spot_img
Wednesday, May 31, 2023
More

    Relevansi Kata Healing dalam Konsep Kebahagiaan Menurut St. Agustinus

    Oleh: Ricky Setiawan Pabayo

    MajalahDUTA.Com, Featured- Relevansi Kata Healing dalam Konsep Kebahagiaan Menurut St. Agustinus.

    PENDAHULUAN

    Kebahagiaan adalah suatu hal yang ingin dicapai oleh setiap orang, namun kebanyakan orang zaman sekarang tidak mengetahui bagaimana kebahagiaan tersebut bisa tercapai. Menurut kebanyakan orang, kebahagiaan dapat diraih dengan memanjakan diri atau lebih mengarahkan ke hal-hal yang dapat membuat mereka senang. Dalam ajaran Agustinus yang mengatakan bahwa kebahagiaan adalah bersatunya antara manusia dengan Allah, dalam hal ini dapat dimengerti dengan baik.

    Bahwa, kebahagiaan sejati pada dasarnya ketika manusia berhasil menemukan Allah yang hadir dalam hidup manusia. Kebahagiaan adalah suatu pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri yang mempunyai sebuah energi yang positif dalam dirinya sendiri, seperti halnya kesenangan dan sebuah zona nyaman.

    Permasalahan yang sering dijumpai ketika mendapatkan orang-orang yang sedang bersedih, lebih memutuskan dengan namanya Healing, Healing yang dimaksudkan sebagian orang adalah keluar dan mencari kebahagiaan agar mereka bisa melupakan masalah yang didapati.

    Namun, apabila pengertian Healing kita terjemahkan dalam KBBI. Kata Healing diartikan sebagai penyembuhan diri dalam hal Psikologi. Namun kebanyakan orang lebih memusatkan kebahagiaan duniawi nya sendiri ketimbang memikirkan kebahagiaan rohaninya. Tanpa disadari, dengan memaknai kebahagiaan rohani dalam menempuh hidup dengan mencari Tuhan maka, kebahagiaan duniawi juga akan terpenuhi.

    A. Kebahagiaan

    Kebahagiaan adalah suatu bentuk umum dalam mengekspresikan diri dalam bentuk wujud gembira, senang atau meliputi suasana hati yang bahagia, dan ketenteraman hidup. Kebahagiaan dapat dirujuk pada sebuah perasaan yang mengacu dalam dirinya yang tidak muncul satu perasaan. Suasana hati yang gembira merupakan suatu keinginan dari dalam diri manusia, karena manusia hidup, ingin mencapai sebuah kebahagiaan. Tanpa adanya kebahagiaan maka kehidupan yang dilalui akan terasa penuh dengan kekosongan. Aliran energi yang positif dan dapat membuat manusia merasakan adanya sebuah perasaan senang yang berlebihan sehingga aliran negatif pun dapat dihilangkan.

    Dalam diri manusia, tidak hanya ada sebuah kebahagiaan saja, melainkan masih ada namanya sebuah perasaan sedih yang mungkin bisa terjadi kapan saja. Perasaan sedih bisa terjadi karena melalui konflik yang terjadi antara sesama manusia. Dengan adanya perasaan sedih yang dirasakan, dapat mengganggu kesehatan mental dalam diri manusia dan hal ini perlu diperhatikan secara khusus. Dengan kesehatan mental yang buruk. Maka, kehidupan manusia tidak akan menemukan sebuah kebahagiaan yang diinginkan, sehingga perlulah sebuah perbaikan terhadap diri manusia.

    Dalam proses menemukan kebahagiaan juga tidaklah mudah. Kebahagiaan yang seperti apa yang diinginkan dalam diri manusia sehingga mereka dapat dikatakan sebagai makhluk yang bahagia. Kebahagiaan yang didapatkan juga tidak menjamin dapat bertahan begitu lama dalam hidup manusia.

    Karena kebahagiaan tersebut bisa saja hilang kapan saja ketika perasaan negatif dalam diri tumbuh dan perlahan-lahan menguasai perasaan hati yang lagi senang. Kebahagiaan memang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia, karena manusia hidup untuk menemukan kebahagiaannya. Pada teori penciptaan, manusia merupakan salah satu bentuk ciptaan yang paling baik dari semua ciptaan yang ada di bumi.

