MajalahDuta.Com, Pontianak- Penandatangan kanvas ini adalah hal yang kecil, namun kalau digabungkan maka inilah bentuk semangat persetuan semangat gereja dalam mewartakan teladan Bunda Maria yang suci itu. Hal ini dikatakan Uskup Agung Pontianak dalam audiensi bersama perwakilan Legioner yang hadir dalam kegiatan pada Senin 21 Juni 2021 malam.
Dalam audiensi tersebut Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus didampingi oleh RP Yosef Astono Aji, OFMCap, mengajak Legioner untuk melihat teladan Bunda Maria yang dengan selalu mengingat kata-kata Bunda Maria yakni “terjadilah pada ku menurut kehendak Mu”.
Baca juga: Mengapa ada Spider Man pada Audiensi Umum Paus Fransiskus?
Pernyataan ini bagi Mgr Agus, adalah perkataan yang membuktikan bahwa Bunda Maria pantas untuk menjadi Bunda Allah.
“Seorang wanita sederhana dipilih Allah untuk menjadi Bunda Tuhan Yesus Kristus dan kemudian menebus dosa-dosa manusia itu adalah salah satu tanda bahwa penyelenggaraan Ilahi bekerja diluar dari kemampuan manusia,” kata Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus pada Audiensi bersama Legioner.
Tengah pandemi Covid-19 tak menyurutkan iman
Ditengah Pandemi Covid-19 saat ini banyak aktivias dan kegiatan terpaksa tertunda bahkan ada yang dibatalkan. Kalaupun ada yang hendak akan melakukan kegiatan maka dalam acara pun dilaksanakan pembatasan yang berdasarkan protokol kesehatan.
Sehubungan dengan itu, meskipun ditengah pandemi dan kesibukan Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus bisa menyempatkan diri untuk hadir dan audiensi bersama para legioner yang ikut dalam audiensi Safari Kanvas dalam rangka menyambut hut 100 th Legio Maria dunia.
Baca juga: Misa syukur Penutupan Tahun Ajaran di STT Pastor Bonus
Aana Dorkas selaku ketua Panitia, mengatakan kegitan audiensi Safari Logo dan Penandatanganan Kanvas menuju 100 tahun Legio Maria di dunia akan ditutup pada tanggal 7 September 2021 mendatang.
Tepat pada tanggal 7 september 2021 juga merupakan puncak perayaan 100 tahun Legio Maria seluruh dunia.
Dorkas menjelaskan bahwa kanvas tersebut keliling ke beberapa Keuskupan, dan di setiap Keuskupan Bapa Uskup setempat diminta untuk menandatangani kanvas yang dibawa.
Aana Dorkas juga mengaku bangga karena Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus sangat mendukung kegiatan Legio Maria. Harapannya kedepan Legio Maria bisa semakin maju dan semakin berkembang dan semakin banyak yang tertarik menjadi Legioner.
Legio Maria di Kalimantan Barat
Perkembangan iman katolik di wilayah Keuskupan Agung Pontianak kini tampak buahnya. Bibit yang ditaman oleh para pendahulunya (Missionaris Jesuit dan dilanjutkan oleh Kapusin) saat ini sudah berkembang dengan pesat. Salah satu bibit iman yang tumbuh itu yakni hadir dan aktifnya Legio Maria di Keuskupan Agung Pontianak.
Saat ini Dorkas menyampaikan berdasarkan data terakhir jumlah anggota legioner Seluruh Kalimantan sekitar 500an orang.
Sedangkan dalam audiensi dengan Uskup Agung Pontianak, yang hadir antara itu ada perwakilan Perwira Komisium (Perwira adalah pengurus di Komisium). Kemudian para ketua Komisium dan Panitia, karena ini terbatas maka kami tidak bisa mengundang banyak orang dalam hal ini.
Baca juga: 104 Tahun RS Kusta Alverno Singkawang: Resmi Tutup dan Ganti Status Panti Lepra
Mulai tertanggal 22 Juni kanvas ini berjalan dari Paroki Keluarga Kudus bersama Presidium Ratu Rosari, Presidium BPSR yang ada di Paroki Sisilia.
Sedangkan di Rasau Jaya ada Presidium Bintang Timur, dan dari situ kembali ke Katedral bersama Legioner Katedral dan tanggal 26 pagi kami akan berangkat ke Singkawang, kemudian balik kembali tanggal 27 dan lanjut dan hari seninnya tepat pada tanggal 28 kanvas ini kami kirimkan ke Keuskupan Bandung.
Menjadi bagian Legio Maria harus melakukan sesuatu
Uskup Agus berharap Legio Maria bisa berkembang bukan hanya dalam kualitas, tetapi juga dalam kuantitas. Selaras dengan itu pada puncak perayaan bahwa seluruh legioner harus menyadari bahwa menjadi bagian dari Legio Maria adalah sebuah panggilan.
Menjadi bagian dari Legio Maria, lanjut Uskup Agus, “Kita harus melakukan sesuatu, yang saya maksudkan adalah jangan segala sesuatu harus kita kondisikan, tetapi seorang legioner harus mampu mengadapi dan menyelesaikan sesuatu yang diluar dari kendali kita maka itulah yang disebut dengan tindakan iman. Itulah yang paling sulit.”
Mgr Agustinus Agus menyampaikan bahwa perkembangan zaman sekarang ini, ia melihat banyak pastor yang bingung untuk menghadapi sesuatu yang tiba-tiba terjadi.
“Harapan saya, Legio Maria jangan reaktif artinya sudah terjadi sesuatu baru berbuat. Tetapi Legio Maria harus berani melakukan sesuatu diluar kemampuan kita,” kata Mgr Agus.
Baca juga: Menilik kembali perjalanan Gereja Katedral Santo Yosef Pontianak 1909-2009
Inilah yang dilakukan Bunda Maria, lanjut Uskup. “Kenapa Bunda Maria mengatakan Fiat Voluntas Tua? Saya yakin bahwa Bunda Maria tidak tahu begitu besar rencana Tuhan. Namun yang hanya Bunda Maria ketahui adalah jika Tuhan meminta sesuatu harus ia laksanakan.”
Istilah Fiat Voluntas Tua berasal dari bahasa Latin dan dapat ditemui di Wikipedia (internet) dengan narasi yang berarti: “biarlah dilakukan” atau: “jadilah menurut kehendak-Mu” atau “Ketaatan membawa sukacita”.
Hal yang unik dari Bunda Maria, meskipun Ia tidak mengerti namun Ia percaya bahwa ini dari Tuhan maka Bunda mengikuti apa yang malaikat itu katakan kepada-Nya, lanjut Mgr Agus. “Semangat inilah yang harus ada dihati para Legio Maria.”
Baca juga: Paus kepada para imam: Jadilah “gembala dengan ‘bau domba'”
Audiensi malam itu ditutup dengan penandatanganan Kanvas dan foto bersama. Kemudian dilanjutkan dengan doa penutup dan berkat untuk Legio Maria dari tangan Mgr Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak.-)*