Sunday, October 26, 2025
More
    Home Blog Page 159

    Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Serukan Hayatilah Motto yang Sudah Dipilih Para Diakon

    MajalahDuta.com, Pontianak – “Hayatilah moto yang sudah kalian pilih!”Seruan itu disampaikan Mgr Agustinus Agus pada momen pentahbisan dua diakon baru untuk Keuskupan Agung Pontianak, Jumat, 24 Juli 2020 dalam misa pentahbisan Fr Victorius Reno dan Fr Fransiskus Peran.

    Pagi itu, misa pentahbisan di tengah situasi Pandemi Covid-19 telah dilaksanakan dengan mengikuti aturan kesehatan berdasarkan dengan protokol yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Kalimantan Barat.

    Misa pentahbisan diakon langsung dipimpin oleh Mgr Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak bersama dengan 51 iimam lainnya, serta dihadiri oleh tamu undangan yang ‘terbatas’ di Gereja St Yoseph Katedral Pontianak, Jl Pattimura Indah No195, Darat Sekip, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

    Misa tahbisan diakon ini juga dimeriahkan oleh paduan Suara dari Koor Gli Angeli Cantano Choir (GACC) yang menambah suasana liturgis pada misa pentahbisan kali ini.

    Dalam pembuka misa tahbisan diakon, Mgr Agus mengatakan bahwa kedua frater baru dan muda ini tentunya harus selalu diberi dukungan agar selalu kuat dalam panggilannya.

    Uskup Agus mengatakan bahwa kehadiran semua umat ini tujuannya adalah untuk mendoakan, meneguhkan dua saudara baru ini.

    “Sebagai makhluk sosial seberapa kecilpun kelompok masyarakat baik dari berbagai kalangan tentunya ada pimpinannya, demikian juga halnya dengan gereja. Diakon adalah tingkatan pertama, kemudian dilanjutkan dengan tahbisan Imamat dan kalau bisa sampai Episkopat. Itulah Jenjang dalam Gereja,” katanya.

    Ia juga menegaskan bahwa diakon berarti seorang pelayan. Ini adalah jenjang pertama dalam struktur Gereja, sehingga mereka berhak untuk menjadi pemimpin-pemimpin dalam pimpinan gereja nantinya.

    Usai bacaan Injil, kemudian dilanjutkan dengan upacara Tahbisan Diakon, dengan proses penyelidikan calon diakon, upacara menerima kewajiban hidup selibat, mengucapkan janji setia untuk calon diakon, penumpangan tangan Uskup Agung Pontianak kemudian pemasangan Stola dan Dalmatik ke dua diakon baru, (Jumat 24 Juli 2020).

    Berhubung dengan Pandemi Covid19 maka Tahbisan kali ini banyak tempat duduk gereja yang kosong.

    Namun acara pentahbisan ini juga disiarkan langsung dari Youtube Gereja Katedral Pontianak yang bekerjasama dengan Komsos Keuskupan Agung Pontianak, supaya umat yang tidak bisa ikut menghadiri acara itu bisa terlibat dan menyaksikannya melalui jejaring sosial.

    Dalam homili, Mgr. Agustinus Agus mengatakan tentu sebagai Imam pasti banyak tantangan dan cobaan. Bukan hanya ucapan janji saja, tetapi kenyataanya tantangan-tantangan duniawi tidak dapat dihindari.

    “Ada yang sudah jadi Imam pun, banyak yang Goyah? Yesus saja pernah di Goda, godaan duniawi, godaan ingin di Puji,  godaan menjadi penguasa,” katanya.

    Secara latar belakang, kedua Frater muda ini sudah banyak mengenyam berbagai pengalaman dalam pelayanan dan  pendidikan yang mereka tempuh.

    MOTO HIDUP

    Victorius Reno lahir di Ampaning 12 Juni 1992, Dusun Memperinganh, Desa Retok, Stasi Tanjung Sosor (Bungaris), Paroki St Fidelis Ambawang, Kecamatan Kuala Mandor B, Kab Kubu Raya.

