Duta, Pontianak | “Selamat malam Bpk/Ibu semuanya, besok ndak usah bawa bekal makanan ya, besok kita makan siang bersama di ruang rapat dosen sbg rasa syukur kita 17 Agustus 2025 HUT ke-80 RI tercinta, tetap semangat ya, TQ GBU,” tulis Pak Suardi di grub WA Sahabat AKUB, (Senin, 18 Agustus 2025).
Yups, hari ini – Selasa, 19 Agustus 2025 tampak sedikit mendung tetapi tetap meneduhkan. Dosen-dosen berkumpul di lantai tiga ruang rapat dosen Akademi Keuangan dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa (AKUB), Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo – sudah terbiasa berbeda, hehe.
Bersama rekan dosen dan tendik AKUB, sama-sama menyanyikan “selamat ulang tahun, tiup lilin, dan foto bersama, persis seperti template biasa dong.
Seorang sahabat sekaligus rekan, guru untuk belajar bersama yang akrab di’talah’ (istilah Dayak Kanayatn artinya dipanggil);Pak Suardi hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke-62. Jangankan bahasa Dayak Ahe, gini-gini beliau juga ngerti dan pandai bahasa kheh (Tionghua) ooo,” haiaaaaa, mo lui ooo. hehe.
Sebelumnya, pada bulan yang sama (Agustus) 2025, Antuha Siska, (panggilan untuk seorang Ibu yang lebih tua dari ibu si pemanggil, Dayak Ahe disebut ‘Antuha’), juga merayakan ulang tahunnya yang ke 53. Ini bukanlah angka yang kecil, perjalanan hidup menjadikan mereka bertahan hingga di titik ini.

Bersamaan dengan perayaan sederhana itu, sejak saya bergabung dikeluarga besar Sahabat AKUB San Agustin, perayaan kecil terasa sangat berharga. Saya teringat waktu, giliran ulang tahun diri saya pada Mei 2025 lalu, meskipun waktu itu saya cuti untuk beberapa keperluan – tetap rekan dosen – Sri Novita mengajak untuk tiup lilin sederhana di ruang dosen, walaupun – Kak Ira ‘tunggang-langgang’ naik ke atas demi merayakan ulang tahun, thanks ya.
Ya itulah pengalaman, meski sangat sederhana – hanya tiup lilin, ‘tok’ – namun yang berbeda dari itu yakni ‘kehadiran’. Cukup hadir saja, tanpa banyak kata – sudah lebih dari ucapan atau-pun kado, (kalau ada kado juga mantap nih, haha). Namun justru saat ada kecenderungan yang menoton itulah “tampak kesungguhan” yang jarang disadari.
Di balik kantor lantai tiga itu,– banyak saya temui ‘naskah-naskah’ hidup yang menyapa diri.
Misalnya Pak Suardi, yang selama bertahun-tahun mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, telah memberi warna dalam perjalanan awal saya masuk kampus. Dari ruang rapat yang penuh diskusi, hingga obrolan ringan di sudut sambil “nyebat” bersama, ada banyak pandangan hidup beliau bagikan.
Entah disadarinya atau tidak, pandangan-pandangan itu seringkali sederhana, menoton, ada juga yang menyentuh, dan kadang mengajarkan dan mengingatkan, seolah-olah bergaung dalam pikiran “belajarlah dari kesalahan orang lain, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk mendapatkan semua itu dari dirimu sendiri.
Sebagai bagian keluarga besar San Agustin, saya mencoba untuk membaca ‘teks’ yang bukan sekedar ‘teks’ – tetapi naskah yang hidup – bukan dari naskah kertas.
Sama seperti Antuha Siska, terima kasih banyak sudah membersihkan ruang meja kerja. Yah, meski aroma menyengat Bayclin hampir ‘meracuniku’ namun bukan itu poinnya. Yang paling utama adalah semangat untuk menghargai pekerjaan selalu terpancar dari cara Antuha bekerja.

Beberapa kali, saya tertegun melihat Antuha menjaga cucu sembari bekerja – terngiang saat waktu SD dahulu, dimana Ibu saya juga melakukan hal yang serupa.
Bedanya – dulu ibu saya penjual gorengan di pasar Sekura, Sambas; kadang-kadang saya ikut mengantar pakaian ‘laundry tangannya’ kepada ‘mak nyah’ yang menjadi pelanggan ibu.
Memori itu sangat menguatkan kesadaran akan hakikat ‘kerja-manusia’.
Saya menyadari bahwa sejak pertama kali menginjakkan kaki di keluarga besar ini, perjalanan hidup akademik, seringkali terjebak dalam rutinitas, mengajar, meneliti, menilai, menulis laporan.
Namun, perayaan sederhana seperti perjumpaan kecil dan yang paling utama adalah ‘teladan’, menjadi esensial untuk mengingatkan kita bahwa ada sesuatu yang jauh lebih penting yakni “refleksi”.
Saya juga menemukan, naskah hidup lain melalui rekan dosen ‘hang-out, ngopi” dan termasuk semua rekan dosen yang saya temui. Meski tidak bisa saya tuliskan satu-persatu, namun yang pasti dari kebersamaan bersama mereka selalu ada ‘naskah’ yang patut diperhitungkan dan dipelajari.
Selamat Ulang tahun bagi yang ulang tahun di bulan Agustus 2025 ini, dan selamat bersantai ria bagi yang sedang bersantai, tulisan ini bersambung dan entah kapan saya melanjutkannya, hehe – Semoga!!! *Samuel.