Pembedaan Roh: Pastor Eksorsis Keuskupan Agung Pontianak, P. Johanes Robini Marianto, OP

MajalahDUTA.Com, Pontianak- Discernment (Pembedaan Roh) merupakan karunia dari Tuhan dimana manusia dimampukan untuk menelaah kehidupan nya secara menyeluruh, yakni sejauh mana kehidupan manusia sudah sejalan dengan bimbingan Roh Kudus.

Seminar tentang Eksorsisme sesi ketiga ini, diambil dengan tema Discernment alias Pembedaan Roh, yang diadakan secara Webinar dari Rumah Santo Dominikus, Pontianak pada Minggu 27 September 2020.

Dalam seminar Webinar dibawakan langsung oleh praktisi Eksorsisme Keuskupan Agung Pontianak P. Johanes Robini Marianto, OP, bersama dr. Siusanto Hadi (dokter kesehatan) dan acara dimoderatori oleh Sujanto Tjokro.

Acara Webinar ini diorganizer langsung oleh Tim Pelayanan Rohani Maria Bunda Maria Ratu Rosari yang  dimulai dari Jam 10.00-15.00 WIB. Semua peserta yang terkonifrmasi ikut ada 410 peserta namun pada hari H kegiatan seminar ada 380 peserta zoom.

TONTON: Discernment (Seminar Eksorsisme Zoom Meeting)

Calon peserta yang mengikuti acara webniar ini dibuat persyaratan yaitu, seluruh peserta harus peserta yang telah mengikuti webnar pertama dan kedua yang tempo hari sudah dilaksanakan secara webinar yang serupa.

Semua donasi yang didapatkan dari pendaftaran webinar lewat Zoom Meeting ini akan diberikan untuk misi Ordo Pengkotbah (OP) di Kalimantan Barat dan para Frater Postulan OP di Pontianak.

Dalam sesi pertama yang dibawakan langsung oleh P. Johanes Robini Marianto, OP ia menjelaskan bahwa Discernment atau Pembedaan Roh itu adalah karunia asali yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Sedari awal penciptaan manusia = Adam dan Hawa, manusia sudah memiliki karunia alami dari Allah. Karena itulah kenapa Adam dan Hawa bisa mendengar suara jejak kaki Tuhan dari kejauhan, dan Hawa bisa berkomunikasi dengan ular.

Johanes Robini Marianto, OP mengaku bahwa orang Katolik harus tahu hal-hal semacam ini, agar tidak salah digunakan. Eksorsisme sebetulnya bukanlah seperti apa yang kita bayangkan selama ini. Selama ini apa ayang dikenal dengan dengan kegiatan eksorsisme adalah hal-hal yang cenderung menyeramkan, padahal eksorsisme sendiri adalah kabar gembira dan doa yang dilakukan dengan mengandalkan Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala Gereja sendiri.

“Mengusir Setan pada intinya adalah waktunya Tuhan, Imam hanya perantara. Mengusir setan bukan pula dengan suara yang keras tapi Iman yang keras,”kata Pastor Johanes Robini, OP.

Dalam seminar itu P. Johanes Robini, OP juga menjelaskan perbedaan antara Preternatural dan karunia dari Tuhan.

“Dalam urutan penciptaan digunakan lebih memilih real dari roh murni diciptakan atau host malaikat. Apa pun di atas dunia materi tetapi di bawah supernatural. Setelah Jatuhnya Malaikat: Dunia Preternatural hanya diterapkan pada malaikat yang jatuh (Iblis) dan aktivitas mereka,”kata P. Johanes Robini dalam sesi pertama seminar Zoom.

BACA JUGA: Pater Giocondo percaya prioritasnya adalah Yesus

In The order of creation it is used prefer to the reals of the pure created spirits or the angelic hosts. Anything above the material world but below the supernatural. AFTER The Fall of the Angels: The Preternatural world is solely applied to the fallen angels (Demons) and their activities.”

Para teolog abad pertengahan membuat perbedaan yang jelas antara natural, preternatural, dan supernatural. Salah satunya yaitu Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa Supernatural : God’s unmediated actions, Natural : what happens always or must of the time. Preternatural : what happens rarely, but nonetheless by the agency of created beings… Marvel belong, properly speaking, to the realm of the preternatural. Demons could manipulate the idea of nature by a form of trickery, to deceive the unwary into believing they had experience real miracles.

