Sunday, October 26, 2025
More

    Mengalami Rahmat dan Harapan di Tahun Yubelium

    Duta, Pontianak | “Yubelium adalah  Pintu Suci di tandai dengan Pengampunan Dosa dan akan dirayakan berulang selama 25 tahun 1 kali”ungkap Lusia Sedati.,S.E.,Ak. Salah satu dosen AKUB Jumat (26/9/2025).

    Dalam penjelasannya, Lusia menegaskan bahwa Tahun Yubelium membawa banyak berkat rohani bagi umat yang sungguh-sungguh menjalaninya.

    “Di Tahun Yubelium ini kita biasanya dapat pengampunan dosa secara penuh selama kita melalui dan menjalani Tahun Yubelium dengan benar-benar bertaubat dan meluangkan waktu untuk lebih banyak berdoa,” kata Lusia.

    Martina (kanan), Lusia (Kiri) – Mengalami Rahmat dan Harapan di Tahun Yubelium. (2025)

    Pendapatnya mengenai bagaimana cara sebaiknya Mahasiswa Katolik menjalankan Tahun Yubelium dalam kehidupan sehari-hari.

    Lusia kembali menegaskan Sebagai Orang Muda Katolik atau Mahasiawa seharusnya di Tahun Yubelium ini kalian bisa menggunakan waktu ini dengan lebih banyak mengeluarkan waktu untuk Tuhan.

    Membangun lagi relasi kalian dengan Tuhan lebih banyak bedoa ,peruli sesama dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial dan mengenali diri sendiri seperti, Meditasi atau Refeksi mengenai diri sendiri.

    Sejalan dengan itu, Lusia juga berbagi pandangannya tentang fokus utama dalam memperingati Yubelium masa kini. Ia menjelaskan bahwa tema yang diangkat Gereja saat ini adalah “Ziarah Pengharapan.”

    Menurutnya fokus utama ada pada kaum muda, dengan berziarah ke gereja-gereja yang telah ditetapkan sebagai Porta Santa.

    Foto bersama usai wawancara. “Mengalami Rahmat dan Harapan di Tahun Yubelium” 2025

    “Kita semua adalah harapan bagi Gereja dan dunia,” ujarnya.

    Dalam tahun Yubelium ini umat diajak untuk berkunjung ke gereja yang termasuk porcta santa.

    Lusia memiliki pengalaman yang berkesan dalam kunungan Ziarah Pengharapan  ke berbagai gereja yang termasuk Porcta Santa. Ia membagikan pengalaman uniknya.

    “Puji Tuhan, untuk Gereja yang termasuk Porta Santa di Keuskupan Agung Pontianak sudah Ibu kunjungi semua. Pengalaman untuk setiap Gereja itu punya kesannya masing-masing. tapi, bagi ibu yang paling berkesan saat ibu mengunjungi Gereja Kristus di Sambas karena walaupun pada saat itu tidak tau letaknya Gereja tersebut Dimana,” katanya.

    Dalam wawancara itu pula, Lusia mengaku bahwa dalam salah waktu dan Lusia berkunjung ke Goa Maria Santo kemudian pada saat balik, ia bertemu dengan ibu-ibu yang memang berada di Gereja di sana dan menyambut baik kedatangannya bersama seorang rekan.

    “Walau hanya kami berdua saja mereka melakukan pelayanan sebaik mungkin. Selain tidak tau Gereja di sana sepertinya kita juga mendapatkan bahwa Gereja tidak hanya berbentuk Gedung tapi ada juga yang dalam bentuk manusia,” pungkasnya.

    *Martina Angelina, Mahasiswi Akademi Keuangan dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa Pontianak, Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo, Kampus II. (Sam).

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles