Thursday, October 16, 2025
More

    Seks Edukasi di Sekolah; Siapa aku, Siapa kamu, Siapa kita, Kisah Kasih di Sekolah, kisah Remaja yang menjanjikan

    Oleh: Mawarda Karoni, A.Md. Kep., , Dewi Candra, A.Md.Kep., Ns. Usu Sius, S.Kep, M.Biomed., Tim C’SN

    Duta, Pontianak | Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial. Salah satu aspek penting dalam fase ini adalah pendidikan seks atau seks edukasi. Namun, topik ini sering kali dianggap tabu oleh masyarakat, terutama dalam lingkungan keluarga dan sekolah.

    Apalagi budaya kita masyarakat Indonesia pada umumnya jika membahas tentang seks dipandang sesuatu yang negatif. Persepsi dan pandangan ini mungkin ada benarnya, jika pembahasannya tidak pada tempatnya, serta yang memberi pembahasan dan pembicaraan bulan orang yang tepat dan bidangnya.

    Selain itu ada beberapa kasus saat remaja mencari informasi tentang seks itu sendiri juga tidak tepat. Padahal seks edukasi dimulai dari keluarga yaitu orang tuanya. Sehingga diperlukan seks edukasi itu sendiri dimulai dari orang tua, remaja dan masyarakat pada umumnya.

    Memang untuk mendapatkan informasi di zaman digital sekarang ini, namun pemahaman yang benar dan baik tujuan yang harus dicapai, agar resiko-resiko tentang seksualitas dapat dihindarkan dan dicegah.

    Oleh: Mawarda Karoni, A.Md. Kep., , Dewi Candra, A.Md.Kep., Ns. Usu Sius, S.Kep, M.Biomed., Tim C’SN

    Apa itu seks edukasi?

    Seks edukasi adalah proses pemberian informasi dan pemahaman yang benar mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi, hubungan antar pribadi, dan tanggung jawab seksualitas diri sendiri.

    Tujuannya bukan untuk mendorong remaja melakukan perilaku seks, tetapi untuk membekali para remaja dengan pengetahuan dan sikap yang tepat agar dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.

    Mengapa Seks Edukasi Diperlukan?

    1. Mencegah Kehamilan Remaja
      Kurangnya informasi menyebabkan banyak remaja melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan. Seks edukasi membantu mereka memahami konsekuensi dari tindakan tersebut dan cara mencegahnya.
    2. Menurunkan Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
      Dengan pemahaman tentang cara penularan PMS dan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom, remaja dapat melindungi diri mereka dan pasangannya.
    3. Mengembangkan Sikap Positif terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain
      Seks edukasi mengajarkan remaja untuk menghargai tubuh mereka sendiri dan orang lain, serta pentingnya persetujuan dan batasan dalam hubungan.
    4. Menghindari Kekerasan Seksual dan Pelecehan
      Remaja yang memahami hak-hak mereka cenderung lebih mampu mengenali tanda-tanda kekerasan dan berani melaporkannya.
    Ilustrasi Gambar- Edukasi Seks. (Berbagai Sumber).

    Tantangan dalam Penerapan Seks Edukasi

    Meskipun penting, seks edukasi masih menghadapi banyak hambatan, antara lain:

    • Pandangan Konservatif Masyarakat
      Banyak orang tua dan guru merasa tidak nyaman membicarakan topik ini karena dianggap tidak pantas atau terlalu dini.
    • Kurangnya Kurikulum yang Komprehensif
      Di beberapa sekolah, seks edukasi masih disampaikan secara terbatas, hanya dari sisi biologis tanpa menyentuh aspek emosional, sosial, dan etika.
    • Minimnya Pelatihan untuk Pengajar
      Guru yang tidak terlatih bisa menyampaikan materi dengan cara yang kurang efektif atau Kurang Mendalami Materi Tersebut

    Peran Keluarga dan Sekolah

    Keluarga dan sekolah memiliki peran penting dalam memberikan seks edukasi yang sehat dan holistik:

    • Keluarga: Orang tua sebaiknya menjadi sumber informasi pertama. Komunikasi terbuka dan tanpa menghakimi akan membuat anak merasa nyaman bertanya dan berdiskusi.

    Sekolah: Harus menyediakan kurikulum yang komprehensif dan berbasis bukti, serta melatih guru agar mampu menyampaikan materi dengan benar dan sensitif.

    Ilustrasi Edukasi Seks. (Berbagai Sumber).

    Penutup

    Seks edukasi bukanlah tentang mendorong remaja untuk aktif secara seksual, melainkan untuk melindungi mereka dengan pengetahuan yang benar.

    Dengan pendekatan yang terbuka, ilmiah, dan empatik, kita bisa menciptakan generasi muda yang sehat secara fisik, emosional, dan sosial. Sudah saatnya kita menghapus stigma terhadap seks edukasi dan menjadikannya bagian dari pendidikan yang menyeluruh.

    Referensi Penting

    1. Handayani et al. (2023). Konsep Pendidikan Seks Terhadap Remaja… membahas perspektif Islam dan peran keluarga/guru ihc.idcounselia.faiunwir.ac.id
    2. Amir et al. (literature review). Persepsi remaja dan sumber informasi seks edukasiReddit+15Jurnal Nasional UMP+15mpi.co.id+15
    3. Gunawan & Tadjudin (2022). Intervensi edukasi di SMP Tarakanita sukses meningkatkan pengetahuanJournal Untar
    4. Sarwinanti & Frintika (2021). Studi pada remaja tunagrahita menyoroti efektivitas pendidikan seksual khususunisayogya.ac.id+1UPI Repository+1
    5. Sujarwati dkk. (SMAN 1 Turi). Peran orang tua dan sumber informasi dalam perilaku seksual remajaEjournal Almaata
    6. Sius, Usu (2024). Tuak Dayak, Radikal Bebas, Sistem Reproduksi Pada Pria. NEM. Semarang.
    7. Kartini, Tedy Febriyanto, Usu Sius. (2024). Dasar-Dasar Ilmu Biomedks Struktur Dan Fungsi. Eureka Media Aksara; Jawa Tengah.

     

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe
    spot_img
    spot_img

    Latest Articles