Duta, Landak | Menjadi mahasiswa adalah sebuah perjalanan Panjang yang tidak hanya menuntut kemampuan akademik, tetapi juga kekuatan mental, ketegasan dalam mengambil keputusan, serta kemauan untuk berkembang.
Dalam dunia perkuliahan yang serba cepat dan penuh tantangan, setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih matang.
Masa kuliah bukan hanya soal mengikuti jadwal kelas lalu pulang ini soal membangun diri dari awal, soal mengelola harapan, tekanan, dan pilihan yang belum pernah di hadapi sebelumnya. Tantangan terbesar bukan sekadar mengejar IPK tinggi, tetapi bagaimana menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
- Tantangan manajemen diri
Salah satu aspek kunci dalam menjadi versi terbaik dari diri sendiri adalah kemampuan manajemen diri (Self-management).
Mahasiswa harus mengatur waktu, menetapkan tujuan, dan mengevaluasi kemajuan secara mandiri. Menurut studi tentang manajemen diri dalam konteks mahasiswa, aspek-aspek seperti pengaturan waktu, motivasi diri, dan evaluasi diri sangat krusial untuk pencapaian akademik (Hutagaol, 2023).
Dalam (Journal et al., 2024), menegaskan bahwa manajemen diri memungkinkan mahasiswa mengatur waktu, mengidentifikasi tujuan, menganalisis masalah serta mengelola diri secara efektif. Tanpa kemampuan ini pontensi mahasiswa tercecer ditengah beban akademik, sosial, dan finasial.

- Membongkar dan menggali potensi diri
Menjadi versi terbaik berarti mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Tanpa pemahaman itu, sulit untuk tumbuh secara autentik. (Journal et al., 2024) menuliskan bahwa program sosialisasi untuk mengenal diri sendiri dan menggali potensi sangat penting dalam pemberdayaan mahasiswa. Dengan kesadaran potensi diri, mahasiswa bisa menetapkan arah hidup yang jelas dan relevan dengan bakat dan minat mereka.
Sementara itu, di ranah psikologi positif, sebuah artikel (Fath et al., 2025), menyatakan bahwa menjadi versi terbaik dari diri sendiri dapat dicapai dengan “mengenali strength dan virtues” (kekuatan karakter dan Kebajikan) dalam diri seseorang. Konsep kekuatan karakter ini memberi fondasi moral dan psikologis untuk mahasiswa agar tidak hanya berkembang, tetapi berkembang dengan intergritas.
- Pengembangan kepemimpinan dan Soft Skills
Tidak cukup hanya berprestasi akademik. Untuk menjadi versi terbaik diri sendiri, mahasiswa perlu mengasah keterampilan kepemimpinan dan pengembangan diri (self development).
Penelitian oleh (Salim & Fakhrurrozi, 2020), menyatakan bahwa pengembangan soft skill merupakan keharusan mutlak bagi calon pemimpin dan profesional untuk mencapai kinerja yang maksimal dan sukses dalam menghadapi tantangan dunia kerja modern.
Keteramapilan juga mebantu mahasiswa untuk memperngaruhhi dan mengorganisir, tetapi pengembangan diri (self- development), memastikan bahwa kepemimpinan itu berbasis nilai, kesadaran diri, dan keinginan untuk terus tumbuh.
- Keberanian dan karakter di era modern
Menjadi versi terbaik dari sendiri tidak selalu nyaman. diperlukan keberanian untuk menghadapi kegagalan, tantangan, dan ketidakpastina.
Menurut (Hutabarat, 2019), menekankan bahwa Pendidikan dan penguatan karakter menjadi sangat penting dan mendesak (urgensi) sebagai pondasi bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan dan dampak negatif dari perkembangan teknologi dan globalisasi yang pesat.
Keberanian ini bukan hanya untuk berani mngambil risiko, tetapi juga untuk menjadi diri sendiri, perpegang pada prinsip, dan tetap tegar dalam badai tekanan sosial.
