Duta, Pontianak | Dalam dunia pendidikan tinggi, sering kali muncul stigma tak tertulis bahwa kesempatan emas dan panggung prestasi hanya dimiliki oleh mereka yang berasal dari pusat kota atau institusi ternama. Namun, narasi ini harus dirombak.
Pernyataan bahwa “Berasal dari daerah bukan halangan untuk berprestasi menunjukkan bakat sebagai seorang mahasiswa” adalah sebuah seruan untuk mengakui kekuatan laten yang dibawa oleh setiap individu, terlepas dari daerah asal mereka.
Mahasiswa yang datang dari berbagai daerah membawa serta kekayaan yang tak ternilai: perspektif budaya yang unik, solusi kreatif yang terasah oleh keterbatasan, dan semangat juang yang ditempa oleh kerasnya tantangan di daerah asal.

Mereka bukan sekadar “pendatang”; mereka adalah duta yang membawa perspektif baru ke kampus.
Bakat yang sejati—entah itu kecerdasan analitis, kemampuan kepemimpinan, atau keahlian artistik—tidak pernah peduli di mana ia pertama kali ditemukan.
Bakat itu adalah universal. Seorang mahasiswa dari desa terpencil bisa memiliki pemahaman mendalam tentang kearifan lokal yang mampu menginspirasi proyek konservasi tingkat nasional.
Seorang yang dibesarkan jauh dari fasilitas canggih mungkin mengembangkan inovasi sederhana namun brilian yang memecahkan masalah komunitas.

Justru, latar belakang yang dianggap “terbatas” seringkali menjadi katalis terkuat untuk berprestasi. Mahasiswa dari daerah mungkin memiliki motivasi ekstra untuk membuktikan diri, mengubah kerinduan pada keluarga menjadi fokus belajar, dan menggunakan kesempatan yang ada dengan maksimal karena mereka tahu betapa berharganya setiap detik waktu di bangku kuliah.
Mereka telah melewati batas geografis; membuktikan diri di kancah akademik, seni, atau olahraga kampus hanyalah langkah logis berikutnya.
Kampus adalah tempat peleburan ide. Ia tidak meminta akreditasi asal daerah, tetapi menuntut dedikasi, kerja keras, dan orisinalitas. Setiap mahasiswa, terlepas dari latar belakang, memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk bersinar.
Jadi, buang keraguan itu. Jadikan akar daerah Anda sebagai pondasi yang kokoh, bukan sebagai belenggu. Tunjukkan pada dunia bahwa bakat dan prestasi sejati tidak dibatasi oleh garis imajiner di peta, melainkan oleh ketekunan dan keberanian untuk melangkah maju.
Di bulan Agustus yang lalu Mahasiswa Akademi Keuangan dan Perbankan Pontianak yang dikenal dengan AKUB Pontianak cukup berbangga atas prestasi yang diraih oleh salah satu mahasiswanya yang berhasil meraih juara 3 (Pendamping 2) dalam ajang pemilihan Ijang dan Inau Gawai Dayak Kabupaten Melawi tahun 2025.
Mahasiswa Semester V AKUB yang bernama Megel Steven, dia adalah mahasiswa berasal dari daerah, awalnya mencoba untuk berpartisipasi dalam ajang ini berbekal pengalaman akademik dan yang lainnya dia percaya diri dalam mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari karantina, latihan dan lainnya.
Syukur kepada Tuhan setelah berjuang mengikuti setiap prosesnya, Megel Steven berhasil masuk dalam 6 besar, dan akhirnya berhasil meraih juara 3 ( Pendamping Ijang Gawai Dayak Kabupaten Melawi 2025 ).
Atas prestasi ini tentunya memberi kebanggaan baik untuk individu Megel Steven sendiri maupun untuk Kampus AKUB Pontianak. Pihak kampus mengucapkan selamat dan menyampaikan rasa bangganya kepada Megel Steven atas prestasinya.
Nah dari semunya itu maka dapat disimpulkan bahwa “Daerah adalah identitas, bukan batasan.” Bukan halangan untuk meraih prestasi. Sekarang saatnya menunjukkan siapa Anda.
*Paulinus Jang, S.E.,M.M, Dosen Akademi Keuangan dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa Pontianak, Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo, Kampus II.