MajalahDUTA.Com, BKSN, (Series II & III)– Teks Amos 5:4-6 (4) Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup! (5) Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap.” (6) Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel.
Penafsiran Teks
Konteks Am. 5:4-6 merupakan salah satu bagian dari rangkaian yang panjang Am. 5:1-17 yang berisikan kumpulan seruan kepada orang Israel agar bertobat. Seruan ini dimulai dengan undangan awal pada ay. 1-2 yang menubuatkan tentang hal buruk yang akan menimpa Israel jika mereka tidak bertobat.
Secara bertahap, Tuhan meminta mereka untuk meninggalkan berhala dan mencari Dia (ay. 4-6), melakukan keadilan (ay. 7-13), mencari yang baik dan membenci yang jahat (ay. 15-16), sebelum tibanya hari Tuhan (ay. 16-17).
Baca juga: Allah Sumber Harapan untuk Menangkis Mentalitas Keagamaan Palsu
Karena itu, Am. 5:4-6 merupakan ajakan untuk meninggalkan segala yang lain untuk hanya mencari Tuhan sebagai satusatunya harapan dan pegangan hidup orang Israel.
Perikop ini tersusun dengan baik. Pada ay. 4 dan 6 disebutkan ungkapan “carilah Tuhan, maka kamu akan hidup”.
Kedua ayat ini membungkus ay. 5 yang berkonsentrasi pada larangan untuk mencari tempattempat yang mengalihkan perhatian orang Israel dari pertemuan sejati dengan Tuhan. Ketiga tempat itu, yakni Betel, Gilgal, dan Bersyeba, memang dikenal sebagai tempat-tempat untuk mempersembahkan kurban.
Baca juga: Mendalami Teks dari Nabi Amos dan Nabi Hosea
Betel yang berarti “rumah Allah” merupakan sebuah tempat kudus yang sudah lama dikenal sejak Yakub (Kej. 28:10-22; 31:13; 35:7). Sebelum adanya kenisah di Yerusalem, Betel menjadi tempat di mana orang mempersembahkan kurban. Samuel sendiri mengunjungi tempat ini setiap tahun (1Sam. 7:16; 10:3).
Ketika kerajaan Israel terpecah menjadi dua, Betel menjadi tempat kebaktian bagi masyarakat di kerajaan bagian utara. Sayangnya, di tempat kudus ini didirikan patung anak lembu emas (1Raj. 12:28-30). Itulah sebabnya para nabi memberikan kritik bahwa di sana berlangsung praktik penyembahan berhala (Hos. 10:5; Yer. 48:13).
Salah satu larangan untuk pergi ke Betel terungkap di Am. 5:5 ini. Gilgal merupakan tempat berkumpulnya orang Israel ketika mereka menyeberangi Sungai Yordan untuk merebut tanah Kanaan (Yos. 4:19).
Di tempat ini pula mereka menyunat orang-orang Israel yang belum disunat agar mereka dikuduskan (Yos. 5:9). Untuk mengenang penyeberangan Sungai Yordan, mereka lalu mendirikan dua belas batu peringatan di tempat ini (Yos. 4:20).
Jadi, Gilgal mengingatkan orang Israel akan peralihan dari Mesir memasuki Tanah Perjanjian. Sementara itu, Bersyeba merupakan nama tempat di bagian paling selatan, yang biasanya bersamaan dengan Dan di utara dipakai sebagai penanda wilayah Israel dalam ungkapan “dari Dan sampai Bersyeba” (Hak. 20:1). Abraham pernah tinggal di sini (Kej. 22:19), demikian juga Ishak (Kej. 28:10), sedangkan Yakub berhenti di sini untuk mempersembahkan kurban (Kej. 46:1).
Penyebutan nama tempat-tempat itu bermaksud mengingatkan orang Israel bahwa Tuhan tidak dapat dicari di tempat-tempat tertentu dengan harapan kosong.
Baca juga: Allah sebagai Harapan Hidup Baru
Yang paling penting adalah keterbukaan hati dalam mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Itulah sebabnya ungkapan “carilah Tuhan” disebutkan dalam perikop ini dua kali.
Dengan menyatakan ungkapan “carilah Tuhan, maka kamu akan hidup” sampai dua kali, perikop ini sebenarnya mau menegaskan bahwa hanya Tuhanlah yang menjamin kehidupan. Iman yang sejati terletak dalam pencarian akan Tuhan dan semangat untuk meninggalkan berhala-berhala yang menjadi kesenangan diri sendiri.