Tuesday, September 30, 2025
More

    Misa Syukur Awali Serangkaian Kegiatan Gawai Dayak XXXVIII

    “Selama kita sudah menjadi orang Katolik, tidak ada ritual lain selain secara iman Katolik. Dan  bagi agama lain yang juga ingin merayakan sesuai dengan imannya, dipersilahkan,”

    Demikian ungkap Mgr. Agustinus Agus saat memimpin Misa Syukur Gawai Dayak XXXVIII di aula Rumah Radakng Pontianak, Jumat (17/5/2024).

    Misa Syukur Gawai Dayak dipimpin Mgr. Agustinus Agus (17/5/2024)

    Menurut Mgr. Agus, gawai bukan hanya ungkapan syukur untuk hasil panen, tapi juga ungkapkan syukur atas berkat yang boleh diterima dalam kurun satu tahun.

    “Jadi inti gawai adalah syukur kepada Tuhan dan syukur kepada sesama manusia,” tandas Mgr. Agus.

    Kata Mgr. Agus, kenapa kita harus bersyukur kepada Tuhan? Karena tanpa Tuhan, segalanya tidak berarti apa-apa. Syukur kepada sesama manusia adalah sebagai ungkapan terima kasih, karena tanpa bantuan saudara atau orang lain, seseorang  tidak akan mampu membuat ladang. Mulai dari menyiapkan lahan, bercocok tanam, sampai panen.

    “Syukur kepada Tuhan kita ungkapkan melalui perayaan ekaristi atau melalui ibadat sabda. Syukur kepada sesama yang merupakan seremonial kita rayakan dengan cara makan bersama,” ujar Mgr. Agus.

    Umat menerima Komuni Kudus (17/5/2024)

    Lebih jauh Mgr. Agus mengatakan, sejak dikeluarkannya surat edaran Nostra Aetate tahun 1965 oleh Paus, yang bunyinya : Gereja Katolik menghormati apapun nilai-nilai yang baik pada agama apapun, dan dalam budaya apapun.

    “Oleh karena itu sejak beberapa tahun lalu, saya bersama Pastor Alexius Alex mengatakan mari rayakann gawai secara Katolik sesuai dengan iman kita,” kata Mgr. Agus.

    Umat yang hadir, tampak paling depan para finalis Bujang dan Dara Gawai Dayak XXXVIII tahun 2024 (17/5/2024)

    Selain itu, bagi Mgr. Agus gawai adalah bentuk penghormatan kepada nenek moyang, dan juga moment berkumpulnya keluarga besar yang saling bercengkrama menikmati makanan dan minuman khas masyarakat Dayak.

    “Gawai adalah berhenti sementara hidup dengan cara modern, dan kembali ke masa lalu seperti nenek moyang dulu. Saya berharap gawai juga dapat menjadi moment menyatukan masyarakat Dayak. Bagi saya inilah wadah pertemuan kita, pemersatu, satu saudara sebagai orang Dayak,” tuturnya.

    Perarakan masuk dan persembahan oleh para penari (17/5/2024)

    Di sisi lain, Ketua Panitia Gawai Dayak XXXVIII, Yulius Aho berharap, dengan adanya misa syukur ini serangkaian acara gawai dapat berjalan dengan lancar.

    Kata Yulius Aho, gawai merupakan perayaan panen raya masyarakat Dayak, dan dengan misa syukur ini pihaknya berdoa kepada Tuhan agar hasil panen masyarakat Dayak di Kalimantan Barat menjadi berkah untuk semua.

    Ketua Panitia Gawai Dayak XXXVIII Tahun 2024, Yulius Aho (17/5/2024)

    Dalam misa syukur ini, Mgr. Agustinus Agus sebagai selebran utama didampingi oleh RP. Faustus Bagara, OFMCap, RD. Fidelis Sajimin, RP. Donatus Jensi, CDD, RD. Andrianus, dan RD. Martin. Hadir juga para suster, frater, 50 orang finalis Bujang dan Dara Gawai tahun 2024, serta umat yang datang dari pelbagai paroki yang ada di Kota Pontianak.

    Misa disemarakan pula oleh kelompok koor gabungan dari beberapa paroki di Kota Pontianak, serta tarian perarakan dan persembahan. Misa syukur ini juga disiarkan secara live streaming melalui channel youtube Pekan Budaya Dayak Official.

    Usai misa, diadakan makan bersama dengan gaya lesehan alias melantai yang menandai kebersamaan dan kekeluargaan. Menu masakan disiapkan oleh beberapa paroki yang ada di Kota Pontianak.

    PM

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe
    spot_img
    spot_img
    spot_img
    spot_img

    Latest Articles