Wednesday, November 5, 2025
More

    Iman Bertumbuh dengan Kasih dan Perbuatan

    Duta, Pontianak | Pada awal November 2025, sekelompok mahasiswa AKUB Pontianak melakukan wawancara dengan Delvina Aullia Citra, seorang anggota orang muda Katolik (OMK) yang aktif di Paroki Santo Yohanes Pemandi Pahuman.

    Pertemuan yang berlangsung di Asrama St. Gemma Galgani, Pontianak, ini menjadi kesempatan berharga untuk menggali makna menjadi saksi Kristus (Martyria) dalam kehidupan sehari-hari — terutama bagaimana iman dapat dihidupi melalui tindakan nyata di tengah dunia modern.

    Dalam setiap langkah hidup, kita semua dipanggil untuk menjadi saksi kasih Tuhan — bukan hanya melalui kata-kata indah, tetapi lewat perbuatan kasih yang tulus. Dunia saat ini haus akan aksi nyata yang memancarkan kasih Allah, bukan sekadar wacana iman yang berhenti di bibir.

    Potret senyuman manis Delvina saat menceritakan kegiatan OMK Paroki Pahuman (01/11/2025)

    Dalam kehidupan Gereja Katolik, kaum muda memiliki peran yang amat penting sebagai penerus iman dan penggerak harapan.

    Mereka diharapkan menjadi terang dan garam bagi dunia (bdk. Mat 5:13–14), menghadirkan wajah Kristus di mana pun mereka berada: di kampus, tempat kerja, lingkungan sosial, maupun ruang digital.

    Namun, di tengah arus zaman yang serba cepat, banyak kaum muda mulai kehilangan semangat rohani dan pelayanan. Tantangan seperti gaya hidup instan, tekanan akademik, serta derasnya pengaruh teknologi kerap membuat iman terasa memudar dan pelayanan terabaikan.

    Menyadari kenyataan itu, Gereja dipanggil untuk terus menumbuhkan semangat iman di kalangan Orang Muda Katolik (OMK), agar mereka tetap setia pada panggilan sebagai saksi Kristus.

    Salah satu cara yang sederhana namun bermakna ialah dengan berbagi kisah nyata tentang kaum muda yang tetap berpegang pada imannya dan berani menghidupinya dalam tindakan kasih sehari-hari.

    Salah satu di antaranya adalah Delvina, seorang mahasiswi keperawatan sekaligus anggota aktif OMK di Paroki Santo Yohanes Pemandi Pahuman, Keuskupan Agung Pontianak. Dalam kesehariannya, Delvina berusaha menjawab panggilan iman melalui kepedulian, pelayanan, dan ketekunan dalam studi.

    Meski dihadapkan pada berbagai tantangan — mulai dari padatnya jadwal kuliah hingga godaan dunia digital — ia tetap berusaha menghadirkan kasih Kristus lewat sikap sederhana dan nyata.

    Melalui kisah Delvina, kita diajak menyadari bahwa menjadi saksi Kristus tidak selalu berarti berkhotbah di mimbar atau melayani di altar.

    Kesaksian iman justru tumbuh dan berakar dalam keseharian — ketika seseorang memilih untuk mengasihi, melayani, dan bertahan dalam kebaikan, walau kecil dan tersembunyi.

    Foto kegiatan Turnei yang diikuti oleh Delvina di wilayah Sidas (24/08/2025)

    Profil Narasumber

    Delvina Aullia Citra adalah seorang OMK yang aktif melayani di Paroki Santo Yohanes Pemandi Pahuman, Kabupaten Landak. Ia terlibat dalam berbagai kegiatan pastoral, seperti turnei ke stasi-stasi, doa bersama, serta pelayanan dalam perayaan Ekaristi.

    Bagi Delvina, pelayanan bukan sekadar rutinitas gerejawi, melainkan ungkapan kasih kepada Tuhan. Ia percaya bahwa melalui tindakan sederhana dan ketulusan hati, setiap orang dapat menghadirkan kasih Allah di tengah kehidupan sehari-hari.

