MajalahDUTA.com, Pontianak – Kongregasi SFIC Provinsi Indonesia kembali mengadakan perayaan syukur kebiaraan. Sabtu, 29 Oktober 2022 di Gereja Katedral Santo Yosef Pontianak. Misa syukur dipimpin oleh Yang Mulia Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus. Hadir juga Uskup Emeritus , Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, OFM. CAP serta para imam konselebran.
“Orang yang konsekuen dalam panggilannya akan beriman 100 kali lipat tanpa batas. Bahwa pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup kekal. Tantangan pasti ada, tetapi tanamkan keyakinan bahwa Tuhan memilih saya bertugas khusus dan Tuhan juga akan menyelamatkan saya. Itulah yang menjadi kekuatan ketika kita menghadapi konflik-konflik batin yang berkaitan dengan tugas perutusan dan keluarga ” ungkap Uskup Agus dalam Homilinya.
Sungguh menjadi momentum yang sangat membahagiakan dan penuh syukur, kebahagiaan terpancar nyata di wajah mereka yang merayakan pesta hidup membiara dan mengucapkan kaul kekal. Tidak hanya mereka yang merasakan kebahagiaan itu, tetapi seluruh keluarga besar kongregasi SFIC dan seluruh keluarga dari para suster turut bersukacita
Beriman Tanpa Batas
Misa syukur dihadiri oleh seluruh keluarga dari para suster yang merayakan perayaan syukur hidup membiara dan yang berkaul kekal serta seluruh tamu undangan yang sangat luar biasa.
Berikut adalah nama-nama suster yang merayakan pesta hidup membiara dan mengucapkan kaul kekal:
- 70 tahun hidup membiara: Sr. Aloysia L, SFIC dan Sr. Anastasia P, SFIC
- 60 tahun hidup membiara: Sr. Jeanne Marie P, SFIC
- 40 tahun hidup membiara: Sr. Cornelia S, SFIC dan Sr. Yohanila N, SFIC
- 25 tahun hidup membiara: Sr. Valentina S, SFIC dan Sr. Marselina, SFIC
- Suster yang mengucapkan kaul kekal: Sr. Filomena, SFIC dari paroki Salib Suci Noyan, Sr. Asteria Suati, SFIC dari paroki Salib Suci Ngabang, Sr. Patricia F, SFIC dari paroki St. Agustinus dan Mattias Darit, Sr. Pelagia Agnes, SFIC dari paroki Santo Fransiskus Asisi Singkawang dan Sr. Flora Y, SFIC dari paroki Salib Suci Ngabang
Tidak semua orang dapat mengalami dan merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh para suster pada hari ini. Menjadi pengantin Kristus adalah sebuah kebahagiaan nyata dalam hidup mereka, khususnya para suster yang merayakan pesta yang sungguh luar biasa yaitu pesta hidup membiara 70 tahun, 60 tahun, 40 tahun dan 25 tahun. Hal ini merupakan suatu prestasi yang jarang dialami oleh banyak orang.
Baca Juga: Uskup Agustinus Resmikan Jalan Salib Kayu Gua Maria Anjungan
Sr. Marselina, SFIC yang mewakili para suster, dalam sambutannya menyampaikan limpah terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelanggaraan perayaan pesta syukur hidup membiara dan mengucapkan kaul kekal. Begitu besar harapan yang mereka panjatkan, bahwa dengan kekuatan Tuhan apa yang sudah diperoleh tidak akan dilepaskan hanya karena hal-hal sepele dan terus berjalan untuk langkah yang semakin jauh.
“Semoga dengan kekuatan Tuhan mutiara yang sudah kami raih tidak kami lepaskan hanya karena hal-hal yang sepele dan tidak berarti”.
“Bersama Bapa Fransiskus dari Asisi dan suster Teresia Van Miert kami juga dalam kesempatan ini berkata mari kita bangkit dan memulai lagi karena sampai saat ini kita belum berbuat apa-apa” lanjutnya dalam harap.
Pihak keluarga dari para suster dalam sambutannya menyampaikan terima kasih yang terdalam kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan perayaan syukur ini, secara khusus kepada keluarga besar Kongregasi SFIC. Pihak keluarga memiliki harapan yang sangat besar bahwa para suster menjunjung tinggi kesetiaan dalam panggilannya.
“Semoga mereka semua setia dalam perjalanan hidup yang sudah mereka pilih. Doa dan dukungan akan selalu ada untuk kalian. Tetap maju dan melangkah menjadi pelayan Tuhan yang setia”.
Perayaan Syukur
Sambutan dilanjutkan oleh Provinsial SFIC Provinsi Indonesia, Sr. Yulita Imelda, SFIC. Dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para suster yang merayakan pesta hidup membiara dan yang mengucapkan kaul kekal.
“Kami atas nama persaudaraan SFIC Provinsi Indonesia mengucapkan proficiat, selamat dan bahagia bagi para suster jubilaris dan suster yang baru saja mengikrarkan janji setia seumur hidup. Banyak salam, doa dan kasih serta perhatian dari dewan general, dewan pimpinan dan semua anggota kongregasi dari berbagai provinsi”.
