Sunday, October 26, 2025
More
    Home Blog Page 64

    Rumah Pensiun Nyarumkop: Sentuhan Alam dan Warisan Budaya dalam Pembinaan Rohani

    Uskup Agustinus bersama perwakilan umat dan biarawan-biarawati usai peristiwa peletakan batu pertama pembangunan rumah Pensiun Keuskupan Agung Pontianak (28/08)

    MajalahDUTA.Com, Singkawang, 29 Agustus 2023 – Langkah bersejarah diambil oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, dengan meletakkan batu pertama pembangunan rumah pensiun di Kompleks Persekolahan Katolik Nyarumkop, yang juga menjadi ikon Keuskupan Agung Pontianak, karena sejarah mulainya pendidikan oleh misi imam Belanda di Kalimantan Barat.

    Acara bersejarah ini berlangsung pada Senin, 28 Agustus 2023, dan bertujuan untuk memberikan tempat istirahat yang nyaman bagi para pastor, termasuk Uskup Agustinus sendiri saat masa pensiun.

    Dalam wawancara dengan Mgr. Agustinus Agus, dia mengungkapkan rencana dan tujuan dari pembangunan rumah pensiun ini. Luas pembangunan mencapai 300 meter persegi, dengan lokasi yang berdekatan dengan biara SFIC dan asrama putri di Nyarumkop.

    “Rumah pensiun ini akan memiliki empat kamar dengan desain yang mengadopsi bentuk Rumah Betang,” kata Uskup Agustinus. “Selain tiga kamar untuk para pastor, satu kamar lagi akan diperuntukkan bagi saya selaku Uskup. Di bawah rumah betang ini ada empat kamar bisa untuk tamu kemudian dibawahnya akan ada ruang makan selanjutnya kapel yang diperkirakan dapat menampung 30-40 orang.”

    Alasan lokasi Nyarumkop

    Uskup Agustinus juga menjelaskan alasannya memilih lokasi Nyarumkop untuk proyek ini. Nyarumkop adalah ikon Keuskupan Agung Pontianak.

    Di sini, akan memiliki suasana dalam menciptakan lingkungan yang luas dan ramah bagi para pastor yang membutuhkan istirahat atau pemulihan.

    “Pemulihan bisa karena umur, maupun mental,” kata Uskup Agustinus.

    Selain itu, Uskup Agustinus juga akan memanfaatkan satu hektar lahan untuk menanam buah-buahan kampung dan modern. Menurutnya, memang yang menanam belum tentu bisa menuai secara instan, tetapi dengan cara inilah peninggalan berharga inilah yang menjadi bekal untuk generasi selanjutnya.

    Dengan semangat membangun hubungan yang lebih erat dengan alam dan budaya setempat, Uskup Agus berharap bahwa rencana ini akan memberikan manfaat yang lebih besar daripada sekadar tempat istirahat.

    “Saya bermimpi bahwa rumah pensiun ini bukan hanya untuk saya atau para pastor yang pensiun. Ini adalah warisan bagi generasi mendatang. Masyarakat Pontianak akan merasakan manfaatnya ketika mereka dapat menikmati buah-buahan khas daerah ini dan mengenalnya dengan lebih baik,” kata Uskup Agustinus.

    Proyek rumah pensiun ini juga bertujuan untuk memberikan tempat perlindungan dan pemulihan bagi para pastor yang sakit atau membutuhkan istirahat sementara.

    Sebagai Uskup Agung Pontianak yang memulai proyek di tahun ini, Uskup Agustinus memohon dukungan doa dari masyarakat dan umat agar proyek ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi generasi selanjutnya terutama di wilayah Keuskupan Agung Pontianak.

    Ulang tahun ke 9 sebagai Uskup Agung Pontianak

    Ternyata peristiwa sejarah peletakan batu pertama ini juga hari dimana Uskup Agustinus dari Uskup Sintang diangkat menjadi Uskup Agung Pontianak persis 28 Agustus 2014 tepat 9 tahun lalu.

    Bertepatan juga tanggal 28 Agustus merupakan pesta dari Santo Agustinus dari Hippo.

    Menurutnya ini adalah momen yang tanpa disadari adalah berkat untuk Uskup Agustinus sebagai gembala di Keuskupan Agung Pontianak selama ini.

    Dia juga mengaku semua yang dia lakukan adalah berkat bimbingan Roh Kudus atas perencanaan dan tindakan kerjanya.

    Uskup Agustinus juga menggarisbawahi tentang semangat sebagai seorang pelayan, berkaca dari semangat missionaris yang melayani dan terus memberikan pelayanan terbaik.

    Oleh: Samuel – Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak

    INFO JPIC 2023: Aksi Fransiskan Hadapi Ancaman Perdagangan Manusia

    Tim JPIC Kalimantan Barat - Sumber: Suster Julita KFS

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- Perjuangan melawan perdagangan manusia atau yang lebih dikenal dengan Human Trafficking terus mengemuka sebagai isu yang mendalam dan kompleks di seluruh dunia.

    Di Indonesia, masalah ini mendapat sorotan serius, bahkan sampai mendorong gereja untuk memprioritaskan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan dalam menanggapi krisis ini, (25/08/2023).

    Human Trafficking, yang juga dikenal sebagai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), kini menjadi fenomena yang memicu perhatian internasional.

    Di tengah situasi ini, gereja, terutama para biarawan dan biarawati Fransiskan, berusaha menjadi garda terdepan dalam upaya memerangi praktik ini.

    Mengambil langkah proaktif dalam perang melawan TPPO, INFO JPIC INDONESIA 2023 telah mengadakan pertemuan yang penuh makna di Wisma Immaculata Pontianak selama 19-25 Agustus 2023.

    Mengatasi Perbudakan Manusia

    Tema yang diangkat, “Menanggulangi dan Mengatasi Perbudakan Manusia di Era Modernitas,” mencerminkan komitmen kuat gereja dalam melawan perbuatan kejam ini dan memberikan perlindungan kepada para korban.

    Pentingnya penanganan TPPO ini bukan hanya sebagai respons terhadap pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia, tetapi juga sebagai upaya mendalam untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat setiap individu.

    Gereja merasa terpanggil untuk berdiri di barisan depan dalam upaya ini dan memastikan bahwa kemanusiaan dan keadilan tetap menjadi pilar masyarakat.

    “Kami, sebagai biarawan dan biarawati Fransiskan, merasa tergerak untuk berperan aktif dalam mengatasi masalah Human Trafficking yang menghantui banyak korban. Pertemuan INFO JPIC INDONESIA 2023 menjadi wadah kolaborasi kami untuk mencari solusi konkret dan merangkul nilai-nilai keadilan bagi sesama manusia,” ungkap Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus, Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran-Perantau Keuskupan Pangkalpinang.

