Tuesday, December 5, 2023
More

    “Mari Ubah Kebencian Menjadi Kasih,” Ungkap Pastor Oktavianus

    By A Ong| OMK Paroki Pahauman

    MajalahDUTA.Com, Pahauman |24 Desember 2021| Perayaan misa Malam Natal di Pahauman berjalan dengan sederhana tetapi tetap meriah. Hal itu oleh A Ong seorang pemuda OMK di Pahauman yang menuliskan secuplik kisah homili dari Pastor Paroki tentang malam natal.

    Sebelum umat Paroki Santo Yohanes Pemandi Pahauman masuk ke gereja umat terlebih dahulu mencuci tangan dan pengecekkan suhu setelah itu umat dipersilahkan masuk.

    Umat yang hadir juga tetap mematuhi Protokol Kesehatan.

    Misa malam natal tanggal 24 Desember 2021 dipimpin langsung oleh Pastor Oktavianus Gerotek OFMCap dan Koor malam natal misa kedua dipersembahkan oleh OMK Paroki Santo Yohanes Pemandi Pahauman.

    Kegelapan Hati

    Dalam kothbah yang disampaikan oleh Pastor Paroki, Pastor Oktavianus Gerotek OFMCap dijelaskan bahwa Natal itu membawa terang dan natal itu mengusir kegelapan.

    Bagi Pastor Oktavianus kelahiran Yesus merupakan kelahiran yang menghalau kegelapan kota Betlehem sejalan dengan itu pula kegelapan hati para pemilik penginapan yang tidak bersedia dan menolak kehadiran Juru Selamat.

    Kegelapan hati Raja Herodes dan kegelapan hati ribuan manusia yang tidak bersedia menyambut kedatangan-Nya, dengan kelahiran Yesus bangsa-bangsa yang hidup dalam kegelapan akan melihat terang yang besar.

    Sukacita Natal di tengah Pandemi

    Dalam kesempatan itu juga Pastor Oktavianus juga mengajak umat bahwa sudah selayaknya peristiwa natal dikenangkan ini mendatangkan suka cita bagi semua orang.

    Dengan perayaan natal maka proses karya penyelamatan umat manusia sudah dimulai dan terlaksana oleh Allah.

    “Janji-janji yang disampaikan oleh Allah menjadi kenyataan,” kata Pastor Oktavianus.

    Pastor juga menegaskan bahwa dalam diri Yesus yang terbaring di palungan Allah mendatangi umatnya Ia datang kepada murid-Nya tanpa membeda-bedakan status, pangkat, suku atau bangsa.

    “Ia datang dan merangkul orang buta, sakit, lumpuh dan orang-orang menderita,” kata Pastor Oktavianus.

    Pastor Oktavianus melanjutkan dalam homilinya bahwa Yesus yang datang kepada mereka (murid-murid-Nya) yang bersedia membuka hati dan mengimani-Nya membangun persaudaraan bersama Yusuf dan Maria Yesus tidak merasa sakit hati dan tidak menaruh dendam kepada pemilik penginapan yang menolak mereka.

    Mereka juga tidak mengusir para gembala yang mendatangi mengunjungi mereka.

    Dengan merayakan natal berarti manusia bersedia menjadi rekan seperjalanan dalam karya keselamatan-Nya.

    Kebencian menjadi kasih

    Bersama dengan Yesus yang lahir ditengah tengah manusia, untuk itu manusia diharapkan menjadi terang baru dalam keluarga, lingkungan, dan masyarakat.

    “Merayakan natal tahun ini harus menjadi kesempatan bagi kita untuk bersaksi dan bertindak mengubah kegelapan yang mewujud dalam berbagai bentuk menjadi terang,” pesan Pastor Oktavianus.

    Mengubah kebencian menjadi kasih dan menerima perbedaan dengan saling menghormati satu sama lain.

    Semua itu akan terwujud jika manusia bersedia merobohkan sekat-sekat suku, agama bangsa dan lain-lain.

    “Jika kita bersedia hidup sebagai saudara bagi semua orang, jika kita bersedia mengulurkan tangan bagi mereka yang menderita. Inilah panggilan kita sebagai pengikut kristus masa kini,” ungkap Pastor.

    Menutup homilinya, Pastor Oktavianus mengajak umat untuk membangun persaudaraan, atas dasar cinta kasih dalam hidup sehari-hari.

    “Selamat Natal imanuel Allah Beserta Kita,” tutupnya.

    Yesus Kristus yang kita rayakan kelahiran-Nya mendorong kita untuk mencari jalan-jalan baru yang kreatif untuk saling mengasihi, mewartakan keadilan, dan membawa damai sejati seperti tema natal kita pada tahun ini yakni “Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakan Persaudaraan” (bdk. 1 Petrus 1:22)

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe

    Latest Articles