MajalahDUTA.Com, Pontianak- Pater Giocondo lahir di kota Popetto, Italia pada tanggal 27 September 1870. Giovanni dan Maria Fiasela adalah orangtuanya. Ayahnya seorang penjahit dan petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Pater Giocondo mempunyai 4 saudara- Caterina, Bentivoglio, Luigi dan David.
Pater Giocondo adalah anak ketiga. Dia bertumbuh dalam lingkungan yang miskin tetapi tempat yang penuh harapan di mana bisa merasakan kedekatan dan kehadiran Tuhan.
Ayahnya tidak terlalu kuat sehingga lebih banyak waktu tinggal di rumah sebagai penjahit dan meminta orang mudah yg sudah yaitim piatu untuk bekerja di beberapa tanah, sawah dan kebun anggurnya.
Dia memberi banyak waktunya untuk mendidik anak-anaknya. Maria Fiasella sebagai ibu Pater Giocondo, sangat memperhatikan iman anak-anaknya. Dia mengajar katekese sebagai dasar iman, dan yang terpenting ibu Fiasella mempunyai iman yang begitu besar kepada Yesus.
Dia selalu menasihat Pater Giocondo dan saudaranya dengan kalimat ini: “Jadilah anak-anakku yang baik seperti malaikat pelindung kalian. Jangan berbuat dosa dan berbuatlah yang baik kepada sesamamu. Jangan berbuat kesalahan kepada siapapun dan jangan bermalas-malasan. Dia juga selalu mengingat Pater Giocondo bahwa dalam orang-orang miskin yang mengetuk pintu rumah mereka dan memiminta makanan di situlah Yesus hadir.
Satu kali ada orang miskin mengetuk pintu rumah mereka. Ibunya berkata: “Berikan kepada dia makananmu. Hari ini Anda akan lapar untuk orang ini.” Pater Giocondo menaati pemintaan ibunya, tetapi sesudah itu ibunya berbagi makanannya kepada Giocondo.
Pater Giocondo sangat yakin dan percaya bahwa prioritasnya adalah Yesus dan baru orangtuanya.
Setiap malam keluarga Pater Giocondo berkumpul di ruangan untuk berdoa Rosario. Doa rosario adalah doa favorit Pater Giocondo, melalui ini dia bertumbuh dalam devosi kepada Bunda Maria. Pater Giocondo pertama kali mengikuti ziara ketika dia umur 9 tahun.
BACA JUGA: Perayaan Ulang Tahun Kongregasi Bruder MTB ke-166
Kita melihat dari keluarga Pater Giocondo bagaiman orangtuanya mempengaruhi yang begitu besar masa depannya. Ketika dia memutuskan masuk sebagai Dominikan orangtuanya tidak setuju karena orangtuanya ingin Pater Giocondo masuk sebagai projo sama dengan pamannya.
Pater Giocondo sungguh-sungguh berdoa dan bulat atas keputusannya untuk menjadi seorang Dominikan. Pertama kali dia meminta ijin untuk masuk dalam Ordo Dominikan dia ditolak sebagai ujian panggilannya. Pater Giocondo mengakui bahwa ini adalah kesulitan yang terbesar untuk dia, dia berangkat dari tempat itu dengan jiwanya yang penuh harapan dan ketakutan. Satu saja yang dia bisa lakukan yaitu menangis dan berdoa banyak di kaki Bunda Maria. Dia menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Bunda Maria selama momen krisis dalam hidupnya.
Pater Giocondo ditahbiskan pada tanggal 23 Desember 1893. Beliau selalu menolong para frater-calon iman. Karena dia melihat bahwa makin banyak imam makin banyak jiwa yang bisa diselematkan. “Jiwa yang diselamatkan bernilai lebih dari semua kekayaan yang Anda kumpulkan.”
Saudara-saudariku yang terkasih Pater Giocondo mengingatkan kita semua untuk:
1. Cinta kita harus diberikan kepada Yesus dan baru kepada orangtua kita dan orang lain. Kenapa? Karena Yesus adalah sumber kebahagiaan yang kekal.
2. Kemiskinan materi bukan halangan untuk menjadi seseorang yang bisa berhasil, bisa membantu banyak orang, menjadi orang yang baik dan suci kalau kita menjadikan Yesus sebagai harta utama dalam kehidupan kita. Bagaimana? Berdoalah supaya bisa memutuskan dengan baik dan sesuai kehendak Tuhan, mendengar kehendakNya dan melaksanakannya dalam hidup kita sehari-hari.
3. Keluarga adalah tempat di mana Yesus tinggal, di mana keluarga saling mengampuni, mengerti, memahami, menolong, mendengar, dan mendukung dan sebagainya. Jadikanlah keluarga kita masing-masing menjadi tempat di mana Yesus tinggal.
4. Doa Rosario, Ekaristi dan studi penting dalam kehidupan kita semua. Kita mengikuti Ekaristi bukan hanya kewajiban melainkan bagian kehidupan kita sama seperti makanan yang bisa menguatkan jiwa dan raga kita. Doa Rosario membantu kita lebih dekat kepada Bunda Maria, teladan kesetiaan, teladan kesabaran, ketekunan dalam doa dan iman yang kuat kepada Yesus. Kita terus-menurus belajar bukan hanya dari buku yang kita baca setiap hari di ruang belajar melainkan dari buku kehidupan kita sehari-hari. Kegagalan dan dosa-dosa yang pernah kita lakukan menjadi pelajaran untukkita menjadi orang yang rajin berdoa, terbuka atas rahmat Yesus dan rendah hati mengakui kesalahan kita terhadp Tuhan dan sesama kita. Keberhasilan dan kebaikan kita terhadap orang menjadi bukti cinta kita kepada Yesus dan tanda bahwa kita hanya mengambalikan kebaikanNya.
5. Menjadi orangtua adalah anugerah yang besar dan tanggung jawab yang besar. Orangtua mempengaruhi anak-anak mereka yang begitu besar dalam pada masa depan. Jadilah orangtua yang baik. 6 Jangan sia-siakan hidup Anda, masa muda dan tua, prioritas kita selalu adalah Yesus-sumber kebahgiaan yang kekal. Kita diingatkan oleh Pater Giocondo untuk berani memberi hidup kita demi Tuhan dan saudara-sudari kita yang miskin dan berkekurangan.
“Ya, memang kita tidak sempurna, selama kita hidup pasti kita akan terus jatuh dalam dosa dan rasa takut, putus-asa dan kecewa tetapi kita harus terus-menerus berjuang karena Yesus selalu menyertai kita. Yesus adalah penyelamat kita dan ingin menjadi guru kita selama kita ada di dunia ini.”