    Kasus TPPO, yang menjadi ancaman serius bagi masyarakat dan nilai kemanusiaan, sering kali berakar dari faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya, dan hukum.

    Dalam pandangan INFO JPIC INDONESIA 2023, perlu adanya langkah-langkah konkret untuk mengatasi akar masalah ini, termasuk pemahaman moral dan pendidikan yang lebih baik.

    Dalam pertemuan tersebut, para peserta disadarkan bahwa TPPO bukan hanya ancaman terhadap individu, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai fundamental yang dianut oleh masyarakat dan agama.

    Semua pihak, terutama gereja dan lembaga-lembaga terkait, diajak untuk bersatu demi menghadapi tantangan besar ini.

    Dengan semangat Fransiskan yang mengajarkan tentang kasih sayang dan kepedulian terhadap ciptaan, para peserta INFO JPIC INDONESIA 2023 bersatu dalam tekad untuk membantu para korban, mencegah praktik TPPO, dan mewujudkan dunia yang lebih adil bagi semua manusia. (Panitia INFO JPIC 2023). 

    Pesan Paus Fransiskus tentang Kepedulian terhadap Lingkungan dan Kaum Miskin

    Oleh: Suster Pelagia Agnes, SFIC

    MajalahDUTA.Com, Pontianak, 19-25 Agustus 2023, Kali pertama Kota Pontianak menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan pertemuan peserta Info JPIC INDONESIA 2023/Inter Franciscans For JPIC.

    Kegiatan ini dilaksanakan di Wisma Immaculata Pontianak, Rumah Retret yang dikelola oleh para Suster Kongregasi SFIC. Tema JPIC yang dipilih adalah “Menanggulangi dan Mengatasi Perbudakan Manusia”(Human Trafficking di Era Modernitas).

    Pertemuan tersebut dihadiri oleh enam belas Kongregasi, tarekat maupun ordo Fransiskan/Fransiskanes di Indonesia seperti;

    OFM, OFMConv, OFMCap, OSF Semarang, SFIC, SMFA, SDP, SFD, SFS,  MTB, KFS, FSGM, FCJM, FMM, FCH, KFSL, dan tidak ketinggalan pula hadir juga para saudara dan saudari dari OFS (Ordo Fransiskan Sekular).

    Pertemuan ini diawali dengan Rekoleksi sehari yang diberikan langsung oleh Prof. Dr. William Chang, OFMCap, yang juga menjabat sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Pontianak. Beliau  juga adalah anggota JPIC Ordo Kapusin Provinsi Pontianak.

    Dalam rekoleksi ini Prof. Dr. William Chang OFMCap memusatkan perhatiannya pada tema utama yaitu Manusia sebagai makhluk yang secitra atau serupa dengan gambaran Allah.

    Kejadian 1:27

    “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”

    Tuhan menyerahkan segala yang diciptakan-Nya untuk dijaga.

    “Paus Fransiskus melalui Ensiklik Laudato Si. Ingin kembali menyadarkan manusia akan tugas utamanya sebagai wakil Allah untuk merawat, memelihara dan menciptakan kembali (menyembuhkan) alam ciptaan yang rusak kembali menjadi baik adanya.

    Dalam Ensiklik ini, Paus Fransiskus Menyebutkan inti ajaran Katolik adalah tekanan kepedulian terhadap makhluk ciptaan Tuhan dan kaum miskin. Ia mendesak manusia untuk berkolaborasi secara moral untuk merawat lingkungan seperti yang tertulis dalam kitab Kejadian 2:15, bahwa kita memiliki tugas untuk “menjaga” dan “merawat”  Ibu Bumi.

    Tema ini sengaja dipilih karena seringkali manusia lupa bahwa dirinya adalah gambar dan rupa dari Allah sendiri yang sebagai pencipta.

    Dalam materi rekoleksi ini para peserta info JPIC diajak untuk melihat anatomi tubuh manusia, dan menyadari betapa pentingnya manusia bagi ciptaan lainnya.

    Namun mengapa manusia sendiri menjadi musuh bagi manusia dan ciptaan lainnya?.

    Menjadi refleksi bagi kita semua terutama bagi pihak-pihak yang sudah dengan sengaja merampas hak-hak orang lemah dan memanfaatkan kesempatan untuk mengambil keuntungan sendiri.

    Indonesia adalah negara berkembang. Sebagai negara berkembang maka  tidak luput dari kemajuan perkembangan zaman  dan teknologi yang semakin  menuntut negaranya untuk memberikan akses terhadap segala kemudahan kepada warga negaranya sendiri, baik kemudahan berkomunikasi, kemudahan transaksi, maupun kemudahan transportasi dan sebagainya.

    Namun sejalan dengan perkembangan ini, banyak orang atau pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan perkembangan dengan menyalahgunakan atau memanfaatkan situasi atau keadaan tersebut untuk meraup keuntungannya sendiri.

    Banyak ruang lingkup kejahatan yang berkembang dimana-mana tidak hanya pada tingkatan domestik saja, namun juga terjadi di lintas batas negara (transnational crime) salah satunya adalah human trafficking.

    Sesuai tema JPIC yang dipilih adalah “Menanggulangi dan Mengatasi Perbudakan Manusia”(Human Trafficking di Era Modernitas)

    Human trafficking merupakan suatu kejahatan yang sangat keji, yang dilakukan terhadap manusia. Kejahatan ini jelas sekali  sudah sangat-sangat melanggar HAM.

    Sebagai makhluk hidup yang mempunyai hak untuk menikmati pemberian Tuhan, yang Tuhan berikan secara cuma-cuma untuk semua ciptaan-Nya.

    kejahatan ini dilakukan secara individual juga sekelompok orang yang memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan keuntungan.

    Mayoritas mereka yang menjadi korban dipekerjakan sebagai agen penipuan secara daring (scam online) dan juga agen judi daring.

    Mulai dari perekrutan, pengiriman, atau penampungan kepada korban dengan cara ancaman atau kekerasan demi tujuan eksploitasi, pelacuran, seks, penyalahgunaan kekuasaan serta perbudakan yang hanya menguntungkan satu pihak saja.

    Para korban human Trafficking kebanyakan dilatarbelakangi oleh karena kesulitan perekonomian keluarga, kalangan menengah ke bawah dalam masyarakat, dan  tidak adanya pekerjaan di tempat tinggalnya atau negaranya sendiri atau kecilnya gaji yang didapat dari sebuah pekerjaan, juga budaya sehingga mudah untuk menerima tawaran-tawaran yang belum pasti.

    Korban-korban  ini terbujuk oleh tawaran pekerjaan melalui sosial media dengan iming-iming gaji tinggi. Akan tetapi, sesampainya di negara tujuan, mereka dipekerjakan secara ilegal.

    Ini semua menjadikan korban bahkan orang tua sendiri yang tidak memiliki pemikiran jernih, pendidikan kurang, dapat tergiur.

    Perdagangan Manusia atau human Trafficking adalah tindakan kejahatan dengan cara perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penyembunyian atau penerimaan orang yang dilakukan dengan paksa, penipuan, dengan tujuan untuk memanfaatkan korban demi mendapatkan keuntungan.

    Korban Human Trafficking tidak hanya pada wanita namun juga terjadi pada pria dan anak-anak dari segala usia dan dari semua latar belakang bisa menjadi korban kejahatan ini, yang terjadi di setiap wilayah di dunia.

    Para pelaku Human Trafficking sering menggunakan agen tenaga kerja palsu juga janji-janji palsu pendidikan dan kesempatan kerja dengan gaji yang besar dan sebagainya untuk mengelabui dan memaksa korban, agar si korban tertarik dan mau ikut mereka.

    Namun kenyataannya berbanding terbalik dengan yang dijanjikan.Korban dipekerjakan dengan paksa, disiksa dan diperjualbelikan,  diperlakukan dengan tidak layak sebagai seorang makhluk ciptaan Allah yang diciptakan-Nya secitra, serupa dengan-Nya.

    Lantas Dimanakah Hak Asasi Manusia?

    Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus, seorang imam Diosesan yang biasa disapa Romo Paschal. Beliau adalah  Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran-Perantau Keuskupan Pangkalpinang sejak tahun 2013 dan sampai sekarang.

    Beliau mengajak peserta INFO JPIC yang hadir untuk tidak berdiam  diri terhadap Human Trafficking yang terjadi di berbagai tempat. Melainkan beliau mengajak khususnya bagi Fransiskan-Fransiskanes untuk turun menanggulangi para korban human Trafficking dan tidak berdiam diri dalam tembok biara yang aman.

    Mari kita mulai sekali lagi, karena sampai sekarang kita belum berbuat apa-apa. ( Ajakan Bapa Serafik St.Fransiskus Asisi).

    Senin, 21 Agustus 2023, Masuk hari ketiga, peserta Info JPIC hari ini masih disuguhkan materi  tentang perdagangan manusia.

    Namun kali ini didatangkan atau di undang secara khusus Pastor Mikhael Peruhe OFM, yang juga merupakan Pemimpin Tarekat Fransiskan (PTF) Indonesia.

    Sebagai seorang Fransiskan atau pengikut St.Fransiskus beliau mengatakan alangkah  pentingnya pembaruan gereja  terus menerus dan perlindungan terhadap lingkungan hidup.

    Pastor Mikhael juga mengajak para peserta info JPIC untuk mengambil tindakan konkret dalam mengintegrasikan nilai-nilai Fransiskan dengan semangat Keadilan, Perdamaian, dan Integritas Ciptaan (JPIC).

    Pandangan Santo Fransiskus

    Pastor Mikhael juga mengingatkan kembali kepada Fransiskan-Fransiskanes yang hadir dalam pertemuan Info JPIC tentang warisan spiritual Santo Fransiskus yang menghubungkan Tuhan dengan alam ciptaan dalam segala aspek pandangan hidupnya.

    Beliau menegaskan bahwa semangat ini harus hidup dalam diri para Fransiskan/Fransiskanes yang menamai diri pengikut St.Fransiskus untuk memandang semua ciptaan sebagai saudara, menghidupi nilai-nilai kasih dan perhatian terhadap lingkungan.

    Paus Fransiskus melalui Ensiklik Laudato Si. Ingin kembali menyadarkan manusia akan tugas utamanya sebagai wakil Allah untuk merawat, memelihara dan menciptakan kembali (menyembuhkan) alam ciptaan yang rusak kembali menjadi baik adanya.

    Dalam Ensiklik ini, Paus Fransiskus Menyebutkan inti ajaran Katolik adalah tekanan kepedulian terhadap makhluk ciptaan Tuhan dan kaum miskin.

    Ia mendesak manusia untuk berkolaborasi secara moral untuk merawat lingkungan seperti yang tertulis dalam kitab Kejadian 2:15 bahwa kita memiliki tugas untuk “menjaga” dan “merawat” Bumi.

    Saat ini bumi kita sedang terluka, dengan berbagai peristiwa akibat ulah manusia yang tidak pernah puas. Kerusakan alam, perdagangan Manusia dan sebagainya.

    Mari kita bergerak bersama mensejahterakan seluruh alam ciptaan. Agar kehidupan kembali damai. Bersama kita BISA. Semoga!!! (Panitia INFO JPIC 2023).

    Tunaikan Amanahnya Panmus yang Sah Gelar RUALB P3SRS Apartemen Puri Kemayoran

    Musyawarah RUALB di Apartemen Puri Kemayoran Jakarta Pusat – Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak

    MajalahDUTA.com, Jakarta – Bertempat di lobby Apartemen Puri Kemayoran Jakarta Pusat, Panitia Musyawarah RUALB yang disetujui dan di tanda tangani oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta yang tertera pada Berita Acara pada tanggal 29 Oktober 2022 lalu, meskipun kemudian sdr Carlo Samuel Manatap T sebagai ketua Panitia Musyawarah mengundurkan diri, tidak berarti Pamus tersebut bubar, Pamus tetap eksis, dan bahkan dapat melaksanakan tugasnya menggelar Rapat Umum Anggota Luar Biasa P3SRS Puri Kemayoran, Jakarta Pusat,

    “Ya, setelah melalui prosedur yang kami tempuh dan tentunya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Perumahan & Kawasan Pemukiman DKI Jakarta, maka hari Sabtu ini, kami Pamus dapat menggelar RUALB P3SRS Apartemen Puri Kemayoran sebagai implementasi Pergub No.132/2018 tertanggal 7 Desember 2021.” Ungkap James Sekretaris Panitia Musyawarah kepada awak media, usai acara tersebut digelar.