Pastor Robini menjelaskan pendapat Santo Thomas Aquinas tentang Supernatural adalah Tindakan Tuhan yang tidak dimediasi, Alami yaitu apa yang terjadi selalu atau harus pada waktunya. Sedangkan Preternatural bisa apa yang jarang terjadi, tetapi tetap saja oleh agen makhluk ciptaan… Marvel, secara tepat, termasuk dalam alam preternatural. Setan dapat memanipulasi gagasan tentang alam dengan suatu bentuk tipu daya, untuk menipu orang yang tidak waspada agar percaya bahwa mereka mengalami mukjizat yang nyata.

Dalam seminar itu, Pastor Robini menjelaskan bahwa bagi peserta yang telah mengikuti seminar dua sesi sebelum sesi Pembedaan Roh, para peserta diharapkan untuk lebih mengerti dan memahami agar tidak langsung mengatakan atau men- Judge orang-orang yang diduga terkena black magic atau hal lain yang bersinggungan dengan hal tersebut.

Pastor Robini juga menjelaskan bahwa pada abad ke-16, istilah “supernatural” semakin sering digunakan untuk merujuk pada aktivitas setan yang sebanding dengan penggunaan sihir oleh para ahli manusia. Iblis sebagai penyihir alami dapat melakukan banyak tindakan dengan cara di atas pengetahuan manusia meskipun tidak melampaui kekuatan alam manusia. Meskipun Iblis dapat memanipulasi penyebab alami dengan ketangkasan manusia super dan dengan demikian menghasilkan keajaiban, sebagai makhluk belaka, mereka tidak akan pernah bisa melampaui dari yang supernatural ke supernatural dan membuat keajaiban asli.

Ia juga mengatakan bahwa kehilangan keinginan untuk berdoa dan devosi dan latihan spiritual merupakan reaksi dari si setan. Reaksi kekerasan atau luar biasa terhadap doa dan sakramental (mis. Air suci, patung-patung yang diberkati) dan Ekaristi. Ada juga tindakan Penghujatan dalam pikiran dan aktual di mulut.

Reaksi lain yang dapat ditemui yaitu tidur dalam homili dan Bacaan Suci (misalnya Injil) dan Konsekrasi selama misa. Ada suara-suara yang tertinggal di pikiran untuk melakukan hal-hal spiritual pada awalnya, tetapi bertentangan dengan Gereja pada akhirnya. Kebiasaan halusinasi penampakan dan keinginan untuk menghujat adalah salah satu contoh reaksi yang kasat mata bisa dilihat.

Pastor Robini juga mengatakan ada juga semakin banyak orang berdoa, semakin orang itu merasakan sakit fisik atau gangguan emosi.

“Flagildions” seperti dalam kasus orang-orang kudus; misalnya Padre Pio, John Maria Vianney. Pengaruh dari si jahat memampukan orang memiliki kemampuan meramal masa lalu, masa kini dan masa depan yang tersembunyi dan biasanya tidak bisa diketahui.

Eksorsisme adalah sakramental. Ini adalah doa Gereja dengan Kepalanya; Yesus Kristus, hal ini ada dalam bentuk ritual yang disetujui oleh Gereja (1614/2001). Dilakukan oleh Exorcist yaitu seorang Imam yang ditunjuk oleh Ordinaris (Uskup) wilayah. Itu adalah iman Gereja yang universal.

BACA JUGA: Dimana Ada Kasih, disitu ada Tuhan; Mgr. Agus

Tidak untuk dilakukan oleh awam dan bahkan imam tanpa izin dari Ordinaris wilayah. Hal yang paling menjadi pokok dalam ritual eksorsisme yaitu kerahasiaan orang yang diusir. Karena untuk melindungi privasi dari korban.

Pastor Robini juga mengatakan untuk medoakan orang yang terkena pengaruh Roh Jahat bisa didoakan oleh siapapun, namun untuk Ritual Eksorsisme hanya imam yang ditunjuk oleh Uskup setempat.

“Singkatnya, dalam keadaan darurat siapa pun bisa berdoa untuk musyawarah. Namun dalam situasi normal, semua harus mengikuti arahan hierarki,” katanya.

Dalam iman Katolik, tidak ada perbedaan ilmu hitam dan ilmu putih, karena dua hal ini datang dari si setan.

“Eksorsisme atau pembebasan TIDAK mementingkan iblis. Justru sebaliknya: ini adalah kabar baik tentang keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus. Apa pun, di luar ritual dan agama yang disetujui Katolik, tradisi saleh, tidak diperbolehkan,” tambahnya.

Kegiatan seminar satu hari itu, ditutup dengan berkat penutup oleh Pastor Johanes Robini Marianto, OP, untuk semua peserta yang ikut dalam seminar eksorsisme sesi ketiga, pada minggu 27 September 2020.-

By. Samuel-MD