MajalahDUTA.Com, Suara DUTA- Orang pertama yang memunculkan filsafat adalah para filsuf alam dari Yunani. Mereka adalah Thales dari Miletos, menurutnya alam semesta ini terdiri dari: air. Anaximenes, asal mula dan dasar alam semesta ini adalah apeiron (sesuatu yang tidak dapat dipahami atau dijelaskan/dirupakan).
Menurut Anaximandros prinsip utama alam semesta ini terdiri dari air, api, tanah dan udara. Setelah muncul Socrates filsafat tidak lagi berbicara soal alam semesta, melainkan berbicara soal manusia.
Socrates memulai babak baru di mana soal etika dan keutamaan menjadi pokok pemikirannya. Ia mulai mempertanyakan apa arti hidup manusia?
Setelah itu muncullah Plato muridnya yang mulai membedakan antara doxsa dan episteme. Doxsa adalah pendapat pribadi yang belum teruji kebenarannya dan episteme adalah pengetahuan yang sudah diuji kebenarannya.
Menurut Plato realitas di dunia ini hanyalah bayang-bayang, pantulan, fotokopian, maya, dari dunia yang sebenarnya. Dunia yang sesungguhnya adalah dunia “idea” yang tidak dapat berubah dan diubah.
Dunia realitas ini sering kali berubah dan tidak menetap. Jadi esensinya adalah dunia “idea” dan bukan realitas. Aristoteles (384-322 sM) berbeda pendapat dengan gurunya Plato.
Menurutnya dunia yang sesungguhnya adalah dunia realitas (esensi itu adalah realitas). Dunia realitas itu bisa dijelaskan dengan hukum causalitas dan abstraksi sementara dunia idea adalah dunia utopia yang tidak jelas keberadaannya apakah ada atau tidak. Sebab tidak bisa diverifikasi exitensinya.
Menurut Aristoteles manusia adalah animal rasionale; animal simbolicum; homo faber (mahluk pekerja); homo ludens (mahluk yang suka bermain).
Filsafat disebut juga sebagai ilmu yang merupakan bagian dari pengetahuan atau salah satu khazanah pengetahuan. Mengapa filsafat penting? Karena dunia manusia sekarang ini semakin ditentukan oleh IPTEK. Hampir dalam segala hal, mulai dari pola pikir, cara hidup dan kebutuhannya.
Dapat dikatakan bahwa teknologi itu sudah menjadi bagian dari hidup manusia. Akibatnya muncul berbagai praktek pendewaan terhadap ilmu pengetahuan. Pada abad ke 18-19 muncul aliran Scienticum (Saintisme) yaitu ideologi yang berlebihan.
Ideologi ini meyakini bahwa IPTEK adalah satu-satunya jalan kebenaran. Maka diluar yang sifatnya ilmiah, tidak benar dan harus dibasmi.
Filsafat dan Pohon
Rene Descartes menyamakan filsafat dengan pohon, yang memiliki akar, batang, dan rantingnya. Akar filsafat adalah ontologi atau metafisika (teori atau pandangan tentang kepastian realitas).
Ilmu metafisika berusaha mewujudkan apakah realitas itu bersifat terbatas (finit) dan tidak terbatas (infinit) dalam ruang dan waktu. Apakah realitas itu imanen (dekat) atau transenden (jauh). Batangnya adalah epistemologi yaitu ilmu tentang pengetahuan. Bagaimana manusia bisa mengumpulkan pengetahuan.
Apakah manusia pernah tahu sesuatu atau tidak pernah tahu sesuatu atau seluruhnya. Bagaimana menjelaskan perbedaan epistemology dan doxsa. Apakah opini sama dengan pengetahuan? Dan apa itu kebenaran? Kapan kita sadar bahwa kita telah mencapai kebenaran dan mengapa kita jatuh dalam kesalahan, lalu apa bedanya kebenaran dan kesalahan?
Menurut Descartes filsafat adalah ilmu-ilmu praktis yang bermanfaat dan berguna untuk menyumbangkan kedamaian, dan kesejahteraan manusia. Ada empat cabang filsafat. Pertama, ilmu kedokteran, manfaatnya menjaga, memelihara, dan memulihkan kesehatan manusia. Kedua, ilmu Hukum manfaatnya berusaha mengatur, menertipkan interaksi manusia.
Mengubah manusia dari lupus (serigala) menjadi socius (teman). Ketiga, ilmu mekanika (iptek) yaitu ilmu hukum alam yang memproduksi barang-barang dari alam. Descartes mengatakan bahwa manusia harus menjadi master of natur.
Keempat, Ilmu teologi adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan dan tujuan akhir hidup manusia.
Manusia bukan hanya insan duniawi tapi juga insan rohani. Tujuan hidup manusia adalah mengatasi dunia ini agar mampu menuju kepada Allah dan memperoleh hidup surgawi. Itulah sebabnya filsafat disebut sebagai ibu; sumber dan akar dari segala ilmu pengetahuan yang ada.
Filsafat merangkum dan mengintegrasikan semua pengetahuan manusia. Karena pada zaman Yunani hingga abad 19 filsuf adalah juga seorang ilmuwan.
Bersambung…
Penulis: Samuel/DUTA- KOMSOS KA Pontianak
Sumber: Diramu dari berbagai sumber Buku dan internet