MAJALAHDUTA.COM, FEATURED- Zaman Renaisans telah membawa perubahan mendalam dalam cara pandang manusia terhadap diri mereka sendiri dan perannya dalam dunia.
Humanisme modern, salah satu pergerakan intelektual terpenting pada masa itu, menciptakan paradigma baru yang mengedepankan kemampuan kodrati manusia dan seringkali berada dalam konflik dengan agama Abad Pertengahan.
Namun, pertanyaan mendasar muncul: Mengapa humanisme ini tampaknya menjauhkan diri dari keyakinan agama, dan apakah ada sumbangan positif yang dapat diberikan oleh humanisme terhadap peradaban yang didasarkan pada pemikiran sekuler?
Pertanyaan pertama memicu beragam jawaban dari para pemikir humanis, terutama yang memiliki pandangan ateis. Mereka melihat agama sebagai penghalang terhadap pemahaman rasional tentang dunia dan manusia.
Namun, pertanyaan kedua mencoba mencari bukti konstruktif dalam konflik antara humanisme modern dan agama.
Ini bukan upaya untuk membenarkan ateisme, melainkan untuk mengidentifikasi aspek-aspek kemanusiaan yang telah diperkaya oleh pandangan dunia sekuler.
Selama beberapa abad terakhir, perdebatan antara humanisme dan agama telah membentuk jalan baru dalam pemahaman kita tentang eksistensi manusia dan perannya dalam masyarakat.
Selama perjalanan ini, perlu diingat bahwa refleksi ini tidak hanya tentang pemisahan antara agama dan humanisme, tetapi juga tentang bagaimana keduanya telah saling mempengaruhi untuk membentuk pandangan dunia modern yang kompleks.
Editor: MajalahDUTA.Com
Sumber: Buku Humanisme dan Sesudahnya (F. Budi Hardiman)