Sunday, April 27, 2025
More

    Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus: Kisah Seorang Bunga Kecil yang Besar dalam Iman

    Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal setelah buku catatan yang ditulisnya diterbitkan menjadi sebuah buku "Kisah Suatu Jiwa," satu tahun setelah kematiannya (di Indonesia diterjemahkan dengan judul: 'Aku Percaya akan Cinta Kasih Allah').

    MAJALAHDUTA.COM, SPRITUALITAS– Alençon, Perancis – Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, juga dikenal sebagai Santa Theresia si Bunga Kecil, adalah sosok yang mempesona dalam dunia spiritualitas Katolik.

    Lahir pada tanggal 2 Januari 1873, di kota Alençon, Perancis, Theresia Martin tumbuh dalam keluarga yang penuh cinta kasih dengan empat saudara perempuan yang lebih tua.

    Orang tuanya, Santo Louis Martin dan Santa Zelie Martin, adalah teladan iman baginya.

    Saat masih kanak-kanak, Theresia kehilangan ibunya, dan keluarganya pindah ke Lisieux, di mana mereka memiliki hubungan dekat dengan biara Karmel.

    Di sana, para suster berdoa dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan seluruh dunia.

    Namun, kehidupan Theresia menjadi semakin sulit ketika kakaknya, Pauline, memutuskan untuk masuk biara Karmel di Lisieux. Pauline telah menjadi “ibu kedua” bagi Theresia, dan kepergiannya sangat berat bagi gadis kecil ini.

    Theresia mengalami masa-masa sakit parah yang tak dapat dijelaskan oleh dokter, hingga suatu hari ia mendapatkan pemulihan yang ajaib setelah melihat patung Bunda Maria tersenyum padanya.

    Peristiwa ini menjadi salah satu momen bersejarah dalam perjalanan hidupnya.

    Dari kecil, Theresia telah memiliki cinta yang mendalam kepada Yesus.

    Ia bercita-cita untuk mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya dan masuk biara Karmel. Namun, karena usianya yang masih sangat muda, ia harus menunggu dan berdoa. Bahkan, ia memohon izin langsung kepada Paus.

    Akhirnya, pada usia lima belas tahun, dengan ijin khusus dari Paus Leo XIII, ia diterima di biara Karmelit di Lisieux.

    Dalam biara, Theresia menjalani kehidupan yang sederhana dan tak istimewa, kecuali dalam satu hal: cintanya yang mendalam kepada Tuhan.

    Ia mengatakan, “Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau itu, Ia ingin kita mencintai-Nya.” Theresia berusaha untuk selalu mencintai dalam segala aspek kehidupannya, bahkan saat dihadapkan pada tantangan dan penderitaan.

    Ia melayani sesama dengan penuh kasih sayang, bahkan ketika dihadapkan pada situasi sulit. Theresia percaya bahwa mencintai sesama adalah cara untuk mencintai Yesus.

    Kehidupannya yang penuh cinta dan pengabdian membuatnya menjadi teladan spiritual bagi banyak orang.

    Sayangnya, hanya sembilan tahun setelah menjadi biarawati, Theresia meninggal karena penyakit tuberculosis (TBC) yang tidak dapat disembuhkan pada saat itu.

    Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ia melihat salib dan berkata, “O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!” Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggalkan dunia ini ketika usianya baru dua puluh empat tahun.

    Namun, janji-janji yang dibuat oleh Theresia sebelum kematiannya terbukti benar. Dari surga, ia terus melakukan kebaikan bagi dunia.

    Orang-orang dari seluruh dunia yang memohon doanya telah menyaksikan jawaban atas doa-doa mereka.

    Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus di kanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius XI.

    Ia dikenal sebagai “si Bunga Kecil” yang menunjukkan bahwa kecilnya tindakan kasih dan pengabdian dapat memiliki dampak besar dalam iman dan kehidupan orang lain.

    Pada tanggal 19 Oktober 1997, Theresia menjadi wanita ketiga yang diberi gelar Doktor Gereja, mengukuhkan warisan spiritualitasnya yang mendalam dalam Gereja Katolik.

    Editor: Redaksi
    Sumber: Berbagai olahan

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe

    Latest Articles