    Baca Juga: Di Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke 78, Bang Zaki Mengajak Berkarya Inovatif & Berdampak Positif Agar Dapat Melaju Untuk Indonesia Maju

    Menurut James, pihaknya sangat mengapresiasi atas dukungan, sumbangsih dan kerja sama dari berbagai pihak sehingga acara RUALB P3SRS Apartemen Puri Kemayoran ini berlangsung aman, tertib dan tentunya yang sangat mengharukan adalah adanya sikap antusias warga penghuni Apartemen yang turut menghadiri acara RUALB ini, nampaknya mereka sangat mengharapkan pelaksanaan RUALB ini dapat terlaksana dengan baik, aman dan damai. Adapun salah satu agenda dalam rapat umum luar biasa ini memilih Ketua, sekretaris serta pengawas untuk apartemen Puri Kemayoran Jakarta Pusat periode 2023 hingga 2026 selama tiga tahun ke depan. Namun demikian setelah diperpanjang selama 30 menit dan rapat umum luar biasa dibuka kembali, ternyata peserta belum juga kuorum dan akhirnya diputuskan dilanjutkan hingga satu minggu terhitung sejak rapat ini di gelar.

    James sekretaris panitia musyawarah yang didampingi Trecy Anden yang juga anggota panitia dalam pelaksanaan RUALB P3SRS Apartemen Puri Kemayoran yang dihadiri sebanyak 57 orang dari sejumlah 466 KK, yang akhirnya rapat di skors selama 30 menit untuk menunggu kehadiran peserta lainnya, akan tetapi setelah diperpanjang selama 30 menit dan rapat umum luar biasa dibuka kembali, ternyata peserta belum juga kuorum, dikarenakan belum memenuhi quota yang ditentukan oleh ketentuan peraturan yakni Pergub 132 tahun 2018 dan Perubahan Pergub No 70 tahun 2021 bahwa apabila pada Pelaksanaan RUALB belum memenuhi quorum maka mesti di laksanakan RUALB kembali.

    Musyawarah

    “Ya, saya sungguh sangat berterima kasih kepada warga penghuni yang berkenan hadir  di acara RUALB P3SRS Puri Kemayoran, dan saya yakin mereka akan hadir lebih banyak lagi pada RUALB Tahap ke dua minggu depan, ya, karena mereka mengetahui RUALB inilah yang sah dan sesuai prosedur” tukas James.

    Hal senada juga disampaikan Suhanto kepala seksi dari suku dinas Kota Administrasi Jakarta Pusat yang hadir mewakili unsur pemerintah yakni Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta, kepada wartawan, ia mengatakan bahwa di dalam ketentuan yang berlaku saat ini, dirinya sebagai representasi dari Pemerintah, posisinya sebagai peninjau di dalam pelaksanaan RUALB Apartemen Puri Kemayoran tersebut, selain sebagai peninjau pihaknya juga berada pada posisi mendampingi kegiatan yang terkait dengan implementasi Pergub 132 tahun 2018 dan Perubahan Pergub No 70 tahun 2021.

    “Ya, Kami sebagai unsur dari pemerintah senantiasa hadir untuk mendampingi kegiatan yang merupakan  implementasi dari Pergub 132 tahun 2018 dan Perubahan Pergub No 70 tahun 2021, dari pengamatan kami dikarenakan RUALB P3SRS Apartemen Puri Kemayoran belum memenuhi ketentuan kehadiran peserta yang hadir, yakni 50%+1 warga penghuni, maka RUALB P3SRS tersebut harus diselenggarakan kembali, paling lambat 30 hari, tapi tadi sudah diputuskan bahwa RUALB  akan dilaksanakan kembali minggu depan, nah jika RUALB tersebut dilaksanakan kembali, maka berapapun yang hadir rapat bisa dilanjutkan serta diperbolehkan mengambil keputu san.” tandas Suhanto.

    Baca Juga: Indikasi Perang Intelejen Asing Jelang Pilpres 2024, Harus Di waspadai

    Selain itu, lanjut Suhanto, mengenai keabsahan RUALB tersebut, dirinya juga menjelaskan persyaratannya diantaranya adalah tentang dari jumlah peserta minimal 50 plus 1  dan juga harus adanya peninjau dari pemerintah melakukan pendampingan mulai dari sosialisasi hingga implementasi terbentuknya kepengurusan itu harus ada unsur dari pemerintah daerah seperti yang disampaikan Suhanto kepala seksi dari suku dinas DKI Jakarta.

    Dalam acara RUALB P3SRS Apartemen Puri Kemayoran, selain dihadiri sekitar 57 orang warga penghuni apartemen Puri Kemayoran juga nampak dihadiri Lurah Kebon Kosong yang hadir mewakili Camat Kemayoran, Danramil 07/Kemayoran Mayor Inf Yudho Fitrianto, dan Kapolsek Kemayoran Kompol Ardiansyah.

    Penulis: Yatno/NasionalPos

    Misi Kemanusiaan Gereja: Uskup Victorius Dwiardy OFMCap Berbicara tentang Dampak Human Trafficking

    Uskup Terpilih Banjarmasin, Mgr Victorius Dwiardy OFMCap (pojok kiri), Pastor Alfred OFMCap (tengah, Moderator) dan Pastor Paschal (Pojok kanan - Narasumber)

    MAJALAHDUTA.COM, PONTIANAK, Selasa 22 Agustus 2023 – Temu INFO JPIC Indonesia 2023, yang mengusung tema “Menanggulangi dan Mengatasi Perbudakan Manusia (Human Trafficking) di Era Modernitas”, menghadirkan narasumber berpengalaman dan dukungan luar biasa dari tokoh gereja.

    Acara ini diselenggarakan pada Selasa, 22 Agustus 2023, di Pontianak, Kalimantan Barat.

    Salah satu sorotan utama adalah kehadiran Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus sebagai narasumber utama.

    Peserta dari berbagai daerah berkumpul untuk mendengarkan wawasan dan pandangan Pastor Saturnus mengenai perjuangan melawan human trafficking.

    Kejutan kehadiran Uskup Victorius OFMCap

    Namun, tak hanya itu yang menjadi kejutan bagi para peserta. Uskup Terpilih Banjarmasin, Mgr Victorius Dwiardy OFMCap, juga hadir untuk memberikan dukungan nyata kepada perjuangan melawan human trafficking melalui JPIC.

    Dalam kata sambutannya, Uskup Victorius dengan tulus berbagi pengalaman dan pandangannya terkait isu tersebut.

    “Saya adalah anggota Kapusin Pontianak, berasal dari Kabupaten Bengkayang Sanggau Ledo, daerah yang juga terdampak Human Trafficking dan perdagangan gelap,” kata Uskup Victorius.

    Dia melanjutkan dengan menjelaskan pengalaman profesionalnya selama 10 tahun di Dewan Jendral Roma untuk wilayah Asia Pasifik. Di masa itu, ia mendapatkan wawasan yang mendalam mengenai perjuangan JPIC di dunia.

