DUTA, PONTIANAK | Rabu, 8 Oktober 2025, bertempat di Aula Santo Leopoldo, Rumah Sakit Umum Santo Antonius (RSU Santo Antonius) Pontianak melangsungkan acara Pelantikan Direksi Baru untuk masa bakti 2025 – 2029. Acara ini menjadi momen penting dalam perjalanan rumah sakit yang dikelola oleh Yayasan Dharma Insan Pontianak, sekaligus menandai komitmen kuat terhadap peningkatan mutu tata kelola dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Pelantikan ini dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Yayasan Dharma Insan Pontianak Nomor 1091/YDI/RSSA/UP/SK/2025 tertanggal 30 September 2025, yang menetapkan susunan direksi sebagai berikut:
- dr. Petrus Juntu, Sp.OG (Direktur Utama)
- dr. Anton Suwito, Sp.OG (Direktur Pelayanan)
- Sr. Marselina, SFIC, S.Kep., Ners., M.Kep (Direktur Keperawatan)
- dr. Andreas Erick Haurisa, Sp.JP, FIHA (Direktur SDM dan Umum)
- P. Kusmas, OFMCap., MM (Direktur Keuangan dan Perencanaan)
Sebelum prosesi pelantikan, terlebih dahulu ditayangkan video mengenai safety briefing, dilanjutkan dnegan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars RSU Santo Antonius Pontianak.

Selanjutnya dibacakan Surat Keputusan Yayasan Dharma Insan tentang pemberhentian dan pengangkatan Direksi RSU Santo Antonius Pontianak oleh sekretaris Yayasan Dharma Insan, Sr. Muthia Lestari, SMFA.
Pengucapan janji dan pembacaan berita acara pelantikan direksi serta penandatangan berita acara dipimpin oleh P. Dr. Faustus Bagara Darmawan, OFMCap (Ketua Pengurus Yayasan Dharma Insan), disaksikan oleh RD. Alexius Alex (Wakil Ketua Yayasan), dan RP. Amandus Ambot, OFMCap (anggota dewan pengawas).
Seleksi Terbuka dan Transparan
Penunjukan jajaran direksi periode ini merupakan hasil dari proses seleksi terbuka dan ketat yang diselenggarakan oleh Yayasan Dharma Insan bersama Dewan Pengawas RSU Santo Antonius. Proses ini terbuka bagi kandidat internal maupun eksternal rumah sakit, selama memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Setiap calon direksi menjalani serangkaian tahapan seleksi secara transparan, mulai dari wawancara, presentasi visi, misi, serta rencana kerja di hadapan Dewan Pengawas dan pihak Yayasan. Proses ini menjadi bagian dari uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) untuk memastikan terpilihnya pemimpin yang memiliki kompetensi, integritas, serta komitmen pelayanan yang tinggi.
Pesan dan Harapan Direktur Utama
Dalam sambutan perdananya, dr. Petrus Juntu, Sp.OG, selaku Direktur Utama yang baru dilantik, menyampaikan rasa syukur dan kesadaran akan tanggung jawab besar yang kini diemban oleh seluruh jajaran direksi.
“Setiap unit pelayanan harus mampu bekerja secara terarah dan terukur, sesuai dengan visi dan misi rumah sakit. Kita harus tetap melangkah maju meskipun menghadapi badai dan gelombang yang dahsyat,” ujar dr. Juntu.

Ia juga menyoroti tantangan dunia kesehatan yang semakin kompleks serta pentingnya kolaborasi dan inovasi lintas lini dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Salah satu fokus strategis ke depan adalah menghadirkan layanan BPJS Kesehatan di RSU Santo Antonius, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu agar dapat mengakses layanan kesehatan yang layak dan bermartabat.
Kata dr. Juntu, sebagai salah satu rumah sakit Katolik tertua dan terbesar di Kalimantan Barat, RSU Santo Antonius Pontianak berkomitmen untuk terus menjadi institusi pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kasih, keadilan, dan profesionalisme.

dr. Juntu berharap kepada semua pihak yang terlibat dalam pelayanan di RSU. Santo Antoinus menjadikan moment pelantikan direksi ini menjadi titik tolak pembaruan serta penguatan visi misi rumah sakit dalam menjawab tantangan pelayanan kesehatan secara holistik.
“Dengan dukungan dari seluruh civitas hospitalia, tenaga medis, keperawatan, staf penunjang, serta berbagai pemangku kepentingan, RSU Santo Antonius optimis untuk terus tumbuh menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat Kalimantan Barat dan sekitarnya,”tegasnya.
Harapan dari Ketua Pengurus Yayasan Dharma Insan
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Yayasan Dharma Insan Pontianak, RP. Dr. Faustus Bagara Darmawan, OFMCap, turut memberikan sambutan yang menekankan pentingnya kepemimpinan berbasis nilai moral dan spiritualitas.
“Kami percaya bahwa pemimpin yang dipilih melalui proses yang terbuka dan adil akan memiliki komitmen moral yang kuat terhadap tanggung jawabnya. Rumah sakit ini bukan sekadar institusi layanan kesehatan, tetapi juga perpanjangan tangan dari misi kemanusiaan dan pelayanan kasih,” tegas RP. Dr. Faustus Bagara

Ia juga menyoroti bahwa tantangan dunia kesehatan di masa kini dan mendatang tidak hanya membutuhkan kecakapan teknis dan manajerial, tetapi juga kepekaan sosial dan jiwa pelayanan. Maka dari itu, sinergi antara nilai-nilai Katolik, profesionalisme, dan semangat melayani harus terus menjadi fondasi yang tak tergantikan.
“Harapan kami, RSU Santo Antonius tetap menjadi tempat di mana kasih dan penyembuhan berjalan beriringan. Mari kita jadikan rumah sakit ini sebagai rumah harapan bagi semua yang datang dengan luka, sakit, dan harapan akan kesembuhan,” tambahnya.
Pernyataan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dharma Insan
Mgr. Agustinus Agus, Ketua Pembina Yayasan Dharma Insan Pontianak, juga turut memberikan arahannya dalam acara tersebut. Ia menegaskan pentingnya menjadikan rumah sakit sebagai sarana perwujudan kasih Kristiani yang nyata, tidak hanya melalui pelayanan medis yang bermutu, tetapi juga melalui kehadiran yang menguatkan secara spiritual.
“Rumah sakit Katolik bukan hanya tempat menyembuhkan tubuh, tetapi juga tempat menyentuh jiwa. Saya berharap para direksi yang baru dilantik dapat menjalankan tugasnya dengan penuh semangat pelayanan, rendah hati, dan cinta kasih yang nyata,” ungkap Mgr. Agustinus.
Dalam rangka mengoptimalkan pencapaian misi dan visi Rumah Sakit Santo Antonius, Mgr. Agustinus Agus menekankan pentingnya sinodalitas antara Direksi, Yayasan, dan Dewan Pengawas. Kolaborasi yang erat antara ketiga pihak ini, menurutnya, menjadi kunci utama dalam mewujudkan tujuan awal pendirian rumah sakit yang telah lama menjadi harapan bagi masyarakat.
Mgr. Agustinus Agus menyampaikan bahwa sinodalitas bukan hanya sekadar kerjasama administratif, namun lebih dari itu, sebuah keterpaduan yang mengharmoniskan setiap keputusan yang diambil demi kepentingan bersama. Beliau menggambarkan hubungan ini ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, di mana masing-masing pihak saling melengkapi dan memperkuat peran satu sama lain. #Paul