Duta, Pontianak | Tahun 2025 banyak kejadian viral di Pontianak yang buat masyarakat heboh. tiga di antaranya cukup sering dibahas:
- Penyitaan Mini Cooper dan VW yang diduga dibeli dari dana hibah (13 November 2025).
- Perundungan tiga remaja di Pontianak (13 Juni 2025).
- Oknum TNI memukul pengemudi ojek online (20 September 2025).
Sekilas terlihat seperti kejadian sosial biasa, tapi sebenarnya hal ini juga berkaitan dengan ekonomi. Semua kasus ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap aturan dan lembaga pemerintah sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, termasuk kondisi ekonomi daerah.
Ketika saya baca berita-beritanya, awalnya saya pikir kasus-kasus ini cuma menambah daftar drama sosial yang biasa terjadi di media.
Tapi kalau ditelusuri lebih jauh, ada masalah institusi, moral, dan ekonomi yang muncul secara bersamaan.
Hal-hal ini penting karena dalam teori ekonomi, stabilitas sosial dan institusi yang kuat adalah faktor utama agar pembangunan ekonomi berjalan lancar. Jadi, saya mencoba mengaitkannya satu per satu.
Korupsi Dana Hibah
Kasus penyitaan Mini Cooper dan VW yang disebut-sebut berasal dari korupsi dana hibah bukan hanya soal mobil mewahnya. Yang lebih penting adalah bagaimana kejadian seperti ini membuat masyarakat jadi ragu apakah dana pemerintah dipakai dengan benar atau tidak.
Menurut pemikiran Douglass C. North, lembaga atau aturan yang mengatur jalannya pemerintah itu sangat penting untuk ekonomi. Kalau aturan tidak ditegakkan atau banyak celah untuk disalahgunakan, maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan. Akibatnya:
- Warga jadi tidak yakin dengan penggunaan anggaran
- Partisipasi masyarakat dalam program pemerintah menurun
- Pelaku usaha jadi ragu bekerja sama dengan pemerintah
- Ekonomi daerah jadi kurang berkembang
Dana hibah seharusnya membantu banyak kegiatan sosial dan pembangunan.
Tapi kalau disalahgunakan, dampaknya bukan hanya kerugian uang, tapi juga menurunnya kepercayaan publik.
Dan kalau kepercayaan sudah menurun, sulit untuk memulihkannya. Jadi walaupun kelihatannya “cuma kasus mobil mewah,” dampaknya ke ekonomi daerah cukup dalam karena menyangkut kepercayaan masyarakat.
Perundungan Remaja
Kasus perundungan tiga remaja pada 13 Juni 2025 juga punya sisi ekonomi. Banyak orang melihatnya sebagai masalah moral atau kriminal, padahal ada hal lain yang bisa dipahami dari teori perilaku manusia.
Daniel Kahneman menjelaskan bahwa manusia tidak selalu berpikir panjang sebelum bertindak. Kadang kita bertindak karena emosi sesaat, pengaruh teman, atau situasi yang memancing emosi. Dalam kasus ini, para pelaku mungkin tidak memikirkan dampak jangka panjang bagi korban maupun diri mereka sendiri.
Kerugian yang muncul bukan hanya luka fisik atau mental, tetapi juga:
- Korban bisa kehilangan semangat sekolah
- Lingkungan sekolah jadi tidak nyaman
- Reputasi sekolah dan daerah ikut terdampak
- Masa depan korban maupun pelaku bisa terpengaruh
Kalau banyak kasus perundungan terjadi, lama-lama kualitas generasi muda turun. Padahal generasi muda adalah aset penting untuk ekonomi daerah. Mereka calon tenaga kerja, calon pemimpin, dan calon inovator masa depan.
Selain itu, budaya “ingin viral” juga memberikan insentif yang salah. Dalam ekonomi perilaku, insentif sangat berpengaruh terhadap tindakan seseorang.
Ketika remaja merasa bahwa tindakan ekstrem bisa membuat mereka terkenal, itu memunculkan pola perilaku yang tidak sehat dan merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Oknum TNI Memukul Driver Ojol
Kejadian seorang oknum TNI memukul driver ojol pada 20 September 2025 juga punya dampak ke ekonomi. Driver ojol bekerja di sektor yang mengandalkan mobilitas dan rasa aman. Kalau mereka merasa tidak aman, pekerjaan mereka akan terganggu. Driver Ojol adalah pekerja sektor informal yang sangat bergantung pada pendapatan harian. Mereka tidak punya jaminan penghasilan bulanan atau perlindungan kerja.
Sementara itu, oknum aparat yang memiliki otoritas cenderung merasa berada dalam posisi hierarki sosial lebih tinggi. Ketika konflik terjadi, kekerasan muncul sebagai bentuk opportunistic behavior karena pelaku merasa risiko hukuman rendah.
Menurut teori dari North, aparat atau lembaga yang tidak bekerja sesuai aturan bisa menimbulkan rasa ragu dan ketidakpastian di masyarakat. Jika masyarakat merasa aparat bisa bertindak sewenang-wenang, maka:
- Orang jadi takut beraktivitas di ruang publik
- Warga tidak nyaman bekerja, terutama di sektor informal
- Investor bisa menilai daerah tersebut kurang aman
- Aktivitas ekonomi bisa menurun
Driver ojol yang dipukul bisa kehilangan pendapatan harian karena trauma atau harus memperbaiki motornya. Ini kerugian langsung yang terasa oleh keluarga. Tapi efek lebih besarnya adalah rasa tidak aman yang bisa meluas ke masyarakat.
Kepercayaan sebagai Modal Sosial
Kalau dilihat dari ketiga kasus ini, semuanya kembali pada satu hal: kepercayaan. Kepercayaan adalah modal sosial yang sangat penting untuk ekonomi. John Maynard Keynes juga menjelaskan bahwa kepercayaan masyarakat memengaruhi keputusan ekonomi seperti belanja, investasi, dan kerja sama.
Kalau masyarakat tidak percaya pada pemerintah atau aparat, mereka akan:
- Lebih berhati-hati membelanjakan uang
- Tidak mau ikut program pemerintah
- Menghindari kerja sama formal
- Menahan investasi atau kegiatan usaha
Akibatnya, perputaran uang di daerah jadi lambat. Ekonomi tidak tumbuh sesuai harapan meskipun pemerintah sudah membuat banyak program.
Tiga kasus yang viral di Pontianak sepanjang 2025 bukan hanya cerita yang lewat begitu saja. Ketiganya menunjukkan bahwa ekonomi dan sosial itu saling terhubung. Korupsi membuat masyarakat ragu terhadap pemerintah, perundungan merusak kualitas generasi muda, dan kekerasan oleh aparat membuat warga tidak merasa aman.
Kalau dibiarkan, semua ini bisa menghambat perkembangan ekonomi Pontianak. Oleh karena itu, membangun daerah tidak cukup hanya dengan infrastruktur, tapi juga dengan memperbaiki perilaku sosial, membangun kepercayaan, dan memastikan aturan ditegakkan dengan adil. Jika Pontianak ingin berkembang, bukan hanya infrastruktur atau anggaran yang harus dibenahi, tetapi juga mentalitas, pengawasan institusi, dan rasa aman masyarakat. Ekonomi yang kuat hanya bisa tumbuh kalau masyarakat percaya kepada aturan dan hidup dalam lingkungan yang aman dan adil.
Daftar Rujukan Buku
- Keynes, John Maynard. (1936). The General Theory of Employment, Interest and Money. London: Macmillan.
- North, Douglass C. (1990). Institutions, Institutional Change and Economic Performance. Cambridge: Cambridge University Press.
- Kahneman, Daniel. (2011). Thinking, Fast and Slow. New York: Farrar, Straus and Giroux.
*Penulis: Lira Virna – AKUB_San Agustin – Manajemen Pemasaran.


