Friday, November 7, 2025
More

    Membersihkan jiwa-jiwa dengan mempromosikan bahasa damai

    MajalahDUTA.Com,– “Lidah lembut mematahkan tulang,” kata Kitab Amsal (25: 15). Lebih daripada sebelumnya, berbicara dengan hati saat ini sangat dibutuhkan untuk mempromosikan budaya damai di tempat-tempat di mana ada peperangan yang sedang berkecamuk, serta untuk membuka jalan yang memungkinkan dialog dan rekonsiliasi di mana kebencian dan permusuhan masih merajalela.

    Dalam konteks ruwetnya konflik global yang sedang kita alami, sangatlah mendesak untuk memelihara komunikasi yang tidak bermusuhan. Sungguh penting mengatasi kebiasaan “mendiskreditkan dan menghina lawan sejak awal [alih-alih] membuka dialog yang saling menghormati”.

    [5] Kita membutuhkan komunikator yang siap berdialog, terlibat dalam mempromosikan pelucutan senjata secara total, dan berkomitmen menghentikan ambisi perang yang bersarang di hati kita, sebagaimana pernah diserukan oleh Santo Yohanes XXIII secara profetik dalam Ensiklik Pacem in Terris (Damai di Bumi), “Perdamaian sejati hanya dapat dibangun dengan saling percaya” (art. 113). Sebuah kepercayaan membutuhkan komunikator yang terbuka, berani, dan kreatif, serta siap mengambil risiko untuk menemukan titik perjumpaan.

    Seperti yang terjadi 60 tahun silam, sekarang kita juga hidup di masa kelam, di mana umat manusia takut akan eskalasi perang yang harus dihentikan secepat mungkin, terutama juga pada tataran komunikasi. Sungguh mengerikan ketika mendengar betapa mudahnya mengucapkan kata-kata yang menyerukan penghancuran terhadap sesama dan wilayahnya.

    Kata-kata, sayangnya, sering berubah menjadi tindakan kekerasan nan keji seperti perang. Inilah sebabnya, mengapa semua retorika tentang perang dan setiap bentuk propaganda yang memanipulasi dan merusak kebenaran untuk tujuan ideologis, harus ditolak.

    Sebaliknya, setiap bentuk komunikasi yang membantu menciptakan kondisi untuk menyelesaikan perselisihan antarbangsa, harus dipromosikan.

    “Sebuah komunikasi menempatkan hubungan dengan Tuhan dan sesama– terutama yang paling membutuhkan– di pusat dan tahu bagaimana menyalakan api iman daripada mempertahankan identitas palsu diri sendiri,” Paus Fransiskus.

    Sebagai umat Kristiani, kita tahu bahwa nasib perdamaian ditentukan oleh pertobatan hati, karena virus perang berasal dari dalam hati manusia.

    [6] Dari hati itulah keluar perkataan yang benar untuk menghilangkan bayang-bayang dunia yang tertutup dan terpecah, juga membangun peradaban yang lebih baik dari yang telah kita terima sebelumnya.

    Setiap orang diminta untuk terlibat dalam upaya ini, tetapi mereka yang berkarya di bidang komunikasi diharapkan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar dan menjalankan profesinya sebagai sebuah tugas perutusan.

    Semoga Tuhan Yesus, Sabda Kebenaran dan Kasih, membantu kita untuk membicarakan kebenaran dalam cinta kasih, supaya kita dapat merasa seperti menjadi penjaga satu sama lain. “ Paus Fransiskus.

    Semoga Tuhan Yesus, Sabda Murni yang mengalir dari hati Bapa, membantu kita berkomunikasi dengan bebas, bersih, dan ramah. Semoga Tuhan Yesus, Sabda yang menjadi manusia, membantu kita mendengarkan detak jantung, menemukan kembali diri kita sebagai saudara dan saudari, dan melucuti permusuhan yang memecah-belah. Semoga Tuhan Yesus, Sabda Kebenaran dan Kasih, membantu kita untuk membicarakan kebenaran dalam cinta kasih, supaya kita dapat merasa seperti menjadi penjaga satu sama lain.

    Sumber: Basilika Santo Yohanes Lateran, Roma, 24 Januari 2023, pada Peringatan Santo Fransiskus de Sales. FRANSISKUS.
    Bagian 4: PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA KE-57 21 MEI 2023
    [1] Ensiklik Deus Caritas Est, art. 31 (25 Desember 2005). [2] Surat Apostolik Totum Amoris Est (28 Desember 2022). [3] Surat Apostolik Sabaudiae Gemma, pada Peringatan 400 Tahun Kelahiran Santo Fransiskus de Sales, Pujangga Gereja (29 Januari 1967). [4] Pesan untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-56 (24 Januari 2022). [5] Ensiklik Fratelli Tutti, art. 201 (3 Oktober 2020). [6] Lihat. Pesan untuk Hari Perdamaian Sedunia ke-56 (1 Januari 2023).

    Related Articles

    spot_img
    spot_img

    Latest Articles