    Perjuangan melawan perbudakan manusia

    Pentingnya perjuangan melawan perbudakan manusia dan masalah kemanusiaan lainnya tak dapat disangkal.

    Uskup Victorius menegaskan bahwa ini sesuai dengan misi gereja dalam membangun kerajaan Allah dan menyuarakan keadilan bagi yang tak bisa bersuara.

    “Kita harus terjun langsung, menanam kepedulian dengan gerakan nyata melalui JPIC,” tambahnya.

    Uskup Terpilih Banjarmasin, Mgr Victorius Dwiardy OFMCap -tengah memberikan kata sambutan

    Memperbaiki martabat hidup

    Uskup Victorius juga mengajak para peserta untuk berkontribusi dalam memperbaiki martabat hidup saudara-saudari yang kurang beruntung.

    Dia berbicara tentang pentingnya aksi konkret dan gerakan nyata dalam memerangi permasalahan ini.

    “Bersama-sama, kita akan menjadi kuat dan lebih berpengaruh. Langkah kecil yang kita ambil akan berkembang menjadi kebaikan yang berdaya guna untuk keutuhan ciptaan Tuhan,” tandasnya.

    Dukungan dan semangat yang ditunjukkan oleh Uskup Victorius Dwiardy OFMCap memberikan dorongan besar bagi semua peserta Temu INFO JPIC Indonesia 2023.

    Melalui pertemuan ini, semakin banyak individu yang terinspirasi untuk terlibat dalam perjuangan melawan human trafficking dan menegakkan keadilan bagi sesama.

    Oleh: Samuel- Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak.

    Mengabdi dalam Panggilan Kemanusiaan, Pastor Pionius Hendi OFMCap Ingatkan Semangat Fransiskan

    Pastor Pionius Hendi OFMCap tengah memimpin perayaan ekaristi kudus sebelum keberangkatan ke Anjongan dan Rumah Panjang Sahapm

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- Pada Rabu, 23 Agustus 2023 pagi, di kapel Wisma Immaculata, suasana hening terhampar saat Pastor Pionius Hendi OFMCap, dengan semangat dan penuh keyakinan, menyampaikan homili yang mendalam kepada seluruh peserta INFO JPIC.

    Melalui kata-kata bijak dan inspiratif, homili ini membawa cahaya pencerahan tentang arti sejati dalam perjuangan melawan human trafficking dan panggilan kemanusiaan.

    Sebelum keberangkatan menuju Rumah Retret Santo Paulus II Anjongan dan ke Rumah Panjang Sahapm, seluruh peserta temu INFO JPIC Indonesia melakukan misa pagi bersama yang dipimpin oleh ketua Panitia, Pastor Pionius Hendi OFMCap.

    Tempatkan Diri dalam Sepatu Orang Lain

    Dengan penuh pengertian, Pastor Pionius Hendi mengingatkan kita akan pentingnya berempati dan memahami perjuangan orang lain.

    Seperti sepatu dengan ukuran yang berbeda-beda, sulit bagi kita untuk mengalami perasaan dan posisi orang lain. Namun, dalam pepatah ini, terdapat pesan mendalam tentang bagaimana kita bisa lebih peduli terhadap sesama.

    Homili ini merujuk pada bacaan injil hari itu yang menggambarkan panggilan Tuhan seperti seorang tuan rumah yang mencari pekerja di kebun anggur.

    Pastor Pionius Hendi membahas makna dari kata “pengangguran” dalam konteks ini, merenungkan mengapa human trafficking masih merajalela. Dia menunjukkan bagaimana ketidaktahuan dan kurangnya keterlibatan menyebabkan masalah ini berlarut-larut.

    Melampaui Batasan: Pelukan Kemanusiaan

    Dengan penuh semangat, Pastor Pionius Hendi menggugah audiensnya. Ia berbicara tentang pentingnya menyerahkan diri sepenuhnya dalam menjawab panggilan Tuhan.

    Meski menghadapi rintangan dan tantangan, pastor ini mengajak kita untuk tetap berada pada posisi yang penuh kasih, memahami penderitaan orang lain, dan mengambil tindakan nyata.

    Dalam puncak homili, Pastor Pionius Hendi menekankan tentang pentingnya memeluk kemanusiaan.

    Dalam melayani korban human trafficking, kita sebenarnya melayani Kristus sendiri. Ia mengajak kita untuk melihat mereka sebagai saudara dan saudari, dan dengan tulus mengemban tanggung jawab untuk menjaga mereka yang lemah dan terpinggirkan.

    Panggilan Tuhan: Mengabdi Tanpa Syarat

    Dalam penutup homili, Pastor Pionius Hendi mengingatkan bahwa panggilan untuk mengabdikan diri adalah panggilan yang mendalam dan penuh arti.

    Tanpa mengharapkan imbalan duniawi, kita diajak untuk mengabdikan diri sepenuh hati demi melindungi mereka yang terjebak dalam human trafficking.

    Dia meyakinkan kita bahwa dengan sepenuh hati menerima panggilan ini, kita akan diberkati dan dipandu oleh Tuhan sendiri.

    Melalui homili yang penuh inspirasi ini, Pastor Pionius Hendi mau menitikberatkan bahwa semangat para peserta INFO JPIC tidak luntur dalam menghadapi kesulitan apapun kedepan dimana misi ini adalah untuk meneruskan perjuangan melawan human trafficking dengan penuh kasih, empati, dan tekad.

    Menutup homilinya dia mengingatkan kepada setiap peserta bahwa dalam melayani mereka yang terpinggirkan, mereka juga sedang melayani Tuhan dan menghampiri tujuan yang lebih mulia.

    Oleh: Samuel-Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak. 

    Melawan Ancaman Modern: Misi Fransiskan dalam Memerangi Human Trafficking

    Dusun Entakai II, Sanggau Kalbar. Masalah ekonomi/finansial rendah sehingga meninggalkan rumah mencari kerja keluar

    MajalahDUTA.Com, Human Trafficking– Kegiatan Info JPIC 2023 di Wisma Immaculata Pontianak, dapat membantu para imam dan biarawan-biarawati mengetahui dalam mencegah terjadi human trafficking di Indonesia  khususnya di Kalimantan Barat.

    Salah satu usaha nyata yang bisa dilakukan adalah memberikan sosialisasi dengan mengedukasikan ke pihak sekolah dan asrama kepada anak-anak yang masih muda.

    Para generasi bangsa harus dapat memahaminya agar terlindungi dari human trafficking, karena human trafficking ini dapat menghancurkan fisik dan mental seseorang.