    Ia pernah mengenyam pendidikan di SD 19 Memperigang pada Tahun 2004, SMP Titi Raya – Retok pada tahun 2007, SMA YAWIKA pada tahun 2010, Topang Nyarumkop 2010/2011, TOR (Tahun Rohani) di Malang 2011/2012, Studi S1 STIKAS ST YOHANES dari Salib- Bandol tahun 2013-2017, TOP (Tahun Rohani) 2017-2018, dan Studi S2 STT Pastor Bonus- Siantan tahun 2018-2020.

    Diakon Reno mengambil Motto dari, 1 Kor 1:27  “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.”

    Sedangkan Fransiskus Peran lahir di Pagung Nahaya, 27 Agustus 1994. Dsn. Pagung Nahaya, Ds. Amboyo Selatan, Kec. Ngabang, Kab. Landak. Paroki Salib Suci Ngabang.

    Ia pernah mengenyam pendidikan di SD: SDN 81 Pagung Nahaya (1999-2005), SMP PGRI 10 Nahaya (2005-2008), SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop (2008-2011). Topang di St. Benediktus Nyarumkop (2011-2012). Tahun Rohani (TOR) di Beato Giovani XXIII Lawang (2012-2013). S1 di STFT Widya Sasana Malang (2013-2017), TOP: Seminari menengah St. Paulus Nyarumkop (2017-2018) dan Post S1: STT Pastor Bonus Pontianak (2018-2020).

    Tahbisan Diakon Peran mengambil Motto dari (1Kor 15:58) “berdirilah teguh, jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!

    Dalam homili Mgr. Agus juga mengungkapkan bagaimana cara untuk menahan diri dari godaan.

    “Lalu, bagaimana supaya kita tetap setia? Untuk menahan diri dari godaan adalah dengan cara kembali melihat Motto yang sudah kalian ambil. Untuk itu Hayatilah Motto yang Sudah Kalian Pilih,” pungkas Mgr. Agustinus Agus.

    Mgr. Agus menegaskan bahwa setiap pagi, harus punya rencana mulailah untuk menghayati hal kecil dan melakukannya. Tekun dan setia untuk hal-hal kecil, ingat bahwa imam itu perlu persaudaraan, ( ketika kita dipanggil menjadi Imam, adalah persaudaraan, membina Imam sesama tarekat).

    “Yang memanggil kita adalah Tuhan, maka orang yang dipanggil oleh Tuhan adalah orang istimewa. Bayangkan, jika seseorang dipanggil presiden, maka bukan main senangnya. Apalagi dipanggil oleh Tuhan,” katanya.

    Sebelum menutup homilinya, Mgr. Agus berpesan kepada dua Diakon baru ini untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

    Sebelum berkat Penutup, dalam Sambutan Diakon Peran dan Diakon Reno, mereka mengucapkan terima kasih kepada bapak Uskup telah menerima mereka dan terima kasih sudah mentahbisakan mereka menjadi Diakon di Keuskupan Agung Pontianak.

    “Terima kasih untuk semua imam yang hadir, umat, DPP Paroki, Pembina kami sekolah di STT Malang dan STFT Bandol, dan STT Bonus. Terima Kasih kepada pastor yang sudah membimbing kami dan terima kasih untuk semua dukungan dari keluarga,” kata Diakon Peran.

    Kesempatam itu juga Diakon Reno juga meminta dukungan doa, agar mereka bisa menjadi pelayan Tuhan yang baik di Keuskupan Agung Pontianak.

    “Kami masih banyak kekurangan, mohon doa untuk kami,” kata Diakon Reno.

    Sejalan dengan kesempatan itu, Mgr. Agus juga berterima kasih kepada kedua orang tua yang sudah merelakan anaknya menjadi Imam.

    “Sekarang kedua anak bapak-ibu ini sudah menjadi anak uskup dan anak Gereja. Tentu dalam hal ini tentu saya mengakui kelemahan, meskipun saya sebagai uskup maka tetap kami mengharapkan dukungan dari keluarga untuk selalu memdampingi dan mendoakan dua Diakon baru ini,” katanya Mgr. Agus, Jumat (24 /07/2020).

    Uskup Agus sekali lagi mengucapkam Terima kasih untuk kedua orang tua Diakon baru ini karena sudah mempersembahkan yang terbaik untuk Gereja.

