Monday, November 10, 2025
More

    Saya Senang Berkarya di Rumah Retret St. Johanes Paulus II Anjongan

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- Rumah Retret Yohanes Paulus II dikelola oleh Suster-Suster dari luar daerah Kalimantan. Salah satunya adalah Suster Lus, OP dari Peru, Amerika Latin. Ia berasal dari kongregasi Dominikan Bunda Maria Rosario Suci.

    “Kami Suster Dominikan Bunda Maria Rosario Suci, kongregasi di Italia. Kami di Indonesia ada dua komunitas satu komunitas dari Flores dimana juga ada Suster orang Peru disana bersama Suster orang Indonesia dan ini komunitas kedua,” ucap Luster Lus, OP.

    BACA: Pemberkatan Rumah Retret Johanes Paulus II Anjongan: Tempat Bertumbuh dalam Iman

    Pengucapannya dalam berbahasa Indonesia masih terdengar pasif. Walaupun demikian Suster Lus, OP masih belajar untuk lancar berbahasa Indonesia.

    Suster Lus, OP mengatakan, dia belajar melalui kursus dan anak kecil yang ditemui saat dalam pelayanan. Baginya bahasa Indonesia sangat susah dipelajari saat ia masih baru mengenal bahasa tersebut.

    “Awalnya saya mendengar rekaman doa Salam Maria dalam bahasa Indonesia, dari teman saya yang juga Suster di Indonesia. Saat saya mendengarnya, wah ini bahasa apa? Saya tidak mengerti satu kata pun,” ungkapnya.

    “Saya sudah sepuluh tahun di Indonesia. Saya senang berkarya disini, walaupun susah untuk belajar bahasa karena kami punya bahasa Spanyol, susah belajar bahasa, susah untuk makanan karena beda, susah mengurus dokumen-dokumen izin tinggal di Indonesia, dan harus bayar perbulan tapi walaupun begitu pengalaman kami tidak berkurang untuk itu,” katanya.

    Selain belajar bahasa, Suster Lus, OP juga belajar makan makanan Indonesia yang tidak pernah ia makan di Peru sebelumnya. Nasi putih tanpa garam adalah makanan favorit Suster Lus, OP. “Makan nasi tanpa garam, disana nasi kami beda, masak dengan garam seperti nasi goreng kalo bilang disini.

    Sesudah itu, makanan seperti sayur-sayuran banyak yang tidak pernah kami makan seperti daun ubi, bambu (rebung) tidak pernah, labu tidak pernah dan buah-buahan seperti nangka, rambutan itu tidak ada disana, durian tidak ada di Peru, saya di Indonesia belajar makan juga,” katanya.

    BACA: Pertama Kalinya Sistem Daring Kegiatan Pengenalan dan Pendataan Gameka Feb Untan

    Ketika ditanya tentang Rumah Retret Yohanes Paulus II, Suster Lus, OP berharap masyarakat yang datang berkunjung dapat tumbuh dalam iman. Selain itu, mereka menerima jika ada yang ingin menginap bersama keluarga.

    Suster Lus, OP juga mengatakan bahwa umat yang boleh menginap bukan hanya umat Katolik saja, tetapi umat yang beragama lain diperbolehkan untuk menginap. Rumah Retret ini tidak terbatas dan menerima semuanya.

    Suster Lus, OP juga menambahkan “Rumah Retret ini juga terbuka untuk Retret anak-anak sekolah, pariwisata, pastor-pastor, dan kongregasi. Terbuka untuk semua seperti yang dikatakan oleh bapak Uskup, tempat ini terbuka untuk siapa saja, kami juga sebagai Suster yang berkarya disini ikut apa yang diucapkan oleh bapak Uskup terbuka untuk semua disini.”

    Penulis: Yantika

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles