Friday, November 7, 2025
More

    Desolasi: Kesepian Rohani

    By Sam| MD| KOMSOSKAP

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- Ada yang mengatakan, “enak ya bisa hidup dalam keseharian yang rohani,” kata mereka yang merasa jarang berdoa. Tapi ada mereka yang sering berdoa-pun bisa mengatakan hal yang demikian: “saya sering berdoa, tetapi kenapa saya merasa kesepian,”?

    Menurut Santo Ignatius dari Loyola, dalam pengalaman doa, seseorang dapat mengalami dua keadaan yakni desolasi dan konsolasi.

    Apa itu desolasi dan konsolasi?

    Desolasi adalah kondisi dimana seseorang merasa kesepian rohani.

    Cirinya adalah orang yang perlahan makin jauh dari Tuhan dan terjebak dalam dosa (sering mengulang kesalahan yang sama atau lebih lagi melakukan dosa baru) yang makin dalam.

    Konsolasi adalah keadaan seseorang merasa mendapatkan penghiburan rohani. Biasanya mereka mau maju mendekat pada Tuhan. Selain itu mereka juga orang yang memiliki hubungan makin akrab dengan Tuhan dan terus memperbaiki dirinya.

    Tak selamanya seseorang mengalami pengalaman doa yang selalu sama baik desolasi maupun konsolasi. Kemudian bisa muncul pertanyaan yang lazim di kita dengar di kalangan gereja yakni:

    • Dimanakah Tuhan ketika kita mengalami kesepian yang amat mendalam?
    • Dimanakah Tuhan ketika kita terpuruk dalam kelemahan?
    • Ketika kita dalam penderitaan, masihkah ada Tuhan di sekitar kita?

    Pertanyaan macam ini seringkali kita teriakkan dalam hati ketika berdoa.

    Latihan rohani St Ignatius dari Loyola

    Santo Ignatius dari Loyola mengajarkan dalam Latihan Rohani (LR) 317 tergambarkan bahwa kesepian rohani adalah keadaan batin seseorang yang tampak dalam kecenderungan menjauh dari Tuhan.

    Hal ini dapat menggejala antara lain dalam menipisnya iman, harapan, dan kasih. St Ignatius juga menjelaskan bahwa gejala itu dirasakan pada kekacauan batin yang membuat orang berbuat hina dan mencari hal-hal duniawi, kenikmatan duniawi, kehilangan tanggung jawab, kekacauan membedakan yang pokok dan yang sampingan.

    Dalam perjalanan Latihan Rohaninya di hari 1-7, St Ignasius mengalami kelelahan, putus asa, dan kesendirian. Namun, kesetiaan dan keteguhan imannya dalam sepi itu yang justru berbuah dan meyakinkan ia bahwa Tuhan hadir.

    Dalam kesepian iman, Tuhan tetap hadir untuk menemani manusia, agar berani masuk dalam kenyataan ‘gelap’ dari kehidupan yang pernah dialami.

    Dalam kesendirian dan kesepian iman, seseorang akan mengalami rasa takut, karena hanya berhadapan dengan dirinya sendiri, yang seringkali dirasakan penuh dosa dan kesalahan.

    Desolasi cenderung melakoni

    Menurut Santo Ignatius Loyola desolasi bukanlah sekedar perasaan sedih atau kesepian. Seseorang bisa nampak gembira, namun sebenarnya sedang mengalami kesepian rohani yang luar biasa.

    Karenanya, seseorang yang sedang mengalami desolasi cenderung melakoni dan mengejar kebutuhan duniawi, seperti kegembiraan semu melalui hiburan malam, bersenang-senang dan lain sebagainya. Sebab, jika ia diam maka ia semakin merasakan kesedihan dalam desolasi.

    Pada waktu desolasi seperti ini, jangan sekali-kali membuat perubahan, tetapi teguh dan tetap dalam niat dan keputusan yang dipegang pada hari sebelum desolasi.

    Dalam desolasi biasanya orang sulit mempertimbangkan sesuatu secara tenang dan matang, sehingga keputusannya sering kali tidak tepat.

    Dalam kondisi ini juga roh jahat lebih dominan dalam diri manusia, sehingga apapun keputusan yang di ambil akan salah.

    Anjuran Santo Ignatius

    St. Ignatius menganjurkan setiap orang yang mengalami desolasi untuk berjuang mengubah diri menghadapi kesepian.

    Dengan melakukan beberapa hal-hal berikut:

    • Pertama, Agere Contra (Latin: Bertindak melawan atau bertindak sebaliknya), yaitu semangat melawan kecenderungan diri yang mulai malas, dengan berjuang secara tabah dan sabar.

    Jika seseorang semakin malas berdoa dan mencari kesenangan pribadi, maka orang itu harus menambah waktu berdoa dan matiraga.

    Jika orang diganggu untuk menjadi pemarah, ia harus berusaha menghentikan dan mengendalikan amarahnya. Melawan sikap yang mengarah pada keburukan dengan melakukan hal sebaliknya.

    • Kedua, orang yang mengalami desolasi, diajak untuk lebih tekun berdoa, meditasi, dan matiraga.

    Meski berat, semua itu perlu dilakukan agar kita tidak mencari kesenangan semu yang semakin menjauhkan kita dari Allah.

    Melalui doa, manusia dipersatukan dengan Allah, dengan demikian Allah sendirilah yang memberikan kekuatan.

    • Ketiga, dalam kesepian dapat pula merenungkan betapa manusia tanpa Allah tidak dapat berbuat apa-apa, tanpa bantuan Allah kita tidak dapat mengatasi kesepian itu.

    Semoga!!!

    Dari berbagai Sumber…

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles