MajalahDUTA.Com, Sejarah- Tulisan ini merupakan secuplik catatan perjalanan pastor Italia yang pernah menginjakkan kaki di Jawa. Namanya, Odorico Mattiuzzi (1286-1331) yang terkagum-kagum dengan Kejayaan Majapahit.
Odorico Mattiuzzi atau yang dikenal Padre Odorico da Pordenone dikenal sebagai seorang biarawan dari Ordo Fransiskan. Sebagai Imam Fransiskan, Odorico Mattiuzzi tergolong seorang yang terpelajar. Hal itu tampak karena ia banyak menulis buku, terutama di bidang religi dan kesusastraan.
Singkat cerita, pada suatu hari, biarawan asal Asisi ini dipanggil oleh Vatikan. Saat itu Paus Yohanes XII memberinya tugas untuk mengunjungi Rusia Selatan, India, dan China. Tugas segera dilaksanakan. Mulailah Odorico Mattiuzzi mendayung kapalnya dari Venesia. Berlayar menuju tiga kawasan itu.
Persinggahan ke pulau-pulau
Sepanjang perjalanan mengarungi samudra itu, Pastor Odorico Mattiuzzi memang sering berlabuh di beberapa pelabuhan besar. Seperti kebiasaan kapal pada umumnya mungkin mengisi persediaan makanan atau suku cadang untuk kapal. Dia juga mampir di pelabuhan di Konstatinopel, Teluk Persia, Mumbai, Malabar, Srilangka, Madras, dan singgah di pulau-pulau di Indonesia.
Ia sempat mampir di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Saat berlabuh di Jawa, rupanya sang biarawan sempat terpesona pada Jawa. Ia terkagum-kagum pada kehidupan orang-orang Jawa.
Tak heran jika ia memutuskan untuk tinggal di Jawa untuk beberapa lama. Kedalaman instingnya sebagai kaum terpelajar semakin terasah di Jawa. Rasa ingin tahunya semakin menjadi-jadi. Ia berusaha keras mengamati dan melakukan riset kecil untuk mengenali Jawa.
Baca juga: Catatan Fransiskan: Sejarah Katolik di Keuskupan Agung Pontianak
Mulai dari keadaan alamnya, kehidupan masyarakatnya, ekonominya, budaya, juga politiknya. Malah, ia juga sempat datang dan dipersilakan memasuki istana Raja Jawa kala itu. Disambut baik dan mendapatkan jamuan istimewa dari sang Raja. Di dalam istana itu, ia merasa terkagum-kagum.
Tidak hanya karena kemegahan istana Raja, melainkan pula kewibawaan sang Raja. Sayang, kunjungannya itu tak bisa diperpanjang. Ia masih mengemban misi dari Vatikan Roma untuk menyambangi China.
Di sana, ia harus menemui Montecorvino, Uskup Agung di Beijing. Ia pun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju China.
Teringat tentang pesona Jawa
Di sana, ia tinggal selama 3 tahun (1324-1327). Lantas, kembali melanjutkan perjalanan pulang ke Italia melalui jalur darat. Melintasi pegunungan Tibet, Badachschan, Tabriz, Armenia, dan kembali ke negerinya pada bulan Mei 1330.
Setahun setelah menjalani masa istirahat dari penjelajahan panjang itu, ia tiba-tiba saja sangat ingin menemui Paus Yohanes XXII.
Ia teringat pada kisah yang mengagumkan tentang Jawa. Ia merasa sangat perlu disampaikan kisah itu pada sang Paus. Tapi sayang, Paus Yohanes XII sedang dinas di Avigon, sebuah kota di selatan Perancis.
Baca juga: Kardinal Cantalamessa: Ekaristi sama ekstensifnya dengan sejarah keselamatan
Tekadnya yang besar itu membuatnya memaksakan diri menyusul sang Paus. Ia menempuh perjalanan dari Italia menuju Avigon. Tapi, ketika sampai di Pisa, ia jatuh sakit. Tak sanggup melanjutkan perjalanan. Ia pun memutuskan kembali ke Friuli.
Sayang, kondisi tubuhnya makin lemah. Sakitnya pun makin parah. Ia memutuskan beristirahan di Padua sejenak.
Bersambung, Part 2….