MajalahDUTA.Com, Sejarah- Di Padua, tepatnya di biara St. Antonius, ia menemui teman sejawatnya, William de Solona. Kepada kawannya itu ia meminta untuk mencatat kisah-kisahnya. Salah satunya, kisah mengagumkan dari Jawa.
Dicatatnya demikian:
“Saya pergi ke sebuah pulau lain bernama Jawa yang memiliki garis keliling pantai sepanjang 3.000 mil dan raja Jawa memiliki tujuh raja lain di bawah kekuasaan utamanya. Pulau ini dianggap sebagai salah satu pulau terbesar di dunia dan sepenuhnya dihuni; berlimpahan cengkih, kemukus dan buah pala serta segala macam rempah lain juga banyak, jenis makanan lain dalam jumlah besar, kecuali anggur.
Baca juga: Part 1: “Goresan Pena Pastor Italia Tentang Kejayaan Majapahit”
Raja Jawa memiliki sebuah istana besar dan mewah paling menakjubkan yang pernah saya lihat, dengan tangga lebar dan megah ke arah ruangan di bagian atas, semua anak tangga secara bergantian terbuat dari emas dan perak. Seluruh dinding bagian dalam dilapisi oleh lapisan emas dan perak. Seluruh dinding bagian dalam dilapisi oleh lapisan emas tempa, di mana gambar-gambar ksatria diukirkan pada lapisan emas tersebut.
Setiap ksatria berhiaskan sebuah mahkota emas kecil yang dihias dengan beragam batu mulia. Atap istana ini terbuat dari emas murni dan seluruh ruangan di bawah dilapisi berselingan oleh lempeng-lempeng berbentuk kotak yang terbuat dari emas dan perak. Khan yang agung, atau Kaisar China, sering mengadakan peperangan dengan Raja Jawa, tetapi serangannya selalu berhasil dipatahka dan dipukul mundur.”
Setelah Pastor Odorico Mattiuzzi menceritakan semua yang dialami. Lantas, ia pun berpamitan melanjutkan perjalanan ke Friuli. Setahun kemudian, ia meninggal di Udine dalam usia 66 tahun.
Buku I Viaggi di Frate Odorico
Sepeninggalannya, catatan perjalanan itu kemudian dicetak dalam buku I viaggi di Frate Odorico. Oleh James D. Rush, dalam bukunya A Java Travellers Antology, catatan ini dijadikan catatan penting yang menyingkap kejayaan Majapahit pada masa itu.
Apalagi, kunjungan Odorico Mattiuzzi dilakukan dalam kurun tahun 1321-1322 Masehi. Itu artinya, semasa dengan pemerintahan Prabu Sri Jayanagara. Sebelumnya, pada era Kertarajasa Jayawardhana, kisah mengenai kekalahan pasukan Kublai Khan telah menjadi kisah heroik di Jawa.
Dengan segala daya upaya, Kertarajasa Jayawardhana telah mengubah serangan pasukan Kublai Khan menjadi keuntungan bagi kekuasaannya. Di sisi lain, catatan Odorico dengan gamblang mengungkapkan betapa masa itu menjadi masa kejayaan Majapahit.
Baca juga: Catatan Fransiskan: Sejarah Katolik di Keuskupan Agung Pontianak
Terlebih dengan ditunjukkannya hasil rempah-rempah dan bangunan istana Raja. Meski begitu, James D. Rush meragukan apakah catatan Odorico masih otentik atau sudah ada penambahan di sana-sini. Sebab, menurut James D. Rush, Odorico memiliki daya ingat yang tak begitu tajam. Namun paling tidak catatan Pastor Odorico menandakan bahwa peristiwa yang dilihat dan dialami hendaknya dituliskan agar gambaran masa lalu masih bisa dinikmati masa kini.
Cara Pastor Odorico mengemban misi ini pun menunjukkan ketaatan pada panggilannya menjadi biarawan Fransiskan sekaligus mengemban tugas mulia untuk menjelajahi dunia untuk menyebarkan kabar Suka Cita dan keselamatan.
(disari berbagai sumber)