Sr. Imelda juga menyampaikan ucapan terima kasih dan rasas yukur kepada para suster yang mengucapkan kaul kekal, atas kesetiaan dan penyerahan diri secara total kepada Allah melalui kongregasi dan kehadiran para suster merupakan hadiah bagi kongregasi. Ia juga berharap bahwa para suster senantiasa bertekun dan bersedia menjalani tugas perutusan dimanapun para suster diutus.
Baca Juga: Perdana di Keuskupan Agung Pontianak: Paroki Stella Maris Siantan Rayakan Devosi Rosario Meriah
“Sudah sepantasnya kita bersyukur karena kehadiran para suster yang mengucapkan janji setia seumur hidup menjadi hadiah kongregasi dan sekaligus menjadi aset berharga bagi Provinsi Indonesia”
Sr. Imelda mengungkapkan bahwa hidup membiara yang sudah memasuki usia 70 tahun, 60 tahun, 40 tahun dan 25 tahun bukanlah hal yang mudah. Pesta hidup kebiaraan yang sangat menakjubkan, tentunya begitu banyak proses yang sudah dilalui hingga sampai di titik ini.
“Memasuki usia 70 tahun, 60 tahun, 40 tahun dan 25 tahun bukanlah hal yang mudah. Namun berkat penyertaan dan penyelenggaraan kasih Allah kepada para pengantin Kristus yang berbahagia ini. Sehingga setiap peristiwa hidup bagaimanpun situasinya dapat dilewati dengan baik dan pasti”
Kongregasi SFIC Indonesia
Menutup sambutannya Sr. Imelda dan mewakili para suster SFIC menyampaikan limpah terima kasih kepada Yang Mulia Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus yang telah berkenan memimpin ekaristi Perayaan Syukur para suster yang Merayakan Pesta Hidup Membiara dan Kaul Kekal. Dan suatu kehormatan atas kehadiran Uskup Emeritus, Mgr. Hieronymus Bumbun serta para imam konselebran yang turut hadir.
Mgr. Agustinus Agus dalam sambutannya mengungkapkan kekagumannya kepada para suster SFIC. “Setiap tahun ada yang masuk aspiran, novis dan setiap tahun ada perayaan pesta kebiaraan. Dan tahun ini rekor karena ada yang 70 tahun hidup membiara. Tentu ini bukan begitu saja terjadi, bahwa keluarga besar suster SFIC sudah menunjukkan dalam hidupnya, dalam kesaksiannya bagaiman hidup seorang biarawati sehingga menarik minat banyak orang. Jadi bukan sesuatu yang tiba-tiba tetapi pastilah melalui proses yang panjang. Dan menurut saya kesaksian hidup baik sebagai guru, perawat, katekis, dan tenaga pastoran itu juga sangat menentukan orang tertarik untuk menjadi suster. Lanjutkan itu suster” Ungkap Mgr. Agus.
Mgr. Agus mengatakan bahwa hidup berkomunitas dalam persaudaraan, dalam biara khususnya para suster SFIC tentunya seorang pimpinan memiliki peran yang sangat penting. Sebagai pimpinan diharapkan mampu mengambil peran sebagai orang tua, sebagai bapak, sebagai ibu keluarga besar suster SFIC yang mampu menggantikan keluarga asal suster itu sendiri. Terdapat banyak kemungkinan yang akan terjadi baik itu suka maupun duka.
Baca Juga: Uskup Agustinus Dukung Peresmian dan Dedikasi Gereja Mendalam
“Dimana ada persaudaraan, kebersamaan, dan hidup sebagai keluarga besar harus saling menghormati dan rendah hati memaparkan keseharian hidup baik itu kenyamanan maupun kesusahan dalam komunitas. Kekuatan sebagai seorang biarawan/biarawati antara lain adalah hidup sebagai saudara satu dengan yang lain dan dalam melaksanakan tugas perutusan harus kita tunjukkan bahwa kita ini dipanggil oleh Tuhan untuk melanjutkan karya Tuhan menyampaikan kabar sukacita kepada orang lain dengan penuh keceriaan dan kegembiraan karena kita dipakai sebagai garda Tuhan”
“Selamat suster, saya doakan semoga suster SFIC tetap berkembang terus dan pengabdian kepada masyarakat dilanjutkan serta bisa menjadi kesaksian hidup bagi umat dan masyarakat bahwa hidup ini akhirnya tujuan kita masuk surga. Sekali lagi selamat para suster yang merayakan pesta hidup membiara dan yang mengucapkan kaul kekal. Saya doakan, pimpinan dan anggota dewan pimpinan mampu menjadi ibu yang baik bagi keluarga besar suster SFIC” ungkap Bapa Uskup.
Setelah perayaan ekaristi selesai dan beberapa sambutan yang sudah disampaikan. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan ramah tamah di aula kompleks persekolahan suster.