utama Rumah Retret Costantini atau yang akrab disebut RRC tersebut.

    Tim KOMSOS Keuskupan Agung Pontianak memang menjadi salah satu tim peliputan dalam acara yang diusung untuk orang muda se Kota Raya Pontianak.

    Dalam Pontianak Raya Youth Day alias (PRYD) menurut misi pertama yakni mengumpulkan semua orang muda dengan usungan tema yang dianggap kekinian.

    Di dalamnya  membangun kreativitas, pembinaan iman, mental, dan spiritual kaum muda. Acara ini juga diharapkan menjadi momen yang memperkuat semangat persaudaraan dan pelayanan, sambil mengajak peserta untuk lebih peka terhadap lingkungan hidup.

    Rangkaian kegiatan

    Pada 2 Desember 2023, Misa Pembukaan akan dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB di Aula Utama, dilanjutkan Opening Ceremony atau upacara pembukaan yang dilaksanakan sebelum rangkaian kegiatan utama dimulai.

    Hari pertama akan dilangsungkan sesi tentang “Yesus Teman Seperjalan”, dilanjutkan dengan Games, Doa Malam, dan Pentas Seni OMK Got Talent pada malam harinya.

    Sejumlah sanggar yang telah melakukan persiapan, mereka berasal dari berbagai paroki, antara lain Katedral Pontianak, MRPD, Stella Maris, Hieronymus, Santa Sesilia, Santo Agustinus, Delta Kapuas, Keluarga Kudus, dan Bunda Maria Jeruju.

    Berdasarkan pantauan oleh tim media Majalah DUTA, mereka telah menyiapkan penampilan musik, drama, dan tarian tradisional khas Suku Dayak.

    Di hari kedua nantinya masih akan ada sesi lanjutan. Kali ini sesi tersebut bertema “OMK Teman Seperjalanan”.

    Setelah itu juga akan ada misa yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus.

    “Memang acara orang muda mesti menjadi pokok dan topik utama di zaman sekarang, apalagi mereka pasti memiliki kerinduan untuk bertemu. Oleh sebab itu penting sekali kegiatan ini di dukung,” kata Uskup Agustinus dalam perbincangan sore bersama tim media DUTA pada (25/11/2023) di Anjongan.

    Misa tersebut dijadwalkan pukul 13.30 WIB. Setelah misa, akan diadakan Closing Ceremony yang menutup perhelatan ini.

    Pontianak Raya Youth Day diadakan bukan tanpa maksud.

    Terselenggaranya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi peristiwa penting yang memberikan kontribusi positif dalam hal kreativitas, iman, mental, dan spiritualitas bagi generasi muda Katolik, khususnya yang ada di Keuskupan Agung Pontianak.

    Editor: Sam – Redaksi
    Sumber: Jul, Andre- Tim KOMSOSKAP 

    Little Brother Charles of Jesus: Konversi Spiritual yang Mengubah Hidup

    Charles de Foucauld fratello universale - Sumber: claudiopace

    MAJALAHDUTA.COM, SPRITUALITAS- Venerable Charles de Foucauld, yang dikenal sebagai Little Brother Charles of Jesus Charles Eugene, (Vicomte de) Foucauld, lahir pada tahun 1858 dan meninggal pada tahun 1916 pada usia 58 tahun.

    Charles menjadi yatim piatu saat berusia enam tahun, dan ia serta saudara perempuannya dibesarkan oleh kakek mereka.

    Saat berusia lima belas tahun, tidak lama setelah menerima Komuni Pertamanya, Charles berhenti menjadi seorang Kristen dan menjadi seorang agnostik.

    Pada tahun 1878, kakeknya meninggal.

    Kasih sayang terhadap kakeknya mencegah Charles melakukan hal-hal terburuk, tetapi setelah kematian kakeknya, Charles mulai “hidup”.

    Setelah menerima warisannya, ia mulai hidup dalam kemewahan.

    Pada suatu waktu, ia tinggal di Paris, di mana ia menyewa apartemen dekat sepupunya, Marie de Bondy. Marie, yang pertama kali muncul dalam kehidupannya ketika ia berusia sebelas tahun, adalah seorang wanita muda yang sangat spiritual.

    Secara perlahan, melalui teladan Marie, pemuda yang ceria dan ceroboh ini mulai berubah. Agamanya, ketika ia kembali menemukan Allah, adalah sebuah kedisiplinan pribadi yang tinggi dan kasih kepada Pribadi Yesus Kristus.

    L’ermite et religieux français ( Sumber: Leparisein)

    Mengenai konversinya, Charles mengatakan, “Saat saya menyadari bahwa Allah ada, saya tahu bahwa saya tidak bisa hidup untuk selain Dia.”

    Untuk sementara waktu setelah kembali ke sakramen-sakramen, Charles hidup sebagai seorang biarawan Trappist.

    Meskipun ia dikenang sebagai seorang religius yang teladan, keyakinan tumbuh bahwa ini bukan panggilannya. Setelah dikeluarkan dari sumpah sementaranya, Charles pergi ke Tanah Suci di mana ia menjadi pelayan bagi para biarawati Clare Miskin.

    Ibu Elizabeth, yang merupakan Suster Superior dari para biarawati Clare ini, adalah seorang wanita yang bijaksana.

    Dia membantu Charles menyadari bahwa ia harus menjadi seorang imam agar dapat melayani Allah dengan lebih baik.

    Charles menyelesaikan studinya untuk imamat dan ditahbiskan pada tahun 1901.

    Pada tahun yang sama, ia pergi ke Aljazair untuk menjalani kehidupan sebagai pertapa di gurun.

    Little Brother Charles of Jesus, begitu ia menyebut dirinya sendiri, menciptakan dan menuliskan rencana untuk dua ordo religius. Anggota-anggota dari ordo-orang ini akan menjalani kehidupan yang didasarkan pada kehidupan Yesus di Nazaret.

    Pada saat kematian Brother Charles, kontak-kontak misiannya dan rancangan-rancangan untuk ordo religius baru belum menghasilkan hasil yang terlihat.

    Pada tahun 1916, saat tinggal di antara suku Tuareg yang ganas di Tamanrasset, Charles de Foucauld tewas dalam usaha memberi peringatan kepada dua tentara Arab tentang bahaya dari sekelompok pemberontak Senussi.

    Hidup Charles de Foucauld seperti benih dalam Alkitab yang harus mati sebelum tumbuh menjadi tanaman yang sehat. Dalam dua puluh tahun setelah kematiannya, muncul tiga kongregasi yang mengambil inspirasi, tujuan, dan Aturan mereka dari Charles de Foucauld.

    Kelompok-kelompok ini adalah Little Brothers of Jesus, Little Sisters of the Sacred Heart, dan Little Sisters of Jesus yang tinggal dalam kelompok kecil di seluruh dunia, memberitakan dengan kehidupan yang mereka jalani.

    Dua ordo lainnya, yang didirikan kemudian, mengikuti warisan Little Brother Charles of Jesus.

    Setiap kelompok ini berdasarkan apostolatnya pada gagasan-gagasan dari ordo-orang yang telah direncanakan oleh martir gurun ini, tetapi tidak sempat dia lihat.

    Pengetahuan tentang kehidupan Charles de Foucauld telah tersebar di seluruh Gereja. Setelah penyelidikan awal, semuanya hasilnya positif, dan ia dinyatakan sebagai Venerable pada tanggal 13 April 1978.

    Editor: Redaksi
    Sumber: Berbagai Olahan

    TERBARU

    TERPOPULER