DUTA, Landak | Sebelum masuk terlebih dalam mengenai sport massage adalah, sentuhan yang memberikan rasa aman, nyaman, hangat, dan segar. Selain itu massage dapat dilakukan pada orang sehat, dan bahkan cedera ringan dapat disembuhkan.
Tujuan Sport massage memberikan efek positif terhadap kondisi patologis dan pasca-trauma, meningkatkan aliran sirkulasi darah, menormalkan fungsi organ tubuh, dan bermanfaat dalam mencegah penyakit dari gangguan mungkin terjadi, memelihara, memperbaiki, dan menghilangkan efek kelelahan.
Beberapa hal yang tidak boleh diberikan perawatan massage adalah patah tulang atau retak, sendi yang terkilir atau bergeser, pendarahan, dislokasi sendi, tumor yang tumbuh, demam dengan suhu tubuh tinggi, disentri, mulas, kehamilan, dan varises.
Selain itu juga massage memiliki berbagai teknik-teknik seperti, effleurage (menggosok), petrisage (memijat), shaking (mengguncang), tapotement (memukul), friction (menggesek), walken (menggosok otot), vibration (menggetarkan), skin rolling (menggeser lipatan kulit), dan stroking (memijat) (Anes 2025).
Dari berbagai kajian diatas betapa sangat pentingnya sport massage pada peredaran darah, rileksasi otot, penanganan ketidak seimbangan tubuh, serta performa dari penampilan atlet. Bagaiman suatu urgensinya realitanya dalam pelaksanaan, atlet hanya dijadikan suatu mesin robot dalam memuaskan keinginan para pelatih dan sponsor.
Atlet hanya dijadikan sapi perahan, lupa akan pemberian kesejahteraan, kenyamanan salah satunya terhadap relaksasi jaringan otot melalui sport massage. Berapa banyak atlet muda hanya bersinar sebentar karena cedera ia memutuskan tidak melanjutkan cita-citanya menjadi atlet professional.
Berapa banyak pelatih hanya dapat memberikan suatu program latihan tapi lupa akan adanya prilaku overload dan overtraining menimbulkan cedera akut bahkan kronis.
Berapa banyak atlet yang mencari sendiri dalam mengatasi derita cedera yang dialami, mungkinkah profesionalitas pelatih perlu dipertanyakan, dengan metode latihan tanpa didampingi suatu tim ahli sport massage tersertifikasi.
Apakah setiap atlet memahami pentingnya suatu tim pendamping ahli sport massage untuk memproteksi pribadinya sendiri.
Semoga semakin banyak atlet yang memahami dan tersadarkan arti kesehatan ekstremitas atas dan bawah itu lebih penting dari pada ketenaran sesaat hanya mendapatkan suatu mendali kemenangan setelah itu menjadi kenangan.
Barangkali hanya sebatas Kabupaten kota mengetahui tentang jumlah prestasi atletnya, namun terlupakan tentang tuntutan pelatih profesional dari luar pulau untuk menjadi pelatih yang menginginkan ahli sport massage berlisensi nasional dalam setiap pendampingan, namun tidak dimiliki.
Solusi terbaik bagaimana seorang atlet menjadi tenang, aman dan nyaman jawaban seharusnya memiliki tim sport massage professional.

Salah satu kampus dengan prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi San Agustin menyadari dan menjadi beban dari keilmuan mengenai pencegahan dan penanganan cedera olahraga.
Oleh sebab itu mengikuti pelatihan sport massage tingkat nasional. Semoga hal baik ini dapat mengingatkan akan pentingnya setiap pelatih yang ada, untuk melirik profesional sport massage berlisensi nasional di kampus san agustin.
*Jayadi, S.Pd., M.Or – Dosen PJKR di Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo Kampus I Ngabang, Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan (Ngabang Kabupaten Landak).