- Efikasi diri dan resiliensi akademik
Untuk terus berkembang, mahasiswa perlu memiliki efikasi diri keyakinan bahwa mereka bisa mengatasi tantangan dan berhasil. Dalam kajian literatur oleh (Marlinda et al., 2025), efikasi diri terbukti berperan signifikan dalam kesiapan mahasiswa untuk menghadapi tugas professional (misalnya menjadi guru), karena membantu membangun kepercayaaan, motivasi, dan adaptasi.
Lebih jauh, dalam konteks tugas akhir dan beban akademik, sebuah studi pada mahasiswa menunjukan bahwa peofil “resiliensi akademik” sangat penting.
Ketika mahasiswa menyadari kekuatan dalam diri mereka, mereka bisa mengurangi stress akademik dan tetap optimistis. (Luh et al., 2025), menyatakan ini adalah inti dari menjadi versi terbaik, bukan hanya meraih sukses, tetapi mampu bangkit dari kegagalan dan terus maju meski tekanan berat.
- Self-Determination dan ketekunan belajar
Mahasiswa saat ini hidup di era digital dengan gangguan besar: media sosial, distrak, dan ekspektasi yang tinggi. Agar tetap focus dan berkembang, mereka butuh motivasi intrinsic dan otonomi terhadap tujuan hidup mereka.
Kajian (Badriah, 2025), menunjukan bahwa “self- determination” (penentuan diri sendiri) sangat berkontribusi pada ketekunan belajar mahasiswa di era digital.
Ketika mahasiswa merasa memiliki control atas pembelajaran mereka, mereka lebih gigih dan tekun dalam mengejar tujuan jangka Panjang.
- Mengubah Tantangan Menjadi Peluang
Sikap mental sangat menentukan apakah tantangan menjadi beban atau batu loncatan.
Dalam sebuah tulisan di kompasiana berjudul “kampus kehidupan: seni mengubah tantangan menjadi peluang,” di katakana bahwa setiap masalah di kampus bisa menjadi kelas terbaik untuk membentuk versi diri yang lebih kuat. Dengan self-love, kesabaran, dan keyakinan atas diri sendiri, mahasiswa bisa menyalurkan kegagalan menjadi motivasi, dan kegelisahan menjadi energi produktif.
- Tantangan eksistensial dan tekanan sosial
Selain tekanan akademik, mahasiswa menghadapi beban sosial: harapan orang tua, perbandingan media sosial, dan keraguan identitas diri. Saat mereka berusaha menjadi versi terbaik, kadang muncul pertanyaan, siapa “diri terbaik” itu? Apakah versi terbaik berarti mengikuti ekspektasi sosial, atau menemukan definisi mereka sendiri?
Mereka perlu melawan tekanan eksternal dan menemukan definisi sukses menurut versi diri sendiri.
- Solusi dan Refleksi
Bangun komunitas positif bergaul dengan teman yang suportif, yang juga punya visi untuk berkembang dan menjadi lebih baik, tetapkan tujuan jangka Panjang bukan hanya IPK atau karier, tetapi siapa yang ingin kamu jadi sebagai manusia apa nilai-nilai yang peting untukmu, dan juga belajar dari kegagalan, tidak takut mencoba, dan memaknai tantangan sebagai proses pembelajaran.
- Kesimpulan
Menjadi versi terbaik dari diri sendiri mahasiswa adalah perjalanan yang penuh liku. Tantangan bukan hanya akdemik, tetapi meliputi manajemen diri, efikasi, kepemimpinan, ketahan mental, dan identitas diri.
Namun, tantangan tersebut juga membuka peluang besar untuk tumbuh lebih dewasa, lebih sadar akan pontesi, dan lebih siap menghadapi dunia setelah kampus.
Mahasiswa yang mampu mengelola diri, mengenali keunikan mereka, mengembangkan karakter, dan merespons tekanan dengan refleksi positif sedang menapaki jalan untuk versi terbaik dari diri mereka sendiri. Mungkin tidak mudah, dan mungkin butuh waktu tetapi hasilnya jauh lebih berarti dari pada sekadar gelar.
*Penulis: Fernando Diansi adalah Mahasiswa PJKR Di Univeritas Katolik Santo Agustinus Hippo Kampus 1 Ngabang, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan ( Ngabang Kabupaten Landak)