    Kisah dan Kesaksian Iman

    Melalui sosok muda seperti Delvina, kita diajak melihat bahwa iman tidak tumbuh hanya lewat pengetahuan, melainkan melalui perbuatan kasih yang nyata. Dalam keseharian, Delvina dikenal bersemangat melayani meski berbagai tantangan sering ia hadapi.

    “Kegiatan turnei ke stasi-stasi lain membuat saya banyak belajar dan bersosialisasi dengan umat sekitar,” tuturnya sambil tersenyum. “Dari situ saya mengenal lebih banyak orang dan bisa ikut membantu pelayanan di tempat-tempat yang membutuhkan.”

    Pelayanan itu biasanya dilakukan hampir setiap bulan di Paroki Pahuman. Bagi Delvina, pelayanan bukanlah beban, tetapi panggilan.

    “Yang sulit itu bukan pelayanannya,” katanya jujur, “tetapi menyiapkan hati untuk melayani.”

    Kesetiaan dalam hal kecil menjadi semangat hidupnya. Delvina sering menghadapi hambatan sederhana namun nyata: jalan yang licin karena hujan atau cuaca yang tidak bersahabat.

    “Sering kali kalau mau ikut kegiatan OMK, saya terkendala hujan. Tapi saya tetap berangkat, karena saya yakin Tuhan selalu menyertai,” ujarnya mantap.

    Bagi Delvina, setiap langkah menuju pelayanan adalah bagian dari persembahan iman — sebuah salib kecil yang harus dipikul dengan setia. Ayat Mazmur 23:4 menjadi sumber penghiburannya:

    “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.”

    Delvina menegaskan bahwa pelayanan bukan soal mencari pujian, melainkan tentang kesetiaan dan kasih yang konsisten. Ia berusaha hadir saat dibutuhkan, mendoakan teman-teman OMK, dan aktif dalam kegiatan paroki.

    Menurutnya, semangat pelayanan OMK tidak akan tumbuh tanpa dukungan dari berbagai pihak — mulai dari pastor paroki, pengurus umat, hingga seluruh komunitas Gereja. Dukungan sederhana seperti sapaan dan doa dapat menumbuhkan semangat kaum muda untuk tetap terlibat.

    Ia juga menyadari tantangan zaman digital yang membuat banyak teman-temannya jarang aktif di kegiatan gereja. Namun, Delvina mencoba menjadikan teknologi sebagai sarana iman.

    “Saya pakai aplikasi e-Katolik, di situ saya pasang alarm doa Angelus dan Kerahiman Ilahi. Jadi setiap hari saya diingatkan untuk berdoa,” katanya sambil tersenyum.

    Langkah kecil itu menjadi bukti bahwa teknologi tidak selalu menjauhkan anak muda dari Tuhan. Ketika digunakan dengan bijak, teknologi justru bisa menjadi jembatan baru untuk bersaksi. Seperti tertulis dalam Matius 10:32:

    “Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku di surga.”

    Selain pelayanan rutin di paroki, Delvina juga aktif mengikuti kegiatan rohani kaum muda seperti Capuchin Camp, Ekaristi Kaum Muda (EKM), dan Temu Orang Muda Katolik (TOMKA).

    Mahasiswa AKUB foto bersama narasumber usai wawancara di Asrama St. Gemma Galgani (01/11/2025)

    “Di kegiatan TOMKA, saya bisa bertemu teman-teman dari berbagai wilayah. Kami belajar membangun kekompakan, saling memahami, bahkan ada yang menemukan pasangan hidup,” katanya sambil tertawa kecil.

    Bagi Delvina, kegiatan OMK bukan hanya ajang berdoa, tetapi juga ruang untuk bertumbuh dalam kasih dan persaudaraan. Ia percaya bahwa cinta sejati berakar dari pelayanan kasih yang berlandaskan Tuhan, dan berbuah dalam kehidupan bersama.

    “Di kampus, di kelas, bahkan di dunia digital pun kita bisa bersaksi. Asal dilakukan dengan kasih, jujur, dan peduli, itu sudah bentuk iman yang nyata,” ujarnya penuh keyakinan.

