Saturday, November 15, 2025
More

    Amor Non Amatur, Cinta dalam Pelayanan Uskup Dayak Pertama

    Pontianak, MajalahDUTA.com – Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, O.F.M. Cap, seorang pemimpin spiritual yang teguh akan imannya, dan bukan sekedar itu saja, ia juga menjadi simbol perjalanan sejarah umat Katolik di Kalimantan Barat.

    Sebagai putra asli Dayak, beliau mencatatkan dirinya sebagai Orang Dayak pertama yang diangkat menjadi Uskup—sebuah pencapaian besar yang tak hanya mengharumkan nama suku dan identitasnya, tetapi juga menegaskan peran penting masyarakat Dayak dalam sejarah Gereja Katolik di Indonesia.

    Terlahir pada 5 Agustus 1937 di Menawai, Belitang Hilir, Sekadau, Kalimantan Barat (dahulu: Sanggau, sebelum berdiri Kabupaten Sekadau – sebagai pemekaran dari Kabupaten Sanggau), jejak hidup Mgr. Bumbun dipenuhi dedikasi yang tulus terhadap umatnya.

    Ditahbiskan menjadi imam pada 22 Juli 1967, perjalanan spiritualnya terus berkembang hingga mencapai puncak ketika pada 19 Desember 1975, ia diangkat sebagai Uskup Auxilier Pontianak dengan gelar Uskup Tituler Capra. Pengangkatan ini menjadi tonggak sejarah, bukan hanya bagi Mgr. Bumbun, tetapi juga bagi seluruh umat Dayak yang melihatnya sebagai bukti pengakuan atas kontribusi besar mereka dalam gereja.

    Pada 27 Mei 1976, Mgr. Bumbun resmi ditahbiskan menjadi Uskup, diiringi oleh tokoh-tokoh terkemuka dalam gereja seperti Uskup Agung Semarang Kardinal Justinus Darmojuwono, serta Uskup Ketapang dan Uskup Agung Medan.

    Moto yang dipilihnya, “Amor Non Amatur,” yang berarti “Cinta yang Tidak Dicintai,” mencerminkan sikap hidupnya yang penuh dengan pengorbanan dan cinta tanpa pamrih, bahkan ketika cinta tersebut tidak selalu terbalas. Filosofi ini menjadi dasar dalam setiap langkah pelayanannya, memperlihatkan komitmen beliau dalam menghadapi berbagai tantangan dengan ketenangan dan keteguhan hati.

    Kepemimpinan Mgr. Bumbun semakin diperkuat ketika pada 26 Februari 1977, beliau ditunjuk menjadi Uskup Agung Pontianak, menggantikan Mgr. Herculanus Joannes Maria van der Burgt, OFMCap, yang telah meninggal dunia.

    Perjalanan Imamat Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, OFMCap. Cr: Arsip Kapusin Pontianak.

    Selama lebih dari tiga dekade, Mgr. Bumbun membimbing umat di Pontianak dengan bijaksana dan penuh kasih. Di tengah-tengah itu, dari 1982 hingga 1990, beliau juga menjalankan tugas sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Sanggau, menyeimbangkan tanggung jawabnya di dua keuskupan dengan ketelitian dan kepemimpinan yang luar biasa.

    Setelah hampir empat dekade mengabdi sebagai Uskup Agung, pada 3 Juni 2014, Tahta Suci menerima pengunduran dirinya. Meski tak lagi menjabat, semangat pelayanan Mgr. Bumbun tak pernah pudar.

    Di masa pensiunnya, beliau masih aktif memimpin Misa Tridentin dan melanjutkan pengabdiannya di biara Ordo Kapusin di Pontianak, tempat beliau terus menjalani hari-hari dengan doa dan refleksi mendalam.

    Sebagai Uskup Dayak pertama, Mgr. Bumbun bukan hanya mencetak sejarah bagi komunitasnya, tetapi juga menjadi panutan bagi banyak generasi muda. Kehadirannya dalam Gereja Katolik menyiratkan pesan kuat bahwa dari mana pun asal usul seseorang, mereka memiliki peluang untuk berkontribusi bagi gereja dan masyarakat.

    Jejak hidupnya akan terus dikenang sebagai simbol dedikasi dan cinta yang tulus, memberi inspirasi bagi siapa pun yang mengenal kisah hidupnya. Warisan kepemimpinannya akan tetap abadi di hati mereka yang pernah disentuh oleh keteladanan dan cinta kasih yang beliau bagikan. [S]

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles