Duta, Pontianak | Ekonomi alias economic dalam banyak sumber (literatur) disebut berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Oikos atau Oiku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga.
Dengan kata lain pengertian ekonomi berbicara tentang semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga – tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada suatu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya, melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara dan dunia.
Dalam perkembangan selanjutnya kata ekonomi selalu diidentifikasikan dengan “dapat terjangkau, hemat dan sederhana”, misalnya sering kita mendengan kata “kemasan ekonomi”, atau “kelas ekonomi” dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan teknologi pemikiran. maka ekonomi dijadikan suatu kata dari suatu ilmu, yaitu Ilmu ekonomi – salah satu fungsinya yakni mengatur “rumah tangga”. Mengapa harus diatur?
Salah satu kunci kata ekonomi yang membuat ilmu tersebut dapat berkembang, berubah dan menjalar untuk kehidupan konkret adalah “kelangkaan”.
Maksudnya seperti ini. Secara etimologi bahasa, ekonomi merupakan gambaran apa yang dimaksud di awal paragraf, namun perlu disadari bahwa ekonomi berjalan hingga melahirkan cabang-cabang ilmu lain sebut saja seperti ilmu manajemen pemasaran, keuangan, akuntansi, sumber daya manusia dan mungkin ada cabang-cabang baru berdasarkan trend perkembangan dunia digital dikarenakan satu kata yang memicu ini berkembang. Apakah itu?

“Kelangkaan” dari kelangkaan inilah maka segala sesuatu mesti diatur secara terukur dan merata. Karena kebutuhan dan keinginan manusia itu terus berkembang dan berubah – sedangkan penyedia atau ketersediaan barang dan jasa terbatas maka dibutuhkan pengelolaan yang tepat, guna perikehidupan manusia berlangsung.
Dengan semakin majunya zaman dan pesatnya pembangunan ternyata membawa dampak dan warna sendiri bagi kehidupan manusia, terlebih di mana kebutuhan berupa sandang dan pangan tidak lagi sesederhana dulu. Telah terjadi pergeseran (perubahan) antara kebutuhan sekarang dengan kebutuhan yang lalu. Pada masa kondisi perekonomian yang marak dan sekarang ditandai oleh semakin berkembangnya sektor industri, mulai dari manufaktur (pengolahan) dan zaman digitalisasi.
Celakanya, kebutuhan manusiapun – suka atau tidak semakin berubah, bergeser mulai dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier (mewah). Konsumsi pangan dan sandang tidak lagi hanya sekedar mengenyangkan perut dan melindungi/ menutupi badan semata, akan tetapi perkembangan ini telah dijadikan sebagai simbol masyarakat tertentu yang menunjukkan status (kekuasaan dan kekayaan).
Persoalannya kemudian muncul, yaitu ternyata untuk mendapatkan kebutuhan yang diinginkan itu, tidak semua orang bisa dan mampu. Sebab hal ini berhubungan dengan kesempatan dan kemampuan finansial (daya beli). Padahal kemampuan (daya beli) berhubungan dengan seberapa besar uang yang dimiliki.
Karena banyaknya uang (mendapatkan uang) berhubungan dengan pekerjaan. Masalahnya muncul lagi, tidak semua orang yang bekerja mendapatkan imbalan yang sama besarnya, padahal semua orang pada hakikatnya memilik sifat dan rasa yang sama untuk memiliki dan menikmati produk kebutuhan.
Sehingga masing-masing orang ‘harus’ menyesuaikan dan mengatur uangnya agar dapat dipergunakan se-efektif mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhannya tadi. Dalam selubung ‘kelangkaan’ ini, dapat dikata bahwa segala sesuatu tak terbatas, tetapi alat untuk memuaskan kebutuhan tersebut itulah yang terbatas, maka mesti diatur agar mendapatkan nilai bagi pengguna secara efektif dengan cara (penggunaan uang) yang efisien.

Dalam keterangan di atas, disadari atau tidak – sementara kita dapat melihat bahwa yang memegang uang banyak akan memiliki kesempatan yang besar untuk memuaskan kebutuhannya dengan berbagai macam produk. Sementara yang memiliki uang yang sedikit harus (mau atau tidak) puas dengan sekedar memenuhi kebutuhan hidup – untuk bertahan hidup. Kira-kira sampai disini apakah persoalan sudah selesai?
Pasti dong tidak. Dari sudut pandang yang memiliki uang banyak dihadapkan pada pemilihan kebutuhannya yang juga beragam dengan demikian ia juga harus (mengelola) dapat mengguanakan uangnya untuk kebutuhan yang paling tepat untuk saatnya (prioritas). Sedangkan yang sedikit memiliki uang dihadapkan pada bagaimana menggunakan yang sedikit itu agar dapat bertahan hidup.
Peran Ilmu Ekonomi
Jadi masalah yang dihadapi oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya itu tidak terbatas, sementara alat pemuas kebutuhannya terbatas. Di sinilah ilmu ekonomi berperan, karena ilmu ekonomi memberikan pengertian dan dasar bagaimana memenuhi kebutuhan dengan sumber daya yang terbatas.
Ilmu ekonomi ini tentu saja dikaji dari pengalaman kehidupan sehari-hari dalam rangka memberikan kebutuhan dan informasi, saran kemudian teknik tentang perilaku manusia dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat baik tentang suatu produk maupun pertanyaan tentang bagaimana cara dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Prof. P.A Samuelson dalam buku Iskandar Putong, Economics Pengantar Mikro dan Makro, Edisi 4 (2010), dikatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa kemudian mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat.
Sejalan dengan itu, menurut Sadono Sukirno (1990, h 3) menulis bahwa ilmu ekonomi berperan untuk menganalisa biaya dan keuntungan dan memperbaiki corak penggunaan sumber daya, dalam hal ini adalah sumber daya alam dan manusia.
Selanjutnya menurut Mankiw dalam bukunya, Principles of Economics (Sixth Edition – 2012) – penulis mengambil intisari singkat bahwa ilmu ekonomi sebagai “studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber daya – sumber daya yang selalu terbatas atau langka”.
Sekarang, secercah kejelasan bahwa ilmu ekonomi itu memusatkan perhatiannya pada bagaimana perilaku manusia memenuhi kebutuhannya, yang dalam usaha mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan karena ketersediaanntya yang terbatas alias langka.
Oleh karenanya pokok dari ilmu ekonomi ini menilik pada perhatian dan analisanya pada barang-barang (sesuatu) yang berguna bagi manusia (baik langsung atau tidak langsung) dan langka (scarcity). Semoga!!!
*Penulis: Samuel – Dosen Akademi Keuangan dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa, Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo, Kampus II Pontianak.


