Penulis: Rudi Hartono (Videografer Majalah DUTA)
MajalahDUTA.Com, Pontianak- Nyarumkop, 28- 30 Oktober 2020 telah diadakan ]nya pelatihan jurnalistik di Aula belajar Topang, Nyarumkop, Singkawang yang di berikan oleh Samuel sebagai pemateri dan diikuti 13 mahasiswa Topang dan Br.Wilhemus, pelatihan tersebut dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang pemerintah anjurkan.
Sesi pertama kamis, 28 oktober 2020 pukul 08.00 WIB pagi pelatihan dibuka dengan doa dan perkenalan diri oleh Samuel mahasiswa topang, dilanjukan dengan permainan logika ( tiga garis) di mana audiens dituntut untuk memecahkan teka-teki dari permainan tersebut.
Dalam permainan tersebut salah satu mahasiswa mengaku bahwa mereka kesulitan untuk memecahkan teka-teki itu. Di mana sebenarnya ada kunci setiap perubahan dari garis yang diubah bentuknya.
BACA: Pelatihan Jurnalistik Siswa SMA Negeri 2 Sungai Ambawang
Dalam permainan ini Samuel menyampaikan bahwa, bukan hanya dilihat saja namun kita juga harus mengetahui, dari berbagai sudut pandang agar dapat mengerti tentang pesan yang disampaikan dari permainan garis tersebut.
Begitu pula dengan jurnalistik, seorang jurnalistik diminta untuk mampu melihat dan menilai dari sudut pandang mana saja.
Usai permainan, audiens diminta membuat berita tentang apa yang sudah mereka lakukan pada kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan dengan pemberian sesi materi Jurnalistik. Selain teknik dasar ia juga menjelaskan jenis jenis berita dan teknik dasar dalam jurnalistik, dimana materi tersebut dimulai dengan konsep 5W + 1 H.
Setelah mendapatkan dasar dasar jurnalistik mahasiswa topang diminta untuk membuat berita mewawancari dosen, pastor, bruder dan suster mengenai Sejarah nyarumkop hal ini supaya mereka memahami tentang apa yang telah disampaikan.
Sesi ke-2 pun di mulai pukul 15.00 WIB, dan di sini Samuel membahas hasil wawancara mahasiswa Topang. Kali ini, semua Mahasiswa sudah mulai terlihat bisa membuat berita laporan wawancara, walaupun masih ada kekurangan dalam penyampaian berita.
BACA: Mgr. Agustinus Agus turut hadir Silaturahmi Kamtibmas dengan Awak Media
Selanjutnya, Samuel menerangkan bahwa dalam jurnalistik setiap penulis harus bisa menyaring kata-kata yang layak atau dapat dimengerti oleh pembaca. Dalam wawancara bisa juga dilakukan dengan merekam dan mencatat sesuai dengan kebutuhan dari penulis.
Pelatihan hari pertama pun diakhiri dan tugas yang diberikan, mahasiswa diminta untuk menulis tentang khotbah yang Romo Sarjumunarsa sampaikan pada misa pagi yang akan dijadikan berita.
Pukul 08.00 pagi, peserta pelatihan mengumpulkan tugas yang mereka terima kemarin tentang khotbah misa pagi yang pastor berikan.
Dalam tugas ini Samuel mengatakan bahwa beberapa dari mereka sudah dapat membuat berita dalam 5W +1H. Pengakuan dari salah satu peserta tentang tugas pertama mereka yaitu kesulitan dengan memulai satu kalimat dalam penulisan berita.
Selain itu kesulitan untuk menentukan judul, Samuel menjelaskan untuk memulai kalimat bisa diambil dari kata-kata narasumber ataupun isi yang dapat membuat pembaca merasa penasaran dalam judul berita.
Pada hari ke 3, para mahasiswa sudah mampu membuat berita tentang aktivitas di Nyarumkop. Menurut Samuel, tulisan yang mereka buat sudah sesuai layaknya penyajian sebuah berita.
Sebagai tanda kenangan, semua peserta diajak untuk foto bersama sembari menutup kegiatan pelatihan Jurnalistik di Ruang Belajar Mahasiswa Topang, Sabtu, 30 Oktober 2020.