Thursday, October 16, 2025
More

    Etika dan Litersai Finansial di Kampus

    Duta, Pontianak | “Saya pikir hal terpenting yang perlu ditanamkan pada mahasiswa itu bukan hanya aspek akademik, tetapi juga etika. Karena jika tidak ada etika, setinggi apapun pendidikan kita, itu sama saja tak berbuah makna,” ungkap Yuliana (40) dalam wawancara pada Jumat (10/10/2025).

    Yuliana, S.E.,M.M. (40) Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Kurikulum AKUB GAK Pontianak. Menurutnya, “etika bukanlah sesuatu yang hanya berlaku di lingkungan kampus, melainkan bekal hidup yang akan menyertai seseorang di dunia kerja dan dalam masyarakat luas”.

    Kepada pewawancara (Anjeli), ia menekankan bahwa etika harus terus dipelajari dan direfleksikan dalam keseharian.

    Dalam sesi wawancara, (Anjeli) tidak hanya menyinggung soal etika, melainkan juga sejumlah persoalan nyata yang tengah dihadapi mahasiswa AKUB.

    Persoalan apa yang paling mendesak?

    Finansial….. Kata Yuliana, pengelolaan keuangan adalah salah satu tantangan terbesar mahasiswa.

    Sejak SMA, seseorang sudah mulai belajar mengatur uangnya, namun ketika memasuki dunia perkuliahan, pemahaman itu harus lebih matang. Untuk itu, ia akan memfokuskan upaya melalui Kelompok Studi Pasar Modal (KPSM) agar mahasiswa AKUB memiliki literasi finansial yang lebih baik.

    Saat ditanya soal ambisi kar ir, Yuliana berkata bahwa sejak dulu ia tak terlalu mengejar karir tinggi. Bukan berarti ia tidak ingin berkembang, melainkan ia menyadari bahwa setiap pencapaian butuh proses. Menurutnya, ambisi bukan jalan tunggal menuju sukses, sebab Tuhan sudah mengatur takdir masing‑masing individu.

    Bagi Yuliana, keluarga adalah sumber inspirasi terbesar. Namun, ia meyakini bahwa motivasi sejati harus berasal dari diri sendiri.

    “Kalau kita tidak bisa memotivasi diri sendiri, bagaimana kita bisa memotivasi orang-orang terdekat kita?” tuturnya.

    Melihat ke lima tahun mendatang khususnya bagi mahasiswa Keuangan dan Perbankan, Yuliana menyebut bahwa selain pendidikan akademis dan non-akademis, penguasaan soft skills dan kompetensi tambahan sangat krusial. Angkatan 2024, yang menjalani kurikulum baru, diperkenalkan lebih awal dengan dunia pasar modal melalui KPSM.

    Baca juga: Dari Teori ke Praktik, Mendidik Perawat, Menanamkan Empati

    Tujuannya bukan agar mahasiswa menjadi trader semata, melainkan agar mereka memiliki keterampilan yang dapat bersaing secara nasional maupun internasional. Nantinya, mahasiswa dapat memperoleh sertifikat efek-efek keuangan dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Edukasi dari BEI atau program seperti SLTI ke PAMI adalah modal luar biasa yang kalian miliki,”ujar Yuliana.

    Menurut Yuliana, dengan ilmu dan sertifikat tersebut, mahasiswa tak lagi mencari kerja; melainkan perusahaan—termasuk dari 940 perusahaan terdaftar di BEI—akan mencari mereka. Terlebih bagi mereka yang ingin berkarir di bidang keuangan atau perbankan, sesuai dengan program studi mereka, peluang itu sangat terbuka lebar.

    * Penulis (Anjeli) adalah Mahasiswa Keuangan dan Perbankan, Grha Arta Khatulistiwa Pontianak, Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo Kampus II Pontianak (Sam)

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe
    spot_img
    spot_img

    Latest Articles