MAJALAHDUTA.COM, ENAROTALI – SMA Negeri 1 Paniai merayakan ulang tahunnya yang ke-29 dengan sebuah misa syukur yang diadakan di Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah, pada Kamis (5/10/2023). Misa ini dipimpin oleh Pastor Vincent Budi Nahiba, Pr, rekan paroki St. Yosep Enarotali dari Keuskupan Timika.
Misa syukur ini dihadiri oleh sekitar 60 siswa Katolik dari SMA Negeri 1 Paniai, yang berasal dari beberapa paroki di sekitar danau Paniai, serta dua pewarta Mihkael Goo dan Yohanes Mote, serta guru agama Katolik Maria Mia Yogi, dan dua guru Katolik lainnya, Ibu Meri Palembangan dan Bapak Andreas Lolopayung.
Marselina Mote, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Paniai, berinisiatif untuk mengundang tiga pemuka agama, yaitu Kristen Protestan, Katolik, dan Islam, untuk mengadakan ibadat syukuran serentak untuk para siswa dalam tempat dan waktu yang berbeda.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong sikap toleransi dan moderasi antar-umat beragama di Kabupaten Paniai.

Maria Mia Yogi, satu-satunya guru Agama Katolik lulusan Sekolah Tinggi Katolik “Touyee Paapa,” menambahkan bahwa perayaan Ekaristi Kudus di SMA Negeri 1 Paniai merupakan yang pertama kali diadakan di sekolah tersebut.
Dalam homilinya, Pastor Budi mengajak para siswa untuk menjadi utusan dan pembawa kabar keselamatan, seperti para murid Tuhan Yesus yang diutusNya. Para siswa juga diajak untuk menjadikan diri mereka sebagai “Bait Allah” dengan menjauhi perilaku yang tidak baik sehingga dapat memiliki masa depan yang lebih baik.
Selain itu, Marselina Mote, yang beragama Kristen Protestan, meminta Pastor Budi untuk memberkati semua ruangan di SMA Negeri 1 Paniai.
Kepala sekolah berharap agar semua ruangan tersebut menjadi ruangan yang kudus dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar demi masa depan yang cerah.
SMA Negeri 1 Paniai memiliki sekitar 500 siswa, sementara jumlah siswa Katolik dari kelas satu hingga kelas tiga berjumlah 120 anak.
Perayaan HUT yang melibatkan beragam agama ini menjadi contoh nyata tentang pentingnya toleransi beragama dan kerukunan antar-umat beragama di lingkungan pendidikan.
Sumber: Jeremias Rahadat