    Kebahagiaan didapatkan, ketika seseorang berhasil menghargai dirinya sendiri, yang berani menerima dirinya dengan segala kekurangan yang ada tanpa harus membatasi dan mempunyai sebuah rasa kepercayaan yang cukup untuk berani menerima pernyataan di atas. Namun kebanyakan orang, tidak pernah berani untuk menerima segala kondisi yang ada dalam dirinya sendiri. Ketika harus berjumpa dengan seseorang yang melebihi dari dirinya. Mulailah timbul sebuah rasa kurang percaya diri, sehingga timbul sebuah pemikiran yang mengatakan bahwa dirinya lebih buruk dari orang yang ia jumpai.

    Baca juga: Menelaah Pikiran Dr. P.A van der Weij Tentang Dunia Kayangan Plato

    Keberanian dalam menerima diri tanpa disadari membuka gerbang berikutnya untuk menemukan sebuah kebahagiaan. Yaitu mampu untuk bersikap optimis. Dengan mampu bersikap optimis setiap individu dapat menghadirkan diri untuk mempunyai pandangan hidup yang lebih tepat untuk masa depannya atau membayangkan dirinya sukses dan selalu bahagia.

    Sikap Optimis yang didapatkan mampu membawa sebuah energi yang positif dalam diri manusia. Energi yang ditimbulkan mampu membuat seseorang lebih percaya diri dalam menghadapi situasi yang seolah-olah dapat membuatnya menjadi kurang optimis. Dengan optimis seseorang mampu untuk memotivasi pada dirinya sendiri. Semua yang ada di hadapannya juga dapat diselesaikan dengan baik dan melihat sesuatu dari sebuah pemikiran yang positif.

    Kebahagiaan yang hadir dalam diri manusia mampu membuat seseorang untuk lebih mengendalikan dirinya sendiri. Dengan kekuatan dan kelebihan yang ada dalam diri, membuat seseorang berhasil lebih baik dalam hal pekerjaan ataupun yang lainnya. Dengan mampu mengendalikan dirinya sendiri mereka akan merasa lebih bahagia.

    B. Kebahagiaan Dalam Pandangan Agustinus.

    Setiap manusia pasti menginginkan sebuah kebahagiaan dalam hidupnya, manusia mulai belajar dan mulai mencari dalam kehidupan, kebahagiaan seperti apa yang dapat diperolehnya. Agustinus memulai pertanyaan refleksi dalam menemukan kebahagiaan yang ia cari melalui ingatan. Melalui sebuah kata ingatan Agustinus mengatakan, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang dapat dilihat secara jelas dan nyata melalui panca indra penglihatan manusia. Melainkan, sudah ada sejak manusia dilahirkan. Sehingga Agustinus beranggapan bahwa Kebahagiaan dan Tuhan sudah ada dalam ingatannya.

    Kehidupan yang bahagia didapatkan melalui sebuah sukacita dari kebenaran. Karena dalam kebahagiaan terdapat relasi yang kuat di dalamnya, hubungan tersebut adalah kebahagiaan dan kebenaran yang menjadi satu kesatuan, yaitu Tuhan sendiri. Dari hal tersebut muncul sebuah pertanyaan, mengapa manusia tidak bahagia? Ketidak-bahagiaan manusia datang karena manusia tidak pernah mencintai pencipta-Nya secara tulus, atau mencintainya secara rendah, dan lebih mencintai dirinya sendiri, dan tanpa disadari dari hal itu manusia sampai sekarang masih mencari sebuah kebahagiaan yang seperti apa yang mereka inginkan.

    Menurut Agustinus, Manusia bebas dalam memilih kehendak. Antara memilih mengarahkan diri kepada Tuhan atau lebih menjauhkan diri kepada Tuhan. Kejahatan yang timbul di dalam manusia dikarenakan kehendak bebas dalam diri manusia yang menjauhkan diri terhadap Tuhan, sehingga melakukan penyimpangan dan menolak untuk mengikuti kehendak Tuhan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kehendak bebas manusia yang memusatkan pada kehendak Tuhan. Sehingga, hal tersebut membawa manusia menemukan kebaikan selama hidupnya.

    Allah merupakan kebahagiaan yang ada dalam diri manusia, yang dapat dilihat dari dua sudut pandang, sudut pandang objektif dan sudut pandang subjektif. Dalam sudut pandang objektif meletakkan Allah sebagai nilai yang tertinggi dalam kehidupan manusia, dan menyerahkan sepenuhnya atas kehendak yang dilakukan Allah dan diterima dengan baik oleh manusia. Keselarasan dalam menyatukan kedua sudut pandang tersebut dapat membantu manusia untuk menemukan kebahagiaan yang melalaui dorongan hati, yaitu cinta kasih melalui Allah.

    Kebahagiaan dalam Tuhan bagi Agustinus menimbulkan sebuah kebaikan. Kebaikan yang hadir didapatkan melalui rahmat yang diberikan Tuhan. Apabila manusia melalaikan kehendak Tuhan maka timbullah sebuah kejahatan dalam diri, kejahatan juga tidak bisa dikatakan berasal dari hal yang positif ataupun Tuhan. Kejahatan hadir dalam diri manusia karena kehendak yang menjauh dari Tuhanlah, sehingga hal tersebut muncul dan perlahan-lahan menyelimuti dalam diri.

    Baca juga: Jenazah Para Kudus yang Tidak Rusak

    Menurut Agustinus kekurangan dari kebaikan disebut sebagai ketidak-teraturan atau kehendak yang tidak diarahkan kepada Tuhan. Sehingga dapat dimengerti bahwa Dosa merupakan kekurangan dari sebuah keteraturan. Dosa yang ada dalam diri manusia membuat manusia tidak bisa hidup bahagia, kehendak yang tidak diarahkan kepada Tuhan menyebabkan manusia tidak menemukan kebahagiaan sejatinya. Karena menurut Agustinus Kebahagiaan hadir dikarenakan manusia dapat memusatkan atau bersatu dalam Tuhan dan melakukan kehendaknya sesuai dengan rahmat dan cinta kasih yang diberikan Tuhan kepada manusia. Apabila manusia lebih memilih untuk jatuh ke dalam dosa maka, tingkatan kebenaran yang dicintainya masih rendah. Karena kebenaran yang sejati terdapat dalam Tuhan yang merupakan pencipta manusia dan memiliki nilai tertinggi yang luhur.

    C. Hati Nurani Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan.

    Manusia selalu memiliki pengalaman yang berkaitan dengan hati nurani dan mungkin saja pengalaman itu adalah perjumpaan dengan moralitas sebagai kenyataan hidup. Sulit untuk menunjukkan pengalaman lain yang dengan begitu terus terang menyingkapkan dimensi etis dalam hidup kita. Karena itu pengalaman tentang hati nurani itu merupakan jalan masuk yang tepat untuk suatu studi mengenai permasalahan etika.

    Hati nurani sendiri dapat dikatakan sebagai Instansi dalam diri kita yang menilai tentang moralitas perbuatan-perbuatan kita, secara langsung, kini, dan disini. Dengan hati nurani kita maksudkan penghayatan tentang baik dan buruk berhubungan dengan tingkah laku kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Apabila seseorang meragukan hati nuraninya dan tidak mengikutinya, berarti seseorang tersebut menghancurkan pribadinya sendiri serta melakukan penghianatan martabat terdalam hidupnya.

    Hati nurani juga adalah kesadaran moral yang membuat kita menyadari yang baik dan buruk dalam perilaku kita. Oleh karena itu dapat Hati Nurani dapat membawa seseorang dan membimbing segala perbuatannya dalam bidang kehidupan. Hati nurani juga masih ada kaitannya dengan arti kata kesadaran, dalam hati nurani berlangsung juga penggandaan yang sejenis, jadi bukan saja manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat moral, tapi ada juga yang turut mengetahui tentang perbuatan-perbuatan moral Manusia. Dalam diri manusia, seperti ada sebuah instansi yang dapat menilai dan membimbing semua perbuatan-perbuatan yang manusia lakukan dari segi moral. Kenyataan itu diungkapkan dengan baik melalui kata latin Conscientia.

    Didalam “KGK 1779” Hati nurani adalah keputusan akal budi, dimana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia rencanakan, sedang dilaksanakan atau sudah terlaksanakan, baik atau buruk secara moral. Didalam lubuk hati nuraninya, manusia menemukan hukum yang tidak bisa disangkal oleh dirinya sendiri, melainkan harus ditaatinya. Hati nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya.

    Didalam lubuk hati seseorang bekerjalah hati nurani. Pada waktu tertentu ia memberi sebuah perintah untuk melakukan yang baik dan mengelakkan perbuatan yang jahat. Ia juga dapat menilai keputusan konkret, dimana Ia menyetujui perbuatan yang baik dan menolak sebuah perbuatan yang jahat. Memberikan sebuah kesaksian tentang arti kebenaran dalam hubungan dengan kebaikan tertinggi, yaitu Allah, oleh siapa manusia ditarik, dan hukum-hukum siapa manusia terima. Manusia yang bijaksana dapat mendengarkan suara Allah, yang berbicara didalamnya.

    Sabda Tuhan merupakan terang yang membentuk suara hati, yang harus kita terapkan dalam hidup kita dalam iman dan doa, oleh bimbingan Roh Kudus, dibantu oleh kesaksian ataupun nasihat orang lain dan juga oleh pengajaran Gereja. Hati Nurani adalah sebuah kemampuan Akal Budi manusia yang memiliki dua fungsi yang unik dan saling berkaitan dalam suatau gerakkan yang dinamis dan harmonis. Hati Nurani keputusan akal budi dimana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia rencanakan. Fungsi praktis Hati Nurani ini yang membuat Thomas Aquinas juga menyebutnya sebagai akal budi praktis yang dibimbing oleh keutamaan kebijaksanaan.

     D. Healing

    Siapakah yang mau hidup didunia dengan penuh penderitaan, sedangkan hakekat manusia diciptakan untuk menemukan sebuah kebahagiaan. Tidak ada satupun manusia yang ingin hidup diatas penderitaan. Banyak orang melakukan segala cara untuk menemukan kebahagiaan mereka. Meskipun sekedar dengan jalan-jalan bersama teman, ataupun menghabiskan waktu untuk mengisi minat yang diinginkan. Isitlah healing dalam Bahasa gaul menjadi salah satu tren yang sangat digemari oleh kalangan orang-orang. Walaupun banyak begitu tidak banyak orang yang paham akan arti kata tersebut.

    Healing adalah kegagalan dalam suatu hal, terpuruk dan kelelahan dalam segi emosional dan sesuatu hal yang tidak diinginkan dapat terjadi kapan saja dalam hidup seseorang. Kata healing tersebut lebih diarahkan kepada penyembuhan diri pribadi, baik luka batin atau merasa disakiti. Proses penyembuhan yang terjadi juga tidak sedemikian rupa terjadi berkat diri sendiri. Melainkan, berkat bantuan orang lain dalam penyembuhan tersebut.

    Masalah kehidupan yang dirasakan manusia seolah-olah merupakan beban yang paling berat dalam menjalani kehidupan. Namun, apakah kesadaran yang mereka miliki dapat membantu mereka berpikir, bahwa di luar sana masih banyak orang-orang yang merasa lebih berat hidupnya. Dalam menyembuhkan diri, dan menemukan kebahagiaannya, banyak orang rela untuk keluar dan memanjakan diri mereka, agar masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

    Menemukan kebahagiaan dalam self healing merupakan hal yang dilakukan oleh setiap orang, Healing dapat membantu menemukan solusi ketika dalam keadaan sulit. Keadaan sulit tersebut tidak akan dapat berjalan dengan lancar apabila Healing tidak dimaknai dengan mendalam dalam menemukan kebahagiaan. Terkadang ketika orang-orang sedang melakukan Healing namun ketika sudah selesai dengan apa yang ia lakukan. Maka masalah tersebut kembali lagi.

    Baca Juga: Meminjam Kata Santo Fransiskus: Bila Terjadi Penghinaan, Jadikanlah Kita Pembawa Damai

    Hidup yang bermakna merupakan salah satu akses jalan menuju kepada kebahagiaan. Kehidupan yang bermakna tidak luput dari adanya faktor-faktor pendukung. Semisalnya, hubungan antar satu sama lain yang menimbulkan dampak harmonis, saling mengerti, saling menghormati dan membuat banyak sekali manfaat dalam kehidupan di sekitar. Maka dari itu seseorang akan mendapatkan namanya kebahagiaan hidup. Apabila Healing dilakukan dengan tepat dan benar. Walaupun kata Healing masih sangat awam untuk dimengerti, namun apabila langkah-langkah yang dilakukan sudah tepat. Maka kebahagiaan yang dikarenakan Healing akan didapatkan.

    E. Relevansi antara kebahagiaan menurut Agustinus dan Pengertian kata Healing.

    Agustinus sangat baik dalam merumuskan arti kata kebahagiaan yang tidak hanya merujuk dalam perkara duniawi, namun Agustinus dapat mengolahnya ke dalam hal yang Rohani. Dengan menemukan Allah, manusia bisa merasakan namanya kebahagiaan sejati dengan mengikuti kehendak yang diberikan Tuhan kepada hidup manusia. Kehidupan manusia pada dasarnya tidak luput dari berbagai hal yang dapat membuat mereka jatuh ke dalam dosa. Dikarenakan, kehendak bebas yang mereka punya sehingga manusia bebas dalam memilih kehendak tanpa harus memikirkan kehendak yang Tuhan berikan kepada manusia.

    Ketika seseorang yang mengalami penderitaan dalam hidupnya atau memiliki tekanan emosional yang mampu membawa mereka merasa terpuruk. Maka, solusi yang paling tepat adalah dengan Healing atau lebih melakukan penyembuhan dalam diri dengan keluar dan melupakan apa yang terjadi. Namun, apabila direfleksikan dengan sangat mendalam, hal tersebut tidak seutuhnya dapat terselesaikan. Melainkan akan masih membekas dalam diri dan sewaktu-waktu dapat timbul kembali dan menyelimuti diri seseorang dalam keterpurukannya.

    Dengan bantuan konsep kebahagiaan yang dirumuskan oleh Agustinus. Healing bisa dilakukan dengan bersamaan sambil menemukan Tuhan yang ada dalam diri manusia. Seperti halnya melakukan wisata rohani ataupun lebih mengarah ke hal-hal yang positif yang dapat membantu manusia menemukan Tuhan. Dengan melakukan Healing yang dilakukan bersamaan untuk melakukan kehendak Tuhan. Pasti hasilnya akan sangat baik. Kebanyakan orang melalaikan akan hal ini, kenapa hal yang berbau Rohani harus disangkutpautkan dengan proses Healing. Sebuah pertanyaan yang sangat menarik untuk dijawab. Dengan melakukan proses Healing yang dilakukan bersamaan dengan yang berbau Rohani akan lebih terasa maknanya ketika kita mampu menyelesaikan atau menyembuhkan diri kita terhadap luka yang dirasakan. Dengan bantuan kehendak Tuhan yang diberikan. Mampu membuat manusia pulih secara menyeluruh. Seperti yang tercantum dalam ayat alkitab. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan”.

    Agustinus dapat menemukan Tuhan, ketika ia mampu menemukan Tuhan dalam segala perkara yang dialaminya. Maka Agustinus mengatakan bahwa, kebahagiaan akan didapatkan ketika kita berhasil menemukan Tuhan di dalam diri kita. Dengan bantuan Tuhan maka semua penderitaan yang kita rasakan akan diberikan kelegaan dan sangat membantu untuk lebih matang dalam mempersiapkan diri untuk terus menaburkan kebahagiaan terhadap orang lain.

    KESIMPULAN

    Dalam kehidupan manusia, semua orang menginginkan namanya sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan yang didapatkan juga merujuk pada diri sendiri yang mampu melaksanakannya dengan baik. Namun, tidak semua kebahagiaan itu bisa dirasakan. Dibalik kebahagiaan pasti ada namanya sebuah penderitaan. Penderitaan yang dirasakan juga merupakan salah satu hal yang tidak ingin dalam hidup manusia. Dengan berbagai cara yang dilakukan manusia berusaha untuk mengobati hal tersebut dan menemukan kebahagiaannya tersendiri.

    Dalam pengertian Kebahagiaan yang disampaikan oleh Agustinus adalah sebuah proses penyatuan diri kepada kehendak Allah untuk menemukan kebahagiaan sejati. Agustinus mengatakan hal demikian untuk membantu setiap manusia mampu menemukan kebahagiaan sejatinya di dalam melakukan kehendak Tuhan. Walaupun demikian kebanyakan orang tidak menyadari akan hal ini. Ketika mereka merasa dalam hal yang sulit hal terutama yang mereka lakukan adalah Healing atau melakukan penyembuhan dan menemukan kebahagiaannya sendiri.

