Thursday, October 16, 2025
More

    Mgr. Emeritus Bumbun, Sang Pelayan Kaum Terpinggirkan

    Pontianak, Majalah Duta – Dikenal di seluruh kalangan umat Katolik di Kalimantan Barat, Mgr. Hieronymus Bumbun, OFMCap, adalah seorang uskup yang mengabdikan hidupnya demi melayani mereka yang berada di pinggiran masyarakat.

    Penuh kasih dan perhatian, itulah beliau yang menjadikan kaum miskin dan terpinggirkan sebagai fokus utama pelayanannya di Keuskupan Agung Pontianak, Kalimantan Barat. Sepanjang hidupnya, ia tanpa henti berupaya meningkatkan taraf hidup mereka yang kurang beruntung, terutama dari kelompok etnis Dayak, Tionghoa, serta masyarakat lokal lainnya.

    Lahir pada 5 Agustus 1937 di Menawai Tekam, Sekadau, Kalimantan Barat, Mgr. Bumbun tumbuh dalam keluarga besar dengan 17 saudara, dan merupakan anak yang ke-11. Pendidikan dasarnya ia tempuh di Sekolah Rakyat Nyarumkop, di mana ia kemudian menerima baptisan pada tahun 1950.

    Sejak usia muda, panggilan hidupnya sebagai imam mulai terlihat, dan ia pun memutuskan untuk melanjutkan studi di seminari hingga akhirnya ditahbiskan sebagai imam pada 22 Juli 1967.

    Menurut catatan Konselor General Ordo Saudara Dina Kapusin untuk Wilayah Asia-Pasifik, Pastor William Chang, OFMCap, setelah menyelesaikan studi lanjut di Universitas Gregorian di Roma, Mgr. Bumbun kembali ke Kalimantan dan memulai pelayanan pastoral di berbagai paroki, termasuk di Sanggau dan Batang Tarang.

    Kepekaannya terhadap penderitaan umat membuatnya diangkat sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Pontianak pada tahun 1972, sebelum diangkat menjadi Uskup Auksilier dan akhirnya Uskup Agung Pontianak pada tahun 1977.

    Selama lebih dari tiga dekade memimpin Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Bumbun dikenal sebagai sosok uskup yang dekat dengan umatnya. Ia sering terjun langsung ke pelosok untuk mendengar keluhan dan kebutuhan umat, terutama mereka yang tinggal di daerah pedalaman. Bukan hanya memberikan pelayanan rohani, Mgr. Bumbun juga berperan aktif dalam memperbaiki taraf hidup masyarakat melalui pendidikan dan kolaborasi lintas budaya.

    Dalam bingkai semangat perjalanan dan perjuangan yang menguras fisik, mengangkat harkat dan martabat orang kecil di pedalaman. – Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, OFMCap. Cr: Arsip Kapusin Pontianak.

    Menurut arsip Kapusin Pontianak, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Mgr. Bumbun adalah keragaman etnis dan budaya masyarakat di wilayah keuskupannya. Untuk itu, ia mengembangkan pendekatan pastoral multikultural yang menghargai kekayaan tradisi lokal serta identitas budaya dari berbagai kelompok etnis. Ia percaya bahwa pesan Injil Yesus Kristus bisa disampaikan tanpa harus mengesampingkan nilai-nilai budaya setempat.

    Mgr. Bumbun juga memiliki komitmen yang tinggi dalam mengemban misi evangelisasi di daerah-daerah terpencil. Ia melihat pentingnya menghadirkan Kabar Baik bagi mereka yang belum mengenal Kristus, meskipun jarak dan tantangan komunikasi sering kali menjadi hambatan. Namun, semangatnya tidak pernah surut untuk menjangkau mereka yang paling membutuhkan.

    Dengan mayoritas umat yang bergantung pada pertanian dan perkebunan untuk hidup, Mgr. Bumbun menyadari pentingnya pendidikan bagi generasi muda. Ia mendorong keluarga untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke kota, membuka kesempatan bagi mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik. Ini sejalan dengan visinya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah keuskupannya.

    Bagi Mgr. Bumbun, gereja tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pengembangan sosial dan pendidikan. Ia selalu mengajak umat untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang dapat membantu mereka keluar dari kemiskinan. Di bawah kepemimpinannya, gereja di Keuskupan Agung Pontianak menjadi tempat yang memperkuat solidaritas dan kebersamaan antarumat.

    Kesederhanaan hidup Mgr. Bumbun tercermin dalam cara ia berkomunikasi dengan umatnya. Ia selalu menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga pesan-pesan spiritual yang ia sampaikan dapat diterima oleh semua kalangan, tanpa memandang latar belakang pendidikan atau status sosial.

    Hingga akhir masa pelayanannya sebagai Uskup Agung Pontianak, Mgr. Bumbun tetap menjadi simbol cinta kasih dan pelayanan yang tanpa pamrih. Ia tidak hanya meninggalkan jejak berupa bertambahnya jumlah paroki dan pelayanan gereja yang semakin berkembang, tetapi juga keteladanan dalam mengabdi kepada mereka yang terpinggirkan.

    Sosoknya akan selalu dikenang sebagai seorang gembala setia yang dengan tulus hati melayani umat di Kalimantan Barat. [S].

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe
    spot_img
    spot_img

    Latest Articles