    Dalam kehidupan pasti ada masalah, boleh dikatakan masalah terbesar dalam hidup adalah saat kita tidak mengerti bahwa kita sedang dalam masalah sehingga tidak menemukan hal yang ada yakni pekerjaan  yang ada disekitar lingkungan, yang bisa dilakukan agar mendapat hasil dan hanya berpikir selalu berkekurangan maka pikiran yang muncul justru hal cepat mendapat hasil.

    Tidak peduli dalam proses membuat memutuskan diri mau mencari lebih baik seperti mau bekerja ke luar negeri yang begitu cepat mendapat hasil yang luar biasa namun tanpa berpikir panjang akibat nantinya hal apa akan terjadi dengan dirinya karena pekerjaan menjamin hidup padahal hanya mendengar informasi mudah tanpa syarat yang sulit maka menyebabkan terjadi eksploitasi, kekerasan seksualitas dan pelecehan lainnya.

    Masalah hidup bukan hanya kurangnya lapangan kerja, kurangnya sumber  Daya Alam, memperbaiki taraf hidup, belenggu budaya menghimpit ekonomi, Pendidikan dan politik.

    Mestinya pontensi setiap orang sudah ada sejak dini maka dapat berpikir dan dimanfaatkan ketika sudah bisa bekerja bahkan menemukan surga dan ladang kerja di tempatnya sendiri dan masalah juga terjadi ada beragam efek yang ditimbulkan pada seseorang dan dari efek tersebut akan muncul sikap dalam terhadapnya dan dapat dilihat beberapa hal lainnya.

    Mengabaikan Kenyataan: Ketidakpahaman terhadap Hakikat Masalah

    Pertama, memandang masalah (Human Trafficking) sebagai bencana  sebab kerapkali kita memandang masalah itu sebagai bencana oleh karena itu pandangan diri kita mengatakan lebih pada mendatangkan kerugian mengalami kesulitan ekonomi hidup yang miskin sehingga meninggalkan kampung halaman (pergi keluar) dan memiliki kecenderungan untuk lebih baik menjauh dari masalah tersebut.

    Dengan harapan agar persoalan yang tidak terlalu merugikan yakni kerja keluar negeri. Namun nyatanya harapan tersebut seringkali tidak terealisasi dengan baik.

    Karena masalah yang dijauhi, dan tidak terselesaikan menjadi semakin kompleks dan rumit. Bisa jadi saat itulah bencana sebenarnya akan menerpanya. Kerugian yang diderita akan sangat fatal. Kedua, memandang masalah bukan masalah yakni pada takaran tertentu kita sebagai manusia menganggap hidup dengan masalah bukan merupakan hidup yang Bahagia.

    Dengan kata lain, kalau mau menikmati hidup, anggaplah kita akan selalu menemukan hal yang menyenangkan dan tidak ada masalah.

    Sahabat, pacar, keluarga dan orang kenalan kita, jika  kita memiliki pandangan ini maka kita perlu hati-hati. Karena itulah masalah terbesar, dengan menganggap bahwa kita tidak punya masalah hidup.

    Ketiga, memandang masalah sebagai ancaman adalah hidup sederhana menjadi ketakutan akan terjadinya masalah membuat kita menjadi pribadi tertutup, tidak komunikasi, cenderung berprasangka buruk apalagi Pendidikan yang rendah.

    Ancaman akan membuat orang menjadi takut mengambil resiko karena itu muncul rasa rendah diri dan runtuhnya kepercayaan diri seseorang. Karena lebih berpikir dapat gaji bulanan yang banyak dengan cara kerja diluar negeri namun hal yang terjadi adalah terjadi perbudakan manusia.

    Kita semua bahwa masalah adalah bagian dari hidup, dan jika tidak siap untuk mendapat masalah, maka kita tidak akan merasakan bahagianya kehidupan untuk itu sangat penting mengenal jati diri pontensi yang sudah melekat dalam diri boleh dimanfaatkan dan berdaya guna menjalani hidup sehari-hari agar tidak terjadi ekspoitasi dalam hidup manusia. (Oleh: Br. Santo Paulus MTB, Komunitas Kuala Dua Kembayan)

    Jeritan Tak Terdengar, Dalam Air Mata

    Oleh: Suster Agnes Rofina Eno FMM (partisipan INFO JPIC 2023 peserta dari Jakarta)

    INFO JPIC, Pontianak, 23 Agustus 2023– Masihkah engkau tega sanksikan hidup mereka lagi !? Setelah hak bebas mereka sebagai anak-anak Allah kau rampas habis.

    Masikah hatimu tegar setelah jeritan sengit dari kaum tak berdaya menjadi fenomena zaman moderat ini??

    Masihkah engkau berani tertawa bebas dalam duniamu yang ternyata penjamin kebahagiaanmu adalah kerja keras dan penderitaan orang-orang kecil yang menjadi sandra kaum rich people !?

    Apakah ini adalah yang dinamakan takdir atau garis tangan hidup mereka?

    Apakah ini yang dinamakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia !?

    Apakah ini yang dinamakan juga  keutuhan hak umat Allah !?

    Bukankah engkau seharusnya menjadi pelindung bagi mereka yang tertindas?? Perangkul saat mereka dihempas oleh keadaan?? Menjadi rahim tempat mereka pulang??

    Tapi mengapa engkau sendirilah yang menjadi sutradara atas panggung sandiwara hidup ini, dikala banyak suara menyorak meminta bantuan, disaat air mata menjadi banjir dan bencana tanpa penanggulangannya, dan disaat banyak badan tidak dibedakan lagi dengan binatang liar diluar sana yang dibantai tanpa adanya tersisa rasa kemanusiaan?

    Mengapa !?

    Mengapa !?

    Dan mengapa !?

    Mereka adalah kita, dan kita adalah mereka! Mereka juga punya hak untuk merasakan kebahagiaan yang seperti kita.

    Mereka diciptakan karena mereka adalah makhluk yang berharga dan dicintai oleh Allah yang juga kita rasaakan saat ini.

    Allah mencintai kita dengan memberikan hak kebahagiaan kepada setiap kita.

    Lalu bagaimana dengan mereka? Apakah mereka bukan anak-anak Allah??haruskah selamanya mereka berada dalam kubangan penderitaan ini, tanpa ada ruang hati yang menjadi harapan utk mereka?

    Haruskah selalu ada ribuan korban yang terjadi dalam setiap terbit dan terbenamnya matahari yang menjadi simbol keadilan ini?

