Wednesday, October 1, 2025
More

    Patung Bunda Maria Segala Suku

    Penulis: Fr. Fransesco Agnes Ranubaya, Pr. Dokumentasi: Fr. Adrianus Nero, Pr.

    MajalahDUTA.Com, Malang- Misa pemberkatan taman doa sekaligus syukur atas tahun ajaran baru ini juga dilaksanakan secara streaming melalui kanal Seminari Tinggi San Giovanni XXIII.

    Sehingga, prosesi misa juga dapat disaksikan para umat dan donatur yang tidak dapat hadir di lokasi secara langsung. Proses berjalannya misa ini juga diwarnai dengan lagu-lagu dan alat-alat musik ala Kalimantan dan ordinarium Dayak Kanayatn.

    Lebih istimewa, doa umat dibacakan dengan penuh khidmat oleh para frater yang ditunjuk khusus menggunakan lima bahasa daerah yang berbeda-beda.

    Pembangunan taman doa Maria Bunda Segala Suku tersebut merupakan inisiatif dari wakil rektor sekaligus ekonom Seminari Tinggi, Romo Aang Winarko.

    Selain itu, pembangunan taman yang terletak di depan kapel utama Seminari Tinggi ini juga mendapatkan perhatian besar dan dukungan dari sejumlah donatur.

    Baca juga: Pemberkatan Taman Doa Maria Bunda Segala Suku Oleh Uskup Malang

    Selain itu, Romo Tri Wardoyo juga mengungkapkan bahwa Patung Maria Bunda Segala Suku yang diusung oleh Seminari Tinggi ini memperoleh persetujuan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) sebagai Bunda Komunitas Seminari Tinggi Malang yang memang terdiri dari bermacam-macam suku.

    Mgr. Henricus Pidyarto mengucapkan terima kasih kepada para donatur, tamu undangan dan Romo Aang Winarko atas inisiatif yang baik untuk perkembangan iman umat dan para frater yang sedang menjalani pendidikan di tahun ajaran yang baru.

    Secara khusus, para frater mendapatkan suntikan semangat dari Bapa Uskup Malang dengan harapan agar dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik dan lancar.

    Dari dalam kapel menuju halaman depan, Bapa Uskup memberkati patung Maria Bunda Segala Suku yang sudah ditempatkan dalam gapura kaca. Misa kudus selanjutnya diakhiri dengan berkat penutup meriah oleh Bapa Uskup.

    Setelahnya, iringan dendang lagu “Salam ya Ratu” dinyanyikan oleh seluruh umat dan para frater yang hadir. Prasasti kemudian ditandatangi oleh Bapa Uskup dan gong dibunyikan sebagai tanda bahwa taman doa Maria Bunda Segala Suku sudah diberkati dan siap digunakan.

    Sejarah Singkat

    Pada awalnya, Maria Bunda Segala suku diperkenalkan dalam bentuk lukisan. Lukisan tersebut dilukis oleh Robert Gunawan, seorang guru lukis di Jakarta. Robert Gunawan menjadi pemenang dalam lomba seni lukis, patung dan fotografi yang bertemakan Maria, Bunda Segala Suku.

    Selanjutnya, pada 6 Januari 2018, lukisan Maria Bunda Segala Suku, karya buatannya tersebut diresmikan. Akhirnya, karya tersebut diwujudkan dalam bentuk patung. Pada 13 Mei 2018, Mgr. Ignatius Suharyo memberkati patung Maria Bunda Segala Suku di Katedral Jakarta.

    Makna Filosofis Maria Bunda Segala Suku

    Patung Maria Bunda Segala Suku adalah karya yang memiliki makna filosofis yang mendalam, khususnya bagi Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang. Jika diperhatikan dengan seksama, pada bagian dada terdapat lambang Garuda yang merupakan lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Patung tersebut mengenakan busana kebaya yang notabene menjadi pakaian tradisional untuk para wanita hampir semua suku yang ada di Indonesia. Pada bagian kerudung memiliki corak berwarna merah dan kebaya yang berwarna putih, menjadi lambang Bendera Indonesia Sang Saka Merah Putih. Di bagian bawah kebaya, terdapat dua tokoh wayang yang terkenal.

    Baca juga: Excorcism- 7 Series Setiap Jumat Hanya di DMtv (Majalah DUTA)

    Pada bagian kiri, terdapat Dewi Kunthi tua yang menjadi lambang kesabaran dan kesucian. Sementara sebelah kanan, sosok Dewi Sri menjadi lambang kesejahteraan dan kedamaian. Maria Bunda Segala Suku mengenakan jarik yang bermotif nusantara yang melambangkan keanekaragaman suku yang ada di Indonesia.

    Maka, dari tampilan fisik serta makna filosofis Maria Bunda Segala Suku benar-benar mewakili keanekaragaman suku para calon imam yang mengemban pendidikan di rumah studi Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang.

    Selesai….

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe
    spot_img
    spot_img
    spot_img
    spot_img

    Latest Articles