    Ketika ditanya tentang harapannya bagi kaum muda Katolik di Kalimantan Barat, Delvina menjawab dengan antusias:

    “Saya berharap semua OMK bisa ikut kegiatan dengan sepenuh hati dan tetap aktif dalam pelayanan. Karena Gereja butuh semangat muda untuk terus hidup.”

    Bagi Delvina, dunia tidak membutuhkan banyak kata, tetapi tindakan penuh cinta yang nyata. Dari dirinya kita belajar bahwa kesaksian iman tidak selalu muncul dari hal besar, tetapi dari senyum yang menenangkan, tangan yang membantu, dan hati yang mau melayani.

    Refleksi Iman Mahasiswa

    Dari kisah Delvina, kami belajar bahwa iman sejati tidak berhenti pada kata-kata, melainkan tumbuh dalam langkah-langkah kecil yang dijalani dengan kasih. Pelayanan bukan hanya soal hadir di altar, tetapi tentang kesediaan hadir bagi sesama — di kampus, di rumah, di komunitas, bahkan di ruang digital tempat kita hidup setiap hari.

    Menjadi saksi Kristus berarti berani setia meski lelah, tetap melangkah meski hujan, dan terus mengasihi meski dunia kadang tak peduli. Dalam setiap tindakan sederhana, Tuhan bekerja diam-diam, menumbuhkan kasih dan harapan di hati kita.

    Melalui semangat Delvina, kami diingatkan bahwa iman yang hidup selalu berbuah dalam kasih: dalam senyum yang tulus, tangan yang mau menolong, dan hati yang melayani tanpa pamrih. Iman bukan sekadar keyakinan yang diucapkan, tetapi kehidupan yang dibagikan.

    Kami pun ingin melangkah seperti dia — menjadi saksi Kristus dalam kehidupan kami sendiri: di ruang belajar, di tengah keluarga, dan di dunia digital yang sering bising oleh kata-kata. Sebab dunia tidak selalu membutuhkan banyak bicara, melainkan cinta yang nyata.

    Dampak dan Harapan

    Dari kisah dan pelayanan Delvina, kami belajar bahwa menjadi saksi Kristus tidak harus melalui hal-hal besar, tetapi melalui ketulusan hati dalam hal-hal sederhana.

    Kesetiaan dalam pelayanan, kerelaan membantu sesama, dan penggunaan teknologi secara bijak menjadi wujud nyata dari iman yang hidup.

    Foto kegiatan Tomka yang dilakukan oleh Delvina di Agak Samih Landak (27/06/2025)

    Pelayanan Delvina mengajarkan bahwa iman bukan hanya diucapkan, melainkan dihidupi — dalam tindakan kasih yang membawa kehadiran Tuhan bagi orang di sekitar. Dari sana kami merasakan dampak rohani yang mendalam: bahwa iman dapat tumbuh di tengah kesibukan dan tantangan zaman modern, asalkan hati tetap terarah kepada Kristus.

    Semangat Delvina menjadi cermin bagi generasi muda Katolik untuk terus berani bersaksi lewat tindakan kasih, baik di gereja, di kampus, maupun di dunia digital. Ia menunjukkan bahwa setiap langkah kecil dalam pelayanan adalah bagian dari karya besar Allah.

    Harapan kami, kisah ini dapat menginspirasi para pembaca — terutama kaum muda — agar tidak ragu membawa terang Kristus ke mana pun mereka pergi. Semoga api iman terus menyala di hati setiap Orang Muda Katolik, sehingga kasih Kristus semakin nyata di dunia yang haus akan cinta dan kebaikan.

    *Penulis: Jatipati Da Rossi, Klaudia Lestari, Lira Virna, dan Marisstella (Mahasiswa Prodi Keuangan dan Perbankan Akademi Keuangan dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa Pontianak)

    *Editor:   Vinsensius, S.Fil., M.M. (Dosen Akademi Keuangan dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa Pontianak) 

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles