MajalahDUTA.Com, Suara DUTA– Manusia berfilsafat karena manusia ingin tahu rahasia alam semesta dan segala peristiwa yang ada di dalamnya. Why is there something rather there nothing (mengapa ada sesuatu dan bukannya ketiadaan semata).
Mengapa ada manusia; mengapa ada kematian; penderitaan; ketidakadilan; kejahatan? Kemudian pertanyaanya berlanjut “Apa penyebab adanya segala sesuatu? Apa penyebab penderitaan dan keberadaan manusia?
Setelah itu manusia mulai bertanya “apa arti segala sesuatu?” apa arti perang, penderitaan, hidup manusia, kedamaian, kematian dsb.
Dalam wilayah ini manusia tidak lagi bertanya mengenai “penyebab” tapi “mengapa ada kematian” Apa tujuan hidup?
Apa makna di balik penderitaan? Apakah penderitaan itu memanusiakan manusia atau sebaliknya?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendorong manusia untuk berfilsafat.
Kehausan manusia untuk mencari jawaban terhadap segala hal yang dipertanyakannya. Dalam berfilsafat manusia tidak terbatas terhadap hukum-hukum alam dan kitab suci manapun.
Berbeda dengan ilmu-ilmu empiris yang membatasi dirinya pada bidangya masing-masing seturut hukum dan aturannya.
Sementara filsafat selalu mencari kemungkinan-kemungkinan baru yang memungkinkan penciptaan-penciptaan baru.
Baca Lanjutannya….
Penulis: Samuel- DUTA/KOMSOS KA Pontianak
Sumber: Berbagai sumber, buku Filsafat yang diramu