Wednesday, December 24, 2025
More

    Dampak dan Transformasi Ekonomi Pontianak Pascapandemi COVID-19

    Duta, Pontianak | Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk sektor perekonomian di Pontianak. Sebagai kota yang bertumpu pada sektor perdagangan, jasa, dan UMKM, guncangan ekonomi akibat pandemi terasa sangat signifikan.

    Ketika kebijakan pembatasan sosial diberlakukan, aktivitas ekonomi menurun drastis. Pusat perbelanjaan tidak seramai biasanya, warung makan dan restoran kehilangan pengunjung, dan banyak pelaku UMKM terpaksa mengurangi jam operasional atau bahkan menutup usaha mereka.

    Dampak pertama yang paling cepat terlihat adalah melemahnya daya beli masyarakat. Banyak pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengurangan jam kerja yang berujung pada penurunan pendapatan.

    Kondisi ini membuat masyarakat semakin selektif dalam melakukan pengeluaran, terutama untuk kebutuhan non-esensial. Sektor perdagangan—yang menjadi salah satu motor ekonomi Pontianak—mengalami penurunan transaksi yang tajam.

    Para pedagang di pasar tradisional hingga toko-toko kecil menghadapi berkurangnya jumlah pembeli yang berdampak langsung pada pendapatan mereka.

    Selain sektor perdagangan, transportasi juga merasakan imbas besar. Angkutan umum menjadi sepi, sementara transportasi berbasis daring mengalami penurunan pesanan yang drastis.

    Pengemudi ojek online berada dalam kondisi pendapatan yang tidak menentu akibat terbatasnya mobilitas masyarakat. Efek domino pun muncul, termasuk berkurangnya permintaan bahan bakar dan layanan pendukung lainnya.

    Pandemi turut mengganggu distribusi logistik ke Kota Pontianak. Pembatasan mobilitas antarwilayah menyebabkan alur distribusi barang terhambat, sehingga beberapa komoditas mengalami kelangkaan atau kenaikan harga.

    Pelaku usaha yang bergantung pada pasokan bahan baku dari luar daerah harus mencari alternatif atau menanggung biaya tambahan. Tantangan ini tidak hanya memperlambat aktivitas produksi, tetapi juga mengancam keberlanjutan usaha mikro dan kecil.

    Namun, pandemi juga memberikan pelajaran penting mengenai pentingnya adaptasi, terutama dalam penggunaan teknologi. Di tengah keterbatasan mobilitas, masyarakat mulai terbiasa melakukan berbagai aktivitas secara daring.

    Pelaku UMKM yang sebelumnya bertumpu pada penjualan konvensional mulai memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk mereka. Media sosial, marketplace, dan layanan pesan-antar menjadi saluran utama untuk mempertahankan penjualan.

    Digitalisasi ini kemudian menjadi titik awal kebangkitan ekonomi Pontianak pascapandemi. Pelaku UMKM yang mampu beradaptasi tidak hanya mempertahankan usaha, tetapi juga menemukan peluang baru.

    Mereka dapat menjangkau pelanggan lokal maupun luar daerah, sementara platform digital membantu meningkatkan visibilitas produk lokal seperti kuliner khas, kerajinan, dan jasa kreatif.

    Penerapan pembayaran digital juga semakin meluas. Masyarakat Pontianak kini lebih akrab dengan transaksi non-tunai seperti e-wallet dan QRIS. Selain mendukung penerapan protokol kesehatan, metode pembayaran digital mempermudah pencatatan transaksi bagi pelaku usaha, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat proses jual beli.

    Pemerintah daerah turut berperan dalam mempercepat transformasi ekonomi digital melalui program pelatihan UMKM, pengembangan infrastruktur digital, serta penyediaan layanan publik berbasis teknologi.

    Upaya ini menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya inovasi. Generasi muda Pontianak juga semakin terlibat dalam sektor ekonomi digital melalui berbagai peluang di bidang kreatif, seperti desain grafis, pemasaran digital, pengembangan aplikasi, dan produksi konten.

    Selain itu, perubahan pola konsumsi masyarakat turut mendorong pertumbuhan ekonomi digital. Layanan pesan-antar makanan dan barang mengalami peningkatan signifikan. Restoran kecil dan kedai kopi lokal yang sebelumnya berfokus pada layanan dine-in kini sangat bergantung pada platform pengantaran. Kebiasaan baru yang terbentuk selama pandemi terbukti masih berlanjut hingga saat ini.

    Berdasarkan perkembangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekonomi Pontianak tengah berada pada fase transformasi penting. Meskipun pandemi membawa tantangan besar, situasi ini juga membuka peluang percepatan digitalisasi. Adaptasi pelaku usaha, dukungan pemerintah, dan perubahan perilaku konsumen menjadi faktor penting dalam kebangkitan ekonomi lokal.

    Ke depan, penguatan ekonomi digital berpotensi membuka lapangan kerja baru, meningkatkan daya saing produk lokal, serta memperluas akses pasar bagi UMKM.

    Dengan kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat, Pontianak dapat terus berkembang sebagai kota yang tidak hanya tangguh menghadapi krisis, tetapi juga progresif dalam memanfaatkan peluang digital. Transformasi ini diharapkan mampu membawa perekonomian Pontianak menuju kondisi yang lebih stabil, modern, dan berkelanjutan.

    Daftar Pustaka 

    Martawardaya, Berly. Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing. 2021.
    https://repository.paramadina.ac.id/1634/1/Buku%20Transformasi%20Ekonomi%20%28Book%20Chapter%20Handi%20Risza%29.pdf.

    Resosudarmo, Budy P., et al. Regional Perspectives of COVID-19 in Indonesia. 2021.
    http://repo.unhi.ac.id/bitstream/123456789/2435/1/IRSA%20BOOK%2019.pdf.

    Nustini, Yulia, and Zhafiri Fadhlan. “An Investigation on Factors Influencing the Intention to Use E-Money: A Case Study in Pontianak, Indonesia.” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 2020.
    https://journal.uii.ac.id/JAAI/article/view/17264.

    *Antonio Fabio Canavaro, Mahasiswa Akademi Keuangan dan Perbankan Grha Arta Khatulistiwa, Unika San Agustin, (Sam). 

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles