MajalahDUTA.Com, MEMPAWAH– Rabu 30 Agustus 2023 – Pertemuan Pastores se-Keuskupan Agung Pontianak terus berlanjut dengan momentum yang luar biasa.
Diadakan di Rumah Retret Santo Yohanes Paulus II Anjungan, acara tersebut telah dihadiri oleh sekitar 80 imam dari Keuskupan Agung Pontianak.
Setelah sesi berharga seputar “Berpastoral Kontekstual di Kalimantan Barat” yang dipimpin oleh Romo JB Mardi Kartono SJ, perhatian beralih ke isu yang tak kalah penting, yakni bahaya narkoba dan Generasi Emas Gereja.
Sesi kedua yang dimulai pada pukul 16.00 WIB mengangkat tema “Generasi Emas Gereja: Sehat dan Sukses Tanpa Narkoba Wujudkan Indonesia Bersinar.” Narasumber yang dihadirkan adalah Brigjen Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto. M Si, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Barat.
Dalam paparannya, Sumirat Dwiyanto mengajak para imam untuk memahami dan menghadapi tantangan terkait narkoba. “Generasi Emas Gereja harus hadir tanpa terpengaruh narkoba. Ini adalah upaya bersama untuk mewujudkan Indonesia yang bersinar,” tegasnya.
Dia memaparkan sejumlah isu terkait penyalahgunaan narkoba dan strategi yang perlu diambil untuk menghadapinya.
Langkah-langkah pencegahan
Dalam materi yang disampaikan, Brigjen Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto. M Si mempertegas pentingnya langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan narkoba.
Dia mengajak para imam untuk terlibat aktif dalam perang melawan narkotika, dengan fokus pada sumber dana dan upaya-upaya pencegahan. “Kita harus memberikan perhatian serius terhadap rehabilitasi, terutama bagi anak-anak yang putus asa karena dampak narkoba,” katanya.
Dia menyampaikan fakta alarm tentang masalah narkoba di Kalimantan Barat. Dalam rentang tahun 2009 hingga 2021, tercatat sekitar 3,6 juta pecandu narkoba, dengan lebih dari 16 ribu di antaranya ada di Kalimantan Barat.
Wilayah ini memiliki 230 lokasi rawan narkoba. Brigjen Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto. M Si juga mengungkapkan adanya modifikasi dan perubahan dalam jenis narkoba yang diedarkan oleh para bandar.
Brigjen Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto. M Si menggarisbawahi betapa pentingnya keterlibatan dan kepedulian semua pihak untuk melawan narkoba. “Bandar narkoba terus berupaya menghindari pelacakan dengan berbagai cara. Ini adalah tanggung jawab kita untuk menjaga masyarakat dan generasi muda dari ancaman ini,” imbuhnya.
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pencegahan dan pemberantasan narkotika, BNN memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga kesejahteraan masyarakat. Dasar hukum BNN diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Acara ini menjadi kesempatan bagi para imam dan umat Katolik untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang peran mereka dalam mencegah penyebaran narkoba dan menjaga generasi muda dari bahaya ini.
Semangat untuk menjaga generasi muda dari dampak narkoba menjadi fokus dalam pertemuan ini. Pesan Brigjen Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto. M Si tidak hanya menyentuh hati para imam, tetapi juga memberi inspirasi untuk berperan aktif dalam mewujudkan Generasi Emas Gereja yang kuat, sehat, dan terbebas dari pengaruh negatif narkoba.
Sumirat Dwiyanto apresiasi Keuskupan Agung Pontianak
Dalam wawancaranya dengan awak media, Sumirat Dwiyanto memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Bapa Uskup karena telah memberikan kesempatan kepada BNN untuk memberikan dan berbagi informasi tentang bahaya narkotika terutama untuk wilayah Kalimantan Barat khususnya.
Dia juga mengatakan bahwa kesempatan ini merupakan peristiwa yang sangat cocok untuk mencegah peredaran narkotika dilingkungan Orang Muda Katolik (OMK) khususnya untuk mengantisipasi terjadinya penggunaan narkoba dikalangan gereja.
Sumirat Dwiyanto menghimbau kepada OMK untuk semua paroki yang ada di Keuskupan Agung Pontianak untuk lebih aktif dan mendekatkan diri pada kegiatan positif terlebih mendekati kalangan gereja yang notabene memberikan penguatan iman serta pengetahuan.
“Diharapkan para romo, bruder, suster dan semua peserta bisa mensosialisasikan dan memberikan informasi sehingga meningkatkan pengetahuan bahaya narkotika agar hidup lebih baik dalam masyarakat tanpa narkotika,” kata Sumirat Dwiyanto.
Dia juga menjelaskan dengan pengetahuan yang meningkat pasti tumbuh kesadaran dari OMK yang merupakan generasi emas gereja, untuk bisa menangkal, menolak dan mencegah narkotika yang akan bersentuhan dengan mereka.
Tujuannya untuk menghindarkan OMK dari pengaruh buruk supaya hidup lebih sehat, sukses dan bahagia tanpa narkotika. Baginya, pertemuan dan seminar kepada para imam Keuskupan Agung Pontianak sungguh luar biasa.
Peluang untuk menjadi generasi emas bagi OMK akan lebih luas seraya slogan 100% katolik, 100% Indonesia.
Sumirat Dwiyanto berpesan kepada kaum muda agar menjauhi aura negatif dalam pergaulan yang ada di sekitar lingkungan dan menjalin sosialisasi secara positif dengan sesama orang muda agar hidup lebih sehat dan bebas narkoba.