Duta, Landak | Kesadaran lingkungan menjadi isu penting di Tengah meningkatnya kerusakan alam dan menurunnya keanekaragam hayati. Mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peran strategis dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Namun, kesaran tersebut tidak juga cukup dibangun hanya melalui pembelajaran di dalam kelas. Diperlukan pengalaman nyata yang mampu menghubungkan pengetahuan dengan realitas alam.
Salah satu bentuk pembelajaran kontekstual yang efektif Adalah tour kebun Binatang, karena memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan satwa dan memahami pentingnya konservasi.
Kebun Binatang memiliki fungsi yang lebih luas dari pada sekadar tempat hiburan. Menurut kajian (Penelitian, 2024), “kebun Binatang memiliki empat fungsi utama, yaitu konservasi, penelitian, hiburan, dan Pendidikan”.
Fungsi Pendidikan inilah yang menjadi dasar kuat mengapa kebun Binatang relevan dijadikan sarana pembelajaran bagi mahasiswa. Melalui kunjungan langsung, mahasiswa dapat mengamati keanekaragam hewan yang ada di paroki salib suci ngabang seperti monyet, beruk, rusa, kijang, landak, ayam Mutiara dan angsa yang masing-masing memiliki peran pering dalam ekosistem.
Kegiatan tour di kebun Binatang di paroki salib suci ngabang yang menjadi refleksikan oleh kelompok kami terdiri dari Yoga, Nando, Goro, Radit, Raka, Ego, dan Jesua menjadi contoh bagaimana pembelajaran lingkungan dapat dilakukan secara nyata.
Pengamatan terhadap monyet dan beruk misalnya, menunjukan bahwa satwa memiliki perilaku sosial dan kecerdasan yang kompleks. Hal ini sejalan dengan peryantaan bahwa “zoom and aquarium education programmes have demonstrated value in promoting biodiversity knowledge and conservation learning” (Counsell et al., 2020).
Dengan melihat langsung perilaku satwa, mahasiswa lebih mudah memahami petingnya menjaga keanekaragaman hayati.
Selain itu, keberadaan rusa dan kijang memberikan Pelajaran tentang ketergantungan satwa terhadap habitat yang Lestari. Satwa ini sangat sesitif terhadap perubahan lingkungan, sehingga kerusakan hutan dapat berdampak langsung pada kelangsungan hidupnya.
Penelitian (Abad, n.d.), menunjukan bahwa “pengamatan terhadap berbagai satwa di kebun Binatang dapat mempromosikan pemahaman tentang interaksi antara manusia dan alam”. Dari pengalaman ini, mahasiswa belajar bahwa aktivitas manusia memiliki konsekuensi ekologis yang nyata.
Landak, ayam Mutiara, dan angsa juga memberikan perspektif baru tentang keanekaragaman adaptasi makhluk hidup. Melalui satwa-satwa tersebut, mahasiswa memahami bahwa setiap spesies memiliki peran unik dalam ekosistem. Hal ini memperkuat argument bahwa konsevasi tidak boleh selektif, melainkan harus mencakup seluruh komponen alam.
Seperti dijelaskan (Abad, n.d.), “zoos can effectively engage visitors in conservation education through interpretive materials and direct observation”.Artinya: kebun Binatang dapat secara efektif melibatkan pengujung dalam Pendidikan konservasi melalui bahan penjelasan (edukatif) dan pengamatan lansung.
Dalam konteks Pendidikan, tour kebun Binatang terbukti meningkatkan sikap positif terhadap lingkungan. (Kleespies et al., 2022), menyatakan bahwa “tur berpemandu di kebun Binatang meningkatkan keterhubungan dengan alam dan sikap positif terhadap konservasi spesies”. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman langsung memiliki dampak emosional yang kuat, yang sulit diperoleh melalui pembelajaran teoritas semata.
Konteks Paroki Salib Suci Ngabang memberikan makna tambahan dalam kegiatan ini. Gereja mengajarakanbahwa manusia Adalah penjaga ciptaan Tuhan. Kesadaran ekologis yang dibangun melalui tour kebun Binatang selaras dengan nilai iman tersebut.
Pendidikan lingkungan tidak hanya membentuk kecerdasan intelektual, tetapi juga tanggung jawab moral. (Esson & Moss, 2014), menyatakan dalam penelitian, “ zoos provide a context for reinforcing environmentally responsible behaviour”. Artinya: kebun Binatang menyediakan konteks atau sarana untuk memperkuat perilaku yang beranggung jawab terhadap lingkungan.
Tour kebun Binatang kuga mendorong refleksi kritis mahasiswa. Mereka tidak hanya menikmati keindahan satwa, tetapi juga mempertanyakan bagaimana pengelolaan kebun Binatang dilakukan. Kesadaran ini penting agar mahasiswa tidak bersikap pasif. Pendidikan konservasi, menurut (Nygren, 2018), “membantu pengunjung memahami ancaman terhadap satwa dan mendorong Tindakan nyata di kehidupan sehari-hari”.
Lebih jauh, kebun Binatang berperan sebagai pusat konservasi ex-situ. Penelitian di Indonesia menunjukan bahwa kebun Binatang berperan penting dalam mendukung konservasi satwa dan Pendidikan perlindungan spesies”. hal ini menegaskan bahwa kebun Binatang dapat menjadi mitra strategis dalam Upaya pelestarian lingkungan.
Dampak Pendidikan kebun Binatang tidak berhenti pada pengetahuan, tetapi juga perubahan sikap. Studi evaluasi pembelajaran menunjukan bahwa, “intervasi Pendidikan dikebun Binatang memberikan peluang besar untuk meningkatkan pemahaman lingkungan pengunjung”. Mahasiswa yang memiliki pemahaman ini diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi sampah, menjaga kebersihan, dan mendukung Upaya konservasi.
Sebagai penutup, tour kebung Binatang di Paroki Salib Suci Ngabang merupakan sarana pembelajaran yang efektif untuk membangun kesadaran lingkungan di kalagan mahasiswa. Melalui pengamatan langsung terhadap monyet, beruk, rusa, kijang, landak, ayam Mutiara, dan angsa.
Mahasiswa memperoleh pengalaman nyata tentang petingnya keanekaragaman hayati. Dalam konteks Paroki Salib Suci Ngabang, kegiatan ini menjadi perwujudan nilai-nilai iman dan tanggung jawab terhadap ciptaan Tuhan. Kelompok Yoga, Nando, Goro, Radit, ego, dan Jesua menunjukan bahwa pembelajaran diluar kelas mampu membentuk generasi muda yang peduli, kritis, dan berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan.
*Fernando Diansi Mahasiswa PJKR di Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo kampus 1 Ngabang, FKIP. (S).