    Sebelum berkat Penutup, Uskup Agus  mengumumkan tempat tugas dua diakon baru. Untuk Diakon Peran, ia ditugaskan di Paroki Santo Petrus yang berada di Mempawah, bersama dengan RD Anton Silvinus.

    Kemudian untuk Diakon Reno akan ditugaskan di Paroki Santo Yosep Pemangkat bersama RD Alexander Mardalis.

    “Mari kita doakan mereka supaya menjadi Imam yang baik kedepannya. Amin,” tambah Uskup Agus Sembari menutup sambutannya.

    Usai misa tahbisan Diakon, selanjutnya dilanjutkan foto bersama dengan para Imam dan keluarga yang hadir, lalu dilanjutkan untuk santap siang kecil-kecilan di Baseman Paroki St.Yoseph Katedral Pontianak,- Samuel_KomsosKAP.

    Baik atau Buruk Waktu-nya, Harus Siap Diutus; Mgr. Agus

    MajalahDUTA.com – Begitulah cuplikan dari poin yang Mgr. Agustinus Agus sampaikan dalam homilinya di Misa Pelantikan Lektor dan Akolit, Jumat pagi, (14/08/2020) di Sekolah Tinggi Teologi, calon Imam Keuskupan Agung Pontianak.

    Seperti tahun-tahun lalu, bahwa telah dilaksanakannya Perayaan Ekaristi Pelantikan Lektor dan Akolit serta Pembukaan Tahun Kuliah 2020/2021 Sekolah Tinggi Teologi (STT) Pastor Bonus Pontianak berlangsung di Kapel Sang Pamanih Seminari Tinggi Antonino Ventimiglia yang berlamat di Jalan 28 Oktober No. 5 Siantan Hulu – Pontianak Utara – Kalimantan Barat, Pastor Antonino Ventimiglia, CR Missionaris Apostolik Pertama di Bumi Borneo, Jumat (14/08/2020).

    Misa dipimpin langsung oleh Mgr.Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak sebagai selebran utama dan didampingi oleh 9 imam Keuskupan Agung Pontianak antara lain P. William Chang OFMCap, P. Edmund Nantes OP, P. Sabinus Lohin, CP, RD. Robert Ambrosius, RP. Yosef Astono Aji OFMCap, RD. Alexius Alex, RD. Yosep Maswardi, P. Mikael Dolodo CP dan RD. Theobaldus Kasino.

    Dalam sambutan pembukaan misa, Mgr. Agustinus Agus mengatakan bahwa dengan adanya misa ini tentunya pertama yaitu untuk berdoa karena dimulainya tahun Kuliah STT Pastor Bonus tahun 2020/2021, kemudian dilaksanakan pelantikan Lektor dan Akolit yang menandakan permulaan pelayanan pastoral para Frater.

    “Tentu harapan kita, ditengah Pandemi Covid19 ini, yang tidak dalam keadaan normal tapi untuk semangat, cita-cita dan pelayanan kita harus lah normal. Semoga calon Imam yang dididik di STT ini, mampu menjadi Imam, yang bisa hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang serba baru ini,” katanya, Jumat Pagi (14/08/2020).

    Pelantikan Lektor dan Akolit adalah salah satu tahapan yang harus dilalui dalam proses pembinaan calon-calon imam menuju imamat. Pelantikan ini menandai bahwa para frater yang hendak menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral alias TOP sudah masuk tahapan yang lebih matang.

    Ada   11 Frater yang dilantik sebagai Lektor-Akolit  antara lain, Fr. Matteo Bascio, OFM.Cap., Fr. Atnasius Agu, CP., Fr.Atanasius Rani, CP., Fr. Mikhael Ardi, Diosesan Keuskupan Agung Pontianak, Fr. Adrianus Antonius Budi, Diosesan Keuskupan Agung Pontianak., Fr. Yohanes Poma Kandop, Diosesan Keuskupan Agung Pontianak., Fr. Kornelius, Diosesan Keuskupan Sintang., Fr. Fransiskus Wuring, Diosesan Keuskupan Agung Pontianak., Fr. Mauritius Lero, CP., Fr. Adrianus Ludung, CP., dan Fr. Krisantus Armin, CP.

    Pelantikan Lektor dan Akolit ditandai dengan doa pelantikan dan penerimaan Kitab Suci yang dibagikan oleh Mgr. Agustinus Agus kepada 11 Frater tersebut.

    Dalam homilinya, Mgr. Agus mengatakan bahwa yang mengutus para frater untuk tugas tahun orientasi pastoral itu bukan semata, pembimbing rohani atau uskup saja, melainkan Tuhan Yesus sendiri lah yang mengutus para frater-frater untuk tugas dan belajar.

     

    “Jadi sumber kekuatan yang harus kita gunakan dalam melaksanakan karya adalah bukan karena kemampuan diri kita sendiri, bukan karena kehebatan kita sendiri tapi berangkat dari pesan Allah yang tertulis di Kitab Suci itu sendiri,” ujarnya.

    Uskup Agus juga menegaskan bahwa banyak sekali kearifan lokal yang bisa menjadi dasar calon imam atau imam itu sendiri untuk merasul. Contohnya, semangat gotong royong, kepedulian orang lain, keramahan dan masih banyak nilai budaya yang bisa menjadi acuan untuk merasul.

    “Masih banyak ditemui di kampung-kampung, kalau ada orang yang meninggal, semangat gotong royong untuk mengumpulkan beras, gula, kopi dan membantu orang yang sedang berduka masih bisa dilihat sampai sekarang. Dari teladan itulah, salah satu nilai budaya yang bisa dipetik dan dijadikan kesaksian untuk melayani,” kata Mgr. Agus sembari memberikan contoh konkret.

    Mgr. Agus juga mengatakan bahwa, kadang-kadang manusia menggunakan kemampuan otak untuk berpikir, namun jika dilihat dari kitab suci, sejarah-sejarah, tradisi dan budaya itu juga merupakan sumber kekuatan untuk merasul.

    Ditengah homili itu, Mgr. Agus juga mengatakan bahwa untuk merasul harus siap selalu, baik atau tidak baik waktunya. Meskipun covid19 ini jelas membuat banyak orang tidak nyaman, namun bukan karena masalah ini, kemudian pelayanan juga semakin berkurang. Justru dalam keadaan seperti inilah, para imam ditantang untuk melaksanakan dan menyuarakan pesan-pesan suci, itulah yang dimaksud dari baik atau buruk waktunya, namun harus selalu bersiap untuk diutus.

    “Karena yang mengutus kita adalah Tuhan Yesus sendiri,” imbuhnya.

    Usai misa pelantikan, kesempatan perwakilan sambutan dari 11 Frater yang dilantik dalam hal ini disampaikan oleh Fr. Ardi Keuskupan Agung Pontianak, mengaku bangga dan senang dengan adanya momen ini, mereka bisa memulai untuk tugas merasul mereka ke tempat yang ditugaskan.

    “Dua harapan kami, yaitu mohon doa dan dukungan. Apalah arti sebuah doa tanpa tindakan dan apalah arti sebuah tindakan tanpa doa,” katanya.

    Kesempatan yang sama itu juga, P. William Chang, OFMCap juga menyampaikan pentinya melihat sebuah peluang dari sebuah masalah dalam situasi apapun.

    “Selamat menunaikan tugas anda sekalian saat dilapangan, dan untuk frater yang masuk tahun ajaran baru, selamat menjalankan masa kuliah. Mari kita sama-sama belajar,”imbuhnya.

    Sebelum berkat penutup, Mgr. Agus mengucapkan selamat kepada 11 Frater yang akan bertugas tahun orientasi pastoral dan frater yang sebelumnya tahun orientasi pastoral masuk kuliah tahun ajaran baru. Uskup Agus juga berterima kasih kepada para tamu undangan, beserta GOTAUS yang telah mendukung kegiatan calon imam Keuskupan Agung Pontianak.

    Usai Perayaan Ekaristi, Uskup, para imam serta umat memberi selamat kepada ke sebelas frater yang telah dilantik menjadi Lektor dan Akolit. Selanjutnya, ada sesi foto-foto dan santap siang bersama.-(Samuel)

    TERBARU

    TERPOPULER