Wednesday, December 24, 2025
More

    Koordinasi Manusiawi adalah Kunci Organisasi yang Adaptif dan Berdaya Tahan

    Duta, Pontianak | Menurut saya, koordinasi dalam organisasi bukan sekadar soal aturan, struktur, atau hubungan atasan dan bawahan, melainkan tentang bagaimana orang-orang di dalamnya dapat bekerja sama secara efektif.

    Artikel yang dibahas menggambarkan koordinasi sebagai jembatan yang harus terus “bernapas”, yakni selalu aktif, fleksibel, dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah.

    Jika koordinasi berhenti atau dijalankan secara kaku, maka aliran kerja akan tersumbat dan tujuan organisasi sulit tercapai.

    Saya sependapat dengan pandangan penulis bahwa koordinasi juga mengandung nilai etika. Dalam kehidupan organisasi, termasuk di lingkungan kampus, koordinasi yang baik tercermin melalui komunikasi yang terbuka, saling menghargai pendapat, serta adanya rasa tanggung jawab bersama.

    Koordinasi yang hanya berorientasi pada perintah tanpa dialog sering kali memicu kesalahpahaman, jarak emosional, bahkan konflik antaranggotanya.

    Oleh karena itu, koordinasi seharusnya dipahami sebagai proses membangun kerja sama, bukan sekadar menjalankan aturan formal. Organisasi atau lembaga yang mampu menciptakan koordinasi yang manusiawi akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan, memiliki solidaritas yang kuat, serta lebih efektif dalam mencapai tujuan bersama.

    Dari sudut pandang manajemen, koordinasi berfungsi untuk menyatukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan. Dalam tulisan ini saya mau menunjukkan bahwa koordinasi yang baik dapat mencegah pemborosan waktu, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan efektivitas kerja.

    Hal ini sangat relevan dengan kondisi organisasi modern yang dituntut untuk bergerak cepat di tengah perubahan yang dinamis.

    Selain itu, koordinasi berkaitan erat dengan konsep rentang manajemen (span of control). Jika seorang pemimpin harus mengawasi terlalu banyak anggota tanpa koordinasi yang jelas, maka pengawasan akan menjadi tidak efektif.

    Namun, dengan koordinasi yang baik—melalui komunikasi yang intensif, pembagian tugas yang jelas, serta pemanfaatan teknologi—rentang manajemen yang luas tetap dapat dikelola secara optimal.

    Aspek etika dalam artikel ini juga penting untuk dipahami, terutama bagi mahasiswa. Koordinasi yang dijalankan secara adil, konsisten, dan terbuka akan menumbuhkan kepercayaan antaranggotanya. Ketika setiap individu merasa didengar dan dihargai, potensi konflik dapat diminimalkan dan kerja sama akan semakin kuat.

    Secara keseluruhan, artikel ini menegaskan bahwa koordinasi merupakan kunci keberhasilan organisasi. Bagi saya, pemahaman ini menjadi bekal penting, baik saat terlibat dalam organisasi kampus maupun ketika memasuki dunia kerja di masa depan.

    Koordinasi yang sehat bukan hanya mendukung tercapainya tujuan organisasi, tetapi juga membentuk budaya kerja yang manusiawi dan berkelanjutan.

    *Marisstella– Mahasiswi AKUB Semester 1 – Pengantar Manajemen. (Sam). 

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles