MajalahDUTA.Com, Pontianak- Dalam Injil Lukas 14:1-6, dikisahkan bahwa Yesus menyembuhkan orang yang sakit pada hari Sabat. Yesus tidak ragu-ragu untuk menyembuhkan orang itu meskipun Ia tahu bahwa waktu itu bertepatan dengan hari Sabat. Para ahli Taurat dan orang Farisi tidak menyukai perbuatan Yesus yang menyembuhkan orang sakit itu, karena menurut adat istiadat Yahudi setiap orang dilarang melakukan pekerjaan pada hari Sabat selain beribadah.
BACA: Pelatihan Jurnalistik Siswa SMA Negeri 2 Sungai Ambawang
Mereka bermaksud mencobai Yesus dengan bertanya “Diperbolehkan menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?” Tetapi Yesus menjawab mereka “Siapakah diantara kamu yang tidak segera menarik keluar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?”
Dalam Perayaan Ekaristi Harian yang dilaksanakan pada Jumat 30 Oktober 2020 di Kapel Seminari Menengah Santo Paulus Nyarumkop Singkawang, Romo Sarjumunarsa SJ dalam homilinya memberikan pesan bahwa jangan ragu-ragu jika ingin berbagi kasih dengan sesama.
Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi mengharapkan bahwa jemaat Filipi tetap hidup dalam limpahan kasih “…Semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,” (Filipi 1:9). Hal ini selaras dengan apa yang pernah Yesus katakan kepada para murid-Nya ketika Ia memberikan hukum yang baru yaitu hukum saling berbagi cinta kasih “…Supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi,” (Yohanes 13:14).
Selanjutnya, Romo Sarju menambahkan bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu adanya kepastian yang jelas.
BACA: Orientasi Asrama Mahasiswa Santo Bonaventura (OASBON)
Jangan terlalu terikat dengan aturan yang diberlakukan sehingga kita tidak memperdulikan keadaan sesama kita karena ketaatan pada aturan yang begitu kuat.
Yesus tidak ragu-ragu menyembuhkan orang sakit meskipun pada hari Sabat karena Ia ingin mewujudkan misinya yaitu menyelamatkan manusia.
Ia tidak terlalu memperhatikan aturan atau larangan pada hari Sabat karena Ia lebih mementingkan keselamatan manusia dibandingkan terikat dengan aturan hari Sabat. Para ahli taurat sendiri tidak dapat membantah jawaban-Nya karena terkadang mereka sendiri juga melanggar adat istiadat yang selalu mereka junjung tinggi dalam kebiasaan hidup mereka.
“Jika ingin berbuat kasih, jangan ragu-ragu. Apapun resikonya, just do it!” ujar imam Yesuit yang berkarya di Persekolahan Katolik Nyarumkop ini.
Jumat, 30 Oktober 2020, Natalius Andriyanto- (Mahasiswa TOPANG St. Paulus Nyarumkop Tahun Akademik 2020/2021)