MAJALAHDUTA.COM, Media Center San Agustin| Kalbar- Senin 12 Agustus – Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya sebagai petani, sehingga pendapatan petani dominan dari sektor pertanian. Sektor pertanian dibagai menjadi dua yaitu sektor pertanian holtikultura dan perkebunan (Sari et.,al 2024).
Karet (Hevea brasiliensis) merupakan komoditi perkebunan yang peranannya sangat penting di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditi ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa nonmigas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Indonesia memiliki areal karet paling luas di dunia, yaitu 3,4 juta ha dengan produksi karet per tahun 2,7 juta ton. Meski begitu, produktivitasnya hanya 1,0 ton/ha, lebih rendah daripada Malaysia (1,3 ton/ha) dan Thailand (1,9 ton/ha).
Produksi karet di Indonesia, Thailand, dan Malaysia berkontribusi 85% dari total produksi dunia. Namun, Indonesia memiliki kesempatan paling besar untuk memimpin industri karet dunia. Produksi karet Indonesia pada tahun 2021 sebesar 2.826.246 Ton dan pada tahun 2022 menurun menjadi 2.509.312 Ton ( BPS Karet Indonesia, 2022).
Penurunan ini terjadi dikarenakan adanya alih fungsi lahan karet menjadi perkebunan kelapa sawit untuk beberapa wilayah yang ada di Indonesia terutama di Kalimantan Barat.
Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah penghasil karet terbesar di Indonesia, namun seiring berjalannya waktu masuklah perkebunan kelapa sawit yang mengakibatkan alih fungsi lahan besaran pada komoditi karet.
Luas perkebunan karet semakin menurun terlihat pada data terbaru (BPS Indonesia 2022) hasil produksi karet kering di Kalimantan Barat pada tahun 2021 sebesar 252 007 ton, menurun menjadi 188 044 ton pada tahun 2022.
Terlihat adanya penurunan produksi karet yang cukup besar, hal ini dikarenakan banyak faktor salah satu diantaranya penurunan yang sinifikan dari tahun 2021 harga karet kering sebesar Rp.22.000/kg dan mengalami penurunan yang sangat drastis setiap tahun hingga pada tahun 2024 harga karet kering hanya sebesar Rp. 12.000/Kg.
Adanya penurunan harga yang sangat drastis ini dikarenakan banyak faktor diantaranya : (1) kualitas karet belum bagus, (2) tingkat ekspor yang dominan bahan mentah (3) informasi pasar yang masih kurang dan (4) teknologi yang digunakan masih sederhana.
Jika masalah tersebut terus berlanjut maka dapat mengakibatkan kepunahan untuk komoditi karet yang ada di Kalimantan Barat, oleh karena itu perlu adanya strategi pengembangan yang tepat untuk budidaya karet di Kalimantan Barat sehingga produktivitas karet dapat meningkat.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan pertanian karet yaitu:
- Membentuk Plasma Inti Karet di setiap wilayah yang ada di Kalimantan Barat,
- Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan petani karet dengan mengadakan pelatihan dan pembinaan,
- Meningkatkan Aksesibilitas Informasi Pasar dan Teknologi dengan cara membentuk asosiasi bagi petani karet,
- Meningkatkan Daya Saing dan Kualitas Produk dengan cara memberi pelatihan dan pendampingan bagi petani karet,
- Meningkatkan Ekspor Komoditas Pertanian Karet dalam bentuk produk lanjutan.
Dari lima poin tersebut apabila dilakukan dengan baik maka produktivitas pertanian karet akan dapat meningkat.
Petani akan terlatih dan memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola lahan pertanian karet, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dengan menggunakan teknologi yang lebih efektif.
Selain itu petani akan lebih mudah mengakses informasi dari berbagai sumber, termasuk koperasi petani setempat, teman petani, dan media pertanian, serta secara rutin mencari informasi terkait harga karet.
Oleh: Indah, Kincot, Sarita Indah Sari – Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo.
Refrensi:
BPS Indonesia (2022) Statistik Karet Indonesia.
Link:https://webapi.bps.go.id/download.php?f=Q/hMiS8cz8JirKXpyc69o4ublGnuAkF3iSJTrDqloojhR4r7/sHaww4AIn104GEqf4ORMbvC4IcOJuauz6KIVh2V8FJpJ3zzG10EgpdPirRPRJ4Vnis8Pycmy1+kOYYxpvgZriLQHlPRTu7DYbi2w1HDlpPgdb9GR67anIPjHXzuPOsrp5A2RvUWyh/w0luBPZ6kWpeSNkJJcQ7CV/HEAqYwTpdefBHM4o+Y8ei9x8+9FIk47l1uLhiTKXoXR23kRSazL98yayPXvfd+694FEQ==
Sari, S. I., Lada, T. H. S., Taek, E., & Lili, L. (2024). KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (ANALISIS INPUT-OUTPUT). Jurnal Pertanian Agros, 26(1), 5101-5111.
Harga Karet (2021) Link: https://kalbar.suara.com/read/2021/03/01/115604/angin-segar-bagi-petani-harga-karet-di-kalbar-terus-naik