    Manusia selalu memiliki pengalaman yang berkaitan dengan hati nurani dan mungkin saja pengalaman itu adalah perjumpaan dengan moralitas sebagai kenyataan hidup. Dengan hati nurani kita maksudkan penghayatan tentang baik dan buruk berhubungan dengan tingkah laku kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Sabda Tuhan merupakan terang yang membentuk suara hati, yang harus kita terapkan dalam hidup kita dalam iman dan doa, oleh bimbingan Roh Kudus, dibantu oleh kesaksian ataupun nasihat orang lain dan juga oleh pengajaran Gereja. Hati Nurani adalah sebuah kemampuan Akal Budi manusia yang memiliki dua fungsi yang unik dan saling berkaitan dalam suatu gerakkan yang dinamis dan harmonis.

    Proses Healing sebenarnya dapat dilakukan dengan mengikuti pengertian kebahagiaan menurut Agustinus yang mengatakan bahwa kebahagiaan sejati hadir ketika manusia menemukan Tuhan. Healing yang dilakukan juga bisa dikolaborasikan bersamaan dengan menemukan Tuhan. Salah satu contoh dengan melakukan Healing ke hal-hal yang berbau rohani, atau menghabiskan waktu dalam melakukan kehendak Tuhan.

    Pemaknaan hidup dapat terjadi ketika seseorang menemukan kebahagiaannya, namun kebahagiaan tersebut tidak luput dari kerja tangan Tuhan yang membantu manusia menemukannya. Dengan berhasil melakukan kehendak yang diinginkan Tuhan terhadap dalam diri manusia. Maka pemaknaan hidup tersebut tidak akan sia-sia ketika mendapatkan sebuah kebahagiaan. Proses Healing dengan memaknai kebahagiaan menurut Agustinus sangatlah cocok apabila manusia ingin hidup penuh dengan kebahagiaan. Karena Tuhan mampu membawa manusia menemukan kebahagiaan sejatinya apabila, manusia benar-benar mau menerima Tuhan dan melakukan kehendak yang diinginkan.

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Bahagia. Pada KBBI Daring. Diakses 16 April 2022, dari https://kbbi.web.id/bahagia.

    Copleston, Frederick, A History of Philosophy, Volume II: Medieval Philosophy, Images Books, New York, 1993.

    Adi, F X Prathama. “Kajian Kosmologi Menurut Aurelius Agustinus Dalam,” n.d., 1–109.

    Asmana, Abi. “Augustinus : Kebahagiaan Dan Transendensi.” legal and general knowledge, 2020. https://legalstudies71.blogspot.com/2017/10/augustinus-kebahagiaan-dan-transendensi.html.

    Fuad, Muskinul. “Psikologi Kebahagiaan Manusia.” KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 9, no. 1 (2017): 114–32. https://doi.org/10.24090/komunika.v9i1.834.

    Gusmulyadi, Hendri. “Healing Itu Artinya Apa Ya Dalam Bahasa Gaul? Cek Apa Itu Atau Arti Healing Disini.” TRIBUNPEKANBARU.COM, 2022. https://www.msn.com/id-id/berita/other/healing-itu-artinya-apa-ya-dalam-bahasa-gaul-cek-apa-itu-atau-arti-healing-disini/ar-AATLyoj.

    Kurniasih, Wida. “Pengertian Optimis, Ciri-Ciri Dan 5 Manfaatnya.” gramedia blog, 2021. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-optimis/.

    Rahmasari, Diana. Self Healing Is Knowing, 2020.

    Riadi, Muchlisin. “Kebahagiaan (Happiness) – Pengertian, Aspek, Ciri Dan Faktor Yang Mempengaruhi.” kajian pustaka, 2021.   https://www.kajianpustaka.com/2021/09/kebahagiaan-happiness.html.

    Bertens, K. ETIKA. jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 1993.

    Listiati, Ingrid. “Tentang Suara Hati.” Katolisitas.org, 2018. https://katolisitas.org/tentang-suara-hati/.

    Phang, Benny. Andai Kautahu Karunia Allah. Malang: Karmelindo, 2020.

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe

    Latest Articles