Sunday, October 26, 2025
More

    Santo Matius Rasul: Dari Pemungut Cukai Menjadi Murid Kristus yang Berani

    Matius, anak Alfeus (Markus 2:14) adalah seorang Yahudi dari Galilea. Dia adalah seorang pemungut cukai di kota Kapernaum. Pada jaman itu para penarik pajak (pemungut cukai) Kerajaan Romawi dipilih oleh para pejabat lokal Romawi dari penduduk setempat yang dianggap dapat diajak bekerja sama. Mereka diberikan kewenangan untuk menarik pajak namun sama sekali tidak diberi gaji atas pekerjaan mereka. Karena itu para pemungut cukai ini biasanya menarik pajak lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya mereka tagih; dan kelebihan ini dianggap sebagai upah mereka.

    MAJALAHDUTA.COM, SPRITUALITAS– 21 September 2023, Sebuah kisah inspiratif dari abad pertama Kristen kembali mencerahkan kita tentang Santo Matius Rasul, seorang pemungut cukai yang menjadi salah satu murid setia Yesus Kristus.

    Matius, anak Alfeus, lahir di Galilea dan mengabdikan dirinya pada profesinya sebagai pemungut cukai, sebuah pekerjaan yang sering kali memicu kebencian di kalangan sesama Yahudi.

    Pekerjaan sebagai pemungut cukai pada masa itu bukanlah hal yang dihormati oleh masyarakat.

    Mereka yang menjalani profesi ini, yang ditunjuk oleh pejabat Romawi setempat, sering kali menarik pajak lebih tinggi daripada yang seharusnya dan memanfaatkan kelebihan tersebut sebagai upah.

    Karena itulah, mereka dianggap sebagai “orang berdosa” oleh banyak orang Yahudi.

    Namun, kisah Santo Matius menjadi salah satu contoh luar biasa tentang bagaimana Yesus Kristus melihat potensi baik dalam semua orang. Suatu hari, Yesus melihat Matius duduk di rumah cukai dan dengan tegas berkata, “Ikutlah Aku.”

    Tanpa ragu, Matius meninggalkan segalanya, termasuk jabatannya dan harta yang dihasilkan dari profesinya, untuk mengikuti Yesus.

    Kisah perjumpaan Matius dan Yesus ini memberikan pelajaran tentang belas kasih dan pengampunan Kristus.

    Matius mengadakan perjamuan besar untuk Yesus dan mengundang teman-temannya yang juga dianggap berdosa oleh masyarakat Yahudi.

    Tindakan ini memicu kritik dari beberapa pihak, namun Yesus menjawab dengan kata-kata yang penuh makna, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

    Sebagai seorang murid dan Rasul, Santo Matius mengikuti Kristus hingga saat penderitaan dan kematian-Nya.

    Ia juga menjadi salah satu saksi kebangkitan Kristus dan hadir dalam momen penting saat Yesus naik ke surga bersama para Rasul yang lain.

    Meskipun kisah hidup Santo Matius setelah peristiwa tersebut kurang jelas dan terkadang hanya berdasarkan legenda, ada indikasi bahwa ia mewartakan Injil di antara orang-orang Yahudi selama beberapa tahun.

    Santo Klemens dari Alexandria bahkan mengatakan bahwa Matius melayani di berbagai wilayah, termasuk Ethiopia, Makedonia, Suriah, serta Persia dan Partia.

    Santo Matius adalah penulis Injil Matius, kitab pertama dalam Perjanjian Baru. Injil ini ditulis untuk membuktikan kepada pembaca Yahudi bahwa Mesias yang mereka nantikan telah datang dalam pribadi Yesus Kristus.

    Kisah Santo Matius Rasul menginspirasi kita untuk melihat potensi baik dalam setiap individu, bahkan di antara mereka yang dianggap berdosa oleh masyarakat.

    Hari ini, kita merayakan Santo Matius sebagai teladan kasih Kristus yang tak terbatas dan kesediaan untuk meninggalkan masa lalu yang kelam demi mengikuti jalan kebenaran.

    Editor: MajalahDUTA.Com
    Sumber: Berbagai Bahan

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles