MajalahDUTA.Com,Pontianak-Perayaan Aciesmenjadi kesempatan bagi para legioner untuk membaharui Janji Penyerahan Diri, janji Legio Maria. Dengan memantapkan diri untuk tergabung bersama Legio Maria, maka sudah menjadi tanggung jawab bagi seluruh legioner untuk menyerahkan diri secara total, bersatu erat dengan Maria dan seutuhnya menjadi milik Maria.
Ia bebas menggunakan kita demi mewujudkan apa yang Ia cita-citakan, yaitu menghantar kita kepada Yesus Kristus sang Juru Selamat kita.
Perayaan Acies yang diadakan di Gereja Katolik Santa Sesilia Pontianak pada hari Kamis, 11 Maret 2021, menjadi momen yang istimewa bagi para legioner Komisium Santa Maria Perawan yang Setia karena perayaan ini menjadi momen pembaharuan Janji Penyerahan Diri untuk kembali menguatkan dan mengingatkan para legioner akan tugas yang mereka emban, juga sebagai tradisi rutin bulan Maret yang digelar setiap tahunnya.
Penyerahan Diri
Kegiatan yang dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan ini diawali dengan Doa Tessera, kemudian dilanjutkan dengan misa yang dipimpin oleh Pastor Yosef Astono Aji, OFM Cap.
Acara dihadiri oleh 10 Presidium yang ada di Kota Pontianak, yakni presidium :
- Bejana Rohani – Katedral St. Yosep Pontianak
- Rumah Kencana – Katedral St. Yosep Pontianak
- Cermin Kekudusan – Katedral St. Yosep Pontianak
- Bunda Penasehat yang Baik – Katedral St. Yosep Pontianak
- Maria Bunda Segala Bangsa (Junior) – Katedral St. Yosep Pontianak
- BPSR – Sesilia Pontianak
- Ratu rosari – Kota Baru Pontianak
- BKK – Siantan Pontianak
- Maria Bunda Pengharapan Suci – Tanjung Hulu Pontianak
- Bintang Timur – Rasau Pontianak
Dalam khotbahnya, Pastor Aji mengatakan bahwa setan selalu mencari jalan agar manusia mau dikuasai oleh kejahatan. “Setan itu bukan berwajah hitam, bertanduk, bertaring dan tinggal di tempat gelap. Setan yang sebenarnya bukan tampak dalam hal-hal lahiriah, tapi justru tampak pada orang yang memiliki tingkat egoisme yang tinggi,” ucapnya.
Baginya, setan itu tampak pada orang yang mementingkan dirinya sendiri, tidak ada kerelaan berkorban untuk sesama, semua yang dilakukan hanya semata-mata untuk keuntungan dirinya sendiri, bahkan sampai merugikan orang lain.
“Setan mempengaruhi manusia agar manusia merasa tidak memerlukan Tuhan, merasa setiap hal yang dikerjakan atas usahanya sendiri. Ketika egois muncul, disitulah sumber perpecahan antar manusia, terjadi perselisihan, kekacauan dan kehancuran,” tambahnya.
Egoisme
Pastor Aji mengatakan, dalam masa pandemi ini setan juga menggoda legioner untuk melalaikan tugas-tugas yang ada. Ia meminta para Legioner untuk selalu sadar bahwa Legioner sudah dipersatukan dengan Bunda Maria, maka dalam situasi apapun harus tetap semangat untuk menghantar orang lain kepada Kristus.
Antonius Pranata, selaku ketua komisium Santa Maria Perawan yang Setia-KAP mengisahkan pengalamannya saat pertama kali bergabung bersama Legio Maria. Pada tahun 2006 Ia tergabung bersama presidium Rumah Kencana Junior rata-rata anggotanya adalah anak sekolah. Ia mengaku senang bisa menjadi legioner karena dia bisa memberikan pelayanan dalam bentuk doa, pelayanan kepada pastoran dan masyarakat.
“Jadi hal yang paling menarik yaitu kita bisa melayani sesama, melayani gereja, tugas kunjungan ke Rumah Sakit, Panti Jompo, ke rumah orang meninggal yang sifatnya memberikan penghiburan serta semangat,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa di saat pandemi seperti sekarang ini, setiap legioner dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan media massa dalam pelayanan doa maupun pelayanan lainnya, contohnya doa secara virtual untuk mendoakan orang yang sakit, mencoba untuk tetap melayani dengan cara yang baru.
Pelayanan
”Tetap semangat untuk para legioner, khususnya bagi Komisium Santa Maria Perawan yang Setia di Keuskupan Agung Pontianak untuk meniru semangat Bunda Maria.” Tutupnya.
Di kesempatan yang baik itu pula, Anna Dorkas selaku Ketua Panitia 100 tahun Legio Maria – KAP juga membagikan pengalamannya selama menjadi Legioner. Ia mulai masuk di Legio Maria sejak komuni pertama dan tergabung bersama Legio Junior lainnya.
“Anak-anak kan tugasnya jadi putra putri altar (misdinar), menemani oma-oma, menghibur dengan cara membaca buku cerita,” katanya.
Pengalaman
Anna mengakui bahwa peranan Bunda Maria terhadap dirinya sungguh luar biasa, jadi bukan sekedar ikutan saja, tetapi Bunda Maria betul-betul membantu dalam suka dan duka sebagaimana yang Ia katakan “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.”
Ia juga mengutarakan harapannya untuk Legio Maria-KAP agar semakin hari semakin berkembang dan banyak anak-anak atau presidium junior yang tergerak untuk menjadi seorang legioner.
“Kami selaku pengurus perlu regenerasi, jadi harapannya semoga semakin terpanggil, karena menjadi seorang legioner betul-betul panggilan, tetapi kita ini panggilan awam.” Tutupnya. Roman_KomsosKAP