MajalahDUTA.Com, Landak – Mgr. Agustinus Agus meminta para Dewan Pastoral Paroki St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Simpang Tiga yang beralamat di Semade, Banyuke Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat untuk memerangi budaya ketidakpedulian terutama di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Pengumuman Pelaksanaan Misa di Paroki Katedral Santo Yosef
Perubahan datang dari kehidupan yang selaras dengan ciptaan, di bawah tanda pandemi Covid-19 saat ini justru sebagai umat tidak hanya saling menjaga nyawa namun harus menjaga jiwa. Hal ini Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus ungkapkan dalam pelantikan 44 anggota Dewan Pastoral Paroki St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus Simpang Tiga, pada Jumat pagi, 9 Juli 2021.
Melayani dengan Akal Budi
Dalam homilinya, Mgr. Agustinus Agus mengisahkan peranan teknologi dalam membantu menyelaraskan perkembangan keadaan sekaligus menghimbau untuk cermat dalam menggunakan teknologi tersebut.
“Cermat yang dimaksud disini adalah pintar untuk membaca tanda-tanda zaman. Maka dari itu sebagaimana dikatakan dalam Kitab Suci yaitu ‘tulus seperti merpati, licik seperti ular.” Lanjut Mgr. Agus. “Licik yang dimaksud disini yaitu bermakna positif, lebih tepatnya menggunakan akal budi dalam melayani dan bekerja.”
Diantara banyaknya tafsiran tentang perkataan tersebut, Mgr. Agus menyederhanakannya bahwa dalam kondisi pandemi Covid-19, sebagai anggota DPP untuk periode 2021-2024 harus mampu untuk membaca tanda-tanda zaman.
Baca Juga: Paus pulih secara normal; Minggu ‘Angelus’ dari rumah sakit
“Jangan kemudian karena zaman, semangat melayani menurun karena dimanjakan oleh sajian misa online ditengah pandemi,” lanjut Uskup. “Ini bukan berarti boleh ngumpul dalam kerumunan, namun justru kesempatan ini digunakan untuk mengoptimalisasikan diri dan memaksa umat secara sadar menghayati iman di tengah krisis dunia.”
Sebagai Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agus juga curhat bahwa tidak sedikit juga orang yang ingin menjatuhkan karena kebijakan yang dibuat olehnya, terutama dalam masa pandemi Covid-19. Namun disisi lain, Mgr. Agus mempertahankan simbol-simbol dari esensi gereja.
Menjaga nyawa dan jiwa
Selaras dengan berita tersebut, Mgr. Agustinus Agus mengungkapkan bahwa yang paling penting dimasa pandemi Covid-19 saat ini, peranan umat harus nyata dan memiliki dampak positif yang besar baik dari perkembangan iman maupun kesehatan.
Baca Juga: Kongregasi SFIC Provinsi Indonesia Terima 18 Postulan, 15 Novis, 3 Suster Kaul Perdana
“Bagaimana caranya menjaga nyawa ditengah pandemi Covid-19? Hal yang mudah adalah mendukung pemerintah untuk kampanye suntik vaksin dan tetap mengenakan protokol kesehatan,” tambah Uskup. “Dilain sisi, sebagai umat katolik jangan sampai kehilangan esensi ‘kekatolikkannya’, karena selain menjaga nyawa, umat Kristiani juga harus menjaga jiwa. Karena dengan itulah, dasar iman dan simbolik dari iman akan Kristus.”