Duta, Pontianak | Semangat belajar tampak jelas dari Febih Yowola Giri (19), mahasiswi semester 3 Program Studi Keperawatan Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo (Kampus II Pontianak), yang baru saja mengikuti perkuliahan Farmakologi bersama dosen Elisabeth.
Dalam wawancara, Febih mengungkapkan bahwa ia sangat menikmati proses belajar di mata kuliah tersebut.
“Farmakologi itu seru banget!” ujarnya antusias (10/10/2025).
Menurut Febih, mata kuliah farmakologi membuka wawasan baru tentang cara kerja obat di dalam tubuh manusia—mulai dari bagaimana obat masuk, diproses, hingga akhirnya dikeluarkan oleh tubuh. Ia juga belajar mengenai efek obat, baik yang menguntungkan maupun efek samping yang perlu diwaspadai.
Baca juga: Etika dan Litersai Finansial di Kampus
“Melalui farmakologi, kami diajak memahami sisi ilmiah di balik setiap tindakan medis. Jadi, bukan hanya menghafal nama obat, tapi benar-benar mengerti bagaimana obat bekerja,” jelasnya.
Febih juga mengatakan bahwa mata kuliah itu membuatnya semakin tertarik memperdalam pengetahuan tentang interaksi obat dan peran perawat dalam pemberian terapi farmakologis.
Febih menilai pembelajaran yang diterapkan dosen sangat menarik karena menghubungkan teori dengan praktik di dunia nyata.
Rutinitas Padat Mahasiswa Keperawatan
Sebagai mahasiswa aktif, Febih menjalani rutinitas harian yang padat. Ia sudah berada di kampus sejak pukul 07.50 pagi dan biasanya baru selesai kuliah sekitar pukul 16.00. Jika ada tambahan mata kuliah atau praktikum, kegiatan bisa berlanjut hingga pukul 17.00.
Namun, padatnya jadwal perkuliahan tidak membuatnya langsung pulang ke rumah. Febih memilih untuk tetap aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus.
“Biasanya setelah kuliah saya ikut kegiatan UKM dan juga aktif di Himpunan Mahasiswa Keperawatan (HIMA),” tuturnya.
Baginya, menjadi mahasiswa bukan hanya soal hadir di kelas dan mengerjakan tugas, tetapi juga tentang mengembangkan kemampuan organisasi dan memperluas relasi. Aktivitas di HIMA dan UKM menjadi wadah baginya untuk belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan memimpin.
Tantangan dan Semangat
Di balik kesibukan itu, Febih mengakui bahwa tantangan terbesar selama menempuh pendidikan keperawatan adalah menyeimbangkan teori dan praktik.
Dunia keperawatan, katanya, menuntut mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori dari buku, tetapi juga mampu menerapkannya secara langsung saat praktik di rumah sakit.
Selain itu, jadwal yang padat dan tanggung jawab terhadap pasien menuntutnya untuk disiplin dalam mengatur waktu.
“Semua tantangan itu justru membentuk mental dan karakter saya untuk menjadi calon perawat yang tangguh dan profesional,” ujarnya dengan semangat.
Pesan untuk Sesama Mahasiswa
Di akhir wawancara, Febih menyampaikan pesan inspiratif bagi teman-teman mahasiswa lainnya.
“Jangan pernah lelah belajar dan berbuat baik. Menjadi perawat bukan hanya tentang ilmu, tapi tentang hati yang mau melayani,” katanya.
Ia juga berpesan agar semua mahasiswa, apa pun jurusannya, tetap bersemangat dalam menuntut ilmu.
“Yang penting dijalani dengan sungguh-sungguh, karena setiap ilmu yang kita pelajari pasti bermanfaat bagi orang lain,” pungkasnya.
*Penulis (Nika) adalah Mahasiswa Akademik Keuangan dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa Pntianak Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo Kampus II Pontianak, (Sam).