MajalahDUTA.Com, Pontianak- Setiap memasuki akhir tahun, banjir seolah menjadi “santapan” rutin saja.
Fenomena alam yang mencekam ini menimbulkan serangan panik (panic attack) bagi masyarakat dunia khususnya di Indonesia.
Bulan Oktober 2021 baru kemarin kita dikejutkan dengan bencana banjir parah melanda Kabupaten Sintang Kalbar.
Sejak kamis (21/10) yang lalu banjir mengenangi Kabupaten Sintang.
Banjir terjadi setelah hujan ekstrim dengan intensitas lebat mengguyur sehingga debit air dua sungai besar-Sungai Kapuas dan Melawi-sampai meluap.
Banjir dengan curah hujan cukup lebat juga menggenangi dua Kabupaten lainnya yakni Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sanggau.
Dilansir dari laman Detik.com, hingga Selasa (16/11), tercatat lebih dari 124 ribu orang terkena dampak banjir di Sintang, Kalbar;
- warga terdampak mencapai 35.807 keluarga atau 124.497 jiwa
- warga yang mengungsi berjumlah 7.545 keluarga atau 25.884 jiwa
Hasrat solidaritas kemanusiaan datang dari berbagai penjuru.
Ungkapan simpati, keprihatinan dan kepedulian berupa bantuan sembako terus mengalir guna meringankan duka masyarakat yang terdampak.
SFIC Peduli
Kongregasi Suster Fransiskus dari Perkandungan Tak Bernoda Bunda Suci Allah (SFIC) turut prihatin atas bencana yang melumpuhkan aksesbilitas masyarakat ini.
Kongregasi SFIC Provinsi Indonesia membentuk tim solidaritas kemanusiaan dalam aksi “SFIC Peduli”
Wadah aksi solidaritas ini terselenggara berkat kerjasama lembaga Justice,Peace,Integrity of Creation (JPIC) atau Keadilan, Kedamaian dan Keutuhan Ciptaan Kongregasi SFIC Indonesia.
Berkolaborasi dengan unit karya pendidikan di bawah naungan Yayasan Pengabdi untuk Sesama Manusia (YPSM).
Gerakan peduli ini disampaikan melaui surat edaran dari pengurus Yayasan Pengabdi Sesama Manusia tertanggal 15 November 2021.
“Dengan melestarikan budaya kerjasama dan gotongroyong kita sengaja ingin melibatkan partisipasi siswa/i dan orangtuanya untuk membantu sukarela.
Dengan demikian sekolah kita semakin bias menjadi media dan sarana menanamkan pendidikan karakter.
Murid diajak mengerti apa artinya berbagi, berbuat baik dan kebajikan,”kata Sekretaris YPSM Sr. Agusta Heni SFIC.
Menurut Sr. Agusta Heni SFIC, penyaluran bantuan berupa paket sembako sebagai berikut:
- 250 kg beras dan 25 dus mie instan untuk Sintang disalurkan melalui Pengembangan Sosial Ekonomi-Caritas Keuskupan Agung Pontianak (PSE-Caritas KAP) pada 17 November 2021.
- Paket sembako untuk wilayah Sanggau, Lintang dan sekitarnya didistribusikan oleh Tim JPIC SFIC dan YPSM bersama karyawan unit pendidikan.
Sr. Agusta Heni SFIC, anggota Dewan Pimpinan SFIC Provinsi Indonesia, mengatakan, pendistribusian sudah dilaksakan pada Sabtu, tanggal 20 November 2021.
Rombongan para suster SFIC wilayah Pontianak, dan karyawan berangkat pagi hari menuju Sanggau mengiringi truk logistik berisikan 245 paket sembako.
Bantuan berupa 210 paket beras dan mie instan disalurkan untuk masyarakat di pemukiman PT. Erna Kayu Tunu Sanggau Kapuas.
Sedangkkan 35 paket beras dan mie instan disalurkan untuk masyarakat di kampung Lintang-tempat kelahiran Mgr. Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak.
Serah terima berlangsung di dermaga Sungai Kapuas Sanggau. Di sana sudah hadir perwakilan dari warga PT. Erna, Sr. Eligia SFIC untuk menerima paket-paket sembako.
Paket sembako didistribusi secara estafet mengingat kondisi jalan menuju dermaga yang sempit dan hanya bisa dilalui dengan sebilah papan.
Tiga buah transportasi longboat siap mengangkut paket-paket tersebut menuju pemukiman warga PT. Erna Kayu Tunu.
Perjalanan menyusuri sungai Kapuas ditempuh dengan jarak sekitar 40 menit.