    Pontianak telah menjadi saksi nyata dan masuk dalam barisan sejarah kita, bagaimana kita diberikan kesempatan utk membenahi dan membeklli diri dalam menjadi duta damai bagi kaum marginal baik oleh keluarga, sosial dan keadaan.

    Sudahkah kita siap berjalan dan disalibkan bersama Sang Guru Ilahi dalam menjadi tempat sandaran dan harapan bagi kaum kita?

    Beranikah kita menjadi garda depan untuk menggalang Just Peace Integrity for Creation?

      For nowday, not enough for us when we are asking to God “Lord what do You want me to do?” But  “Here i am Lord, i’ll go wherever You send me”. (Panitia INFO JPIC). 

    Perjalanan Panjang Menuju Cahaya

    Suster Agnes Rofina Eno FMM- Partisipan INFO JPIC dari Jakarta

    INFO JPIC Indonesia– Pontianak 24 Agustus 2023.

    Karya: Suster Agnes Rofina Eno FMM – Partisipan INFO JPIC dari Jakarta

    Jalanmu masih panjang Nak
    Kuatkan kakimu untuk berdiri
    Tegaplah langkahmu untuk maju, dan
    Arahkanalah pandanganmu akan dunia yang penuh cerita.

    Meski kecil cara kita untuk sukses
    Meski kadang bercucuran air mata
    Janganlah engkau terciduk akan tawaran murah yang justru menjerumuskanmu dalam derita
    Jangan pula engkau benci akan takdirmu yang tidak selamanya berakhir dusta

    Jalanmu masih panjang Nak
    Masih ada banyak hati untuk membantumu
    Masih ada banyak tangan yang ingin memelukmu
    Masih ada banyak mata yang ingin melihatmu sukses

    Jangan engkau sanksikan dirimu dan masa depanmu
    Jangan engkau hancurkan hati orang-orang yanh menyayangimu
    Jangan engkau mengiyakan hujatan dunia yang tidak mengenalimu
    Jalanmu masih panjang Nak.

    Merajut Etika dalam Pusaran AI

    Prof. Dr. William Chang OFMCap- Seorang Imam Kapusin dan Guru Besar di Universitas Widya Dharma Pontianak

    MajalahDUTA.Com, Etika AI yang bermuara kepada etika algoritma pada dasarnya menyoroti rangkaian nilai dan norma moral yang seharusnya ditegakkan dalam pusaran AI. Nilai dan prinsip etis humaniora dalam hidup sehari-hari harus dijunjung.

    Suhu diskusi tentang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) masih hangat walaupun jantung diskursus ini bukan barang baru. Edisi khusus Kompas pernah mengulas tema tentang AI.

    Kini, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan menyiapkan kebijakan etika AI dalam proses pengembangan kecerdasan buatan (Kompas, 11/8/2023). Tentu, selain mengacu kepada rekomendasi internasional tentang AI (UNESCO), kekayaan bangsa berupa kebijaksanaan lokal perlu dipertimbangkan dalam merajut etika AI ini.

    AI mentransformasi hidup

    Sejarah mencatat, kala sekelompok ilmuwan komputer berlokakarya di Dartmouth College, Amerika Serikat, pada 1956, AI mulai mengubah pola pikir, hidup, dan kerja manusia. Bahkan, para pakar bermimpi bahwa perpaduan antara kemajuan-kemajuan bioteknologi dan rentetan perkembangan AI akan sanggup mengurai masalah-masalah manusia modern.

    Temuan-temuan mutakhir lewat AI telah mentransformasi dinamika hidup, kegiatan, dan interaksi sosial. Dunia ilmiah dewasa ini sangat dipengaruhi oleh AI (Bdk Holzinger dkk, 2023).

    AI menyumbangkan sebuah sistem baru yang memungkinkan manusia untuk menafsir data eksternal dengan tepat, benar, dan cermat guna mencapai tujuan dan tugas khusus lewat adaptasi yang luwes (Kaplan dan Haenlein, 2019).

    Mesin-mesin berbasis AI dirancang sedemikian rupa sehingga sanggupan ”bernalar”, ”bertingkah laku”, dan bahkan menunaikan tugas-tugas seperti manusia.

    Robot-robot berkecerdasan ilmiah mulai mengurus dapur, kantor, dunia pendidikan, bioteknologi, kebun, media komunikasi sosial, keamanan, keagamaan, dan bahkan perjalanan. Bayangkan, sekarang ini tugas utama untuk memeriksa struktur tanah, menyemai benih tanaman, memanen, menjaga keamanan, dan menyiar berita pun sudah ditangani robot (China).

    Penerapan AI lewat teknologi modern mendongkrak perkembangan hidup manusia dalam bidang teknologi, kimia, fisika, dan ilmu-ilmu modern.

    Peran AI dalam hidup manusia kian menonjol. Robot-robot tidak hanya mengambil alih tugas manusia, tetapi mulai ikut menempuh sejumlah langkah konkret terkait dengan dunia perekonomian, gim daring (game online), tindak kriminal, dan kegiatan-kegiatan militer dalam zona pertempuran.

    Sebenarnya, perangkat komputer telah menjadi agen artifisial pertama yang menyedot perhatian para ilmuwan sosial kendati gejala ini acap kali belum disadari banyak orang. Dari satu sisi, hidup dan kerja manusia dipermudah, tetapi dari sisi lain AI menimbulkan dilema dalam bidang kemanusiaan dan etika.

    Tantangan kemanusiaan

    Pengaruh sosial kecerdasan buatan tak terhindarkan. Sebuah penelitian mengenai industri pengelasan produk-produk berbasis AI dan skenario masa depan dalam menghadapi perubahan teknologi, ekonomi, pendidikan, sosial, misalnya, Emmanuel Afrane Gyasi dkk (2019) mengingatkan pentingnya kebijakan baru dalam bidang teknologi, ekonomi, dan sosial demi kelangsungan dan perbaikan mutu hidup.

    Penelitian-penelitian baru dan arah pengembangan sistem AI akan bermunculan di masa depan.

    Dalam kenyataan, pengaruh robotisasi AI mengandung dampak positif dan negatif pada industri pengelasan di Finlandia.

    Perubahan-perubahan akibat AI yang memengaruhi produksi industri seharusnya didekati dengan kurikulum pelatihan teknologi, pendidikan yang baru, dan kesadaran sosial untuk mengurangi dampak negatif atau kerugian yang harus ditanggung oleh pihak masyarakat.

    Pengaruh sosial penerapan AI ini telah menjadi tantangan bagi kemanusiaan. Sampai pada batas apa robot-robot boleh menggantikan peran manusia dalam hidup sehari-hari?

    Pada waktu yang sama, pengaruh sosial penerapan AI ini telah menjadi tantangan bagi kemanusiaan. Sampai pada batas apa robot-robot boleh menggantikan peran manusia dalam hidup sehari-hari? Sejak satu dekade yang lampau (2010), Kaplan dan Haenlein (2019) telah menyerukan supaya para penguasa dunia bersatu padu menghadapi peluang-peluang dan tantangan AI.

    Dalam semangat persaudaraan, bagaimanakah dunia sebaiknya menghadapi robot-robot yang tidak selalu berdampak positif, pengaruh Artificial Superintelligence, dan perang dingin teknologi? Kebijakan dan aturan yang menjunjung kedamaian antara kemanusiaan dan AI menjadi suatu kebutuhan mendesak.

    Apakah AI itu dapat diibaratkan dengan serigala berbulu domba? Menurut Future of Humanity Institute di Universitas Oxford, yang khusus mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat mengancam kemanusiaan, mungkin saja AI ibarat serigala berbulu domba.

    Sampai sekarang, kecil kemungkinan bahwa risiko-risiko yang umumnya ditakuti manusia, seperti benturan meteor, pandemi, dan perang nuklir, akan memusnahkan manusia. Jika AI berubah menjadi buruk dan sangat buruk, maka risiko tersebut dapat menjadi kepunahan total dengan 0 persen kelangsungan hidup.

    Perkembangan hidup manusia dapat berubah dalam tempo singkat. Pada 1933, misalnya, fisikawan Ernest Rutherford pernah bertutur bahwa energi nuklir adalah omong kosong. Namun, hanya dalam kurun 24 jam, reaksi berantai nuklir ditemukan oleh Leo Szilard. Sekitar 78 tahun kemudian baru terjadi ledakan reaktor Fukushima di Jepang (2011).

    Bagaimanakah kalau AI salah dalam beroperasi sehingga menimbulkan dampak fatal bagi hidup dan keselamatan lingkungan hidup dan semua makhluk ciptaan, termasuk manusia? Analisis ini menunjukkan adanya dilema utama yang harus dihadapi AI dengan domain-domain utama, di mana kebaikan dan kejahatan sering kali berjalan bersama.

    Cepat atau lambat perkembangan AI akan mentransformasi hampir semua aspek hidup manusia dan menimbulkan tantangan kemanusiaan di masa depan.

    Kebijaksanaan lokal

    Peran dan keterlibatan AI dalam kegiatan sehari-hari tak tersangkalkan. Mereka yang berada di daerah-daerah pinggiran dan terpencil pun sudah merasakan pengaruh AI. Pola, gaya hidup, dan kerja masyarakat terus berubah.

    Hanya, sampai sekarang ilmu pengetahuan manusia masih terbatas tentang bagaimanakah masyarakat menimbang perilaku moral AI, secara khusus ketika menghadapi dilema moral yang bisa saja melibatkan konflik moral.

    Dalam keadaan dilematis, AI cenderung menjatuhkan pilihan utilitarian daripada yang dikehendaki manusia. Masalah etis segera muncul ketika robot-robot yang diisi dengan kecerdasan buatan harus berhadapan dengan pilihan-pilihan riil, seperti keselamatan siapa yang didahulukan, kesejahteraan individual atau umum, dan kepentingan bersama.

    Dalam keadaan dilematis, AI cenderung menjatuhkan pilihan utilitarian daripada yang dikehendaki manusia.

    Etika AI, yang dicetuskan dalam dokumen ”Panggilan Roma untuk Etika AI” (28/2/2020) dalam kerja sama dengan Microsoft, IBM, dan FAO ini, terasa kian mendesak terutama dalam pemetaan teknologi berbasis AI, yang dapat meningkatkan efektivitas personel militer dalam ajang pertempuran. Apakah semua robot yang digunakan selama perang antara Rusia dan Ukraina sungguh memperhatikan dan menjunjung nilai kemanusiaan?

    Ketentuan etika apakah yang harus diikuti oleh setiap personel militer yang menggunakan alat-alat perang berbasis AI di medan perang? Dalam konteks ini aturan dan rekomendasi etis tentang penggunaan sarana AI sangat penting.

    Etika AI yang bermuara kepada etika algoritma pada dasarnya menyoroti rangkaian nilai dan norma moral yang seharusnya ditegakkan dalam pusaran AI. Bagaimanakah seharusnya perancang, trainer, dan pengguna mesin AI berpikir dan bersikap?

    Peran manusia dan fungsi sarana berbasis AI harus menjamin dan mendukung kebaikan atau kesejahteraan umum (bonum commune).

    Perancang, trainer, dan pengguna AI seharusnya menjunjung (1) kejujuran yang transparan dalam pengadaan dan penerapan AI, (2) kesetaraan harkat dan martabat manusia tanpa pilih kasih, (3) tindakan yang bertanggung jawab; (4) sikap yang tidak berprasangka negatif, dan (5) keamanan dan privasi setiap manusia.

    Pakar AI perlu menyadari Indonesia sebagai sebuah negara Pancasila yang majemuk mewarisi kekayaan budaya yang seharusnya membangun persaudaraan, kesatuan, dan persatuan bangsa.

    Kekayaan dalam setiap budaya anak bangsa memiliki rentetan nilai perenial sosial yang dapat menjadi perekat kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti saling pengertian, saling menghormati, relasi persaudaraan, komunikasi sosial, kerukunan, gotong royong, kerja sama, dan saling memaafkan.

    Masukan-masukan ke dalam AI hendaknya mempertimbangkan sejumlah komentar atau pendapat yang dapat memecah belah atau meretakkan kesatuan dan persatuan bangsa. Pergeseran nilai dalam era digital tetap berusaha menghindari pelbagai bentuk pergesekan dan perbenturan sosial dalam masyarakat.

    Dalam konteks Indonesia, jika perancang, peng-input data, trainer mesin-mesin AI, dan pengguna AI tidak menjunjung nilai dan prinsip etis humaniora dalam hidup sehari-hari, maka AI sebagai pisau bermata ganda akan melukai bangsa Indonesia yang kaya akan kebijaksanaan lokal yang menyejukkan hidup bersama sebagai sebuah bangsa.

    Bahkan, perjalanan sejarah anak manusia akan berakhir dalam tangan AI yang berada di luar kendali manusia-manusia yang berhati nurani jernih, baik, dan benar. Akankah panorama distopia Yuval Noah Harari dalam Homo Deus (Manusia Tuhan) menjadi sebuah kenyataan?- (Oleh: William Chang, Guru Besar Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak dan seorang Imam Kapusin Pontianak). 

    TERBARU

